Bulan Perburuan

Bulan puasa sudah di depan mata. Tak terasa waktu cepat sekali ya berlalu. Sudah mau lebaran lagi, berarti nanti akan mudik lagi ke Medan. Dough, rindunya saya pada Medan. Rindu pada Soto Sinar Pagi, pada Mie JanDa, Lontong Glugur, NasGor Fountain, Nelayan… beuh. Terlalu banyak makanan enak di Medan yang harus digilir, mudah-mudahan waktunya cukup.

Bulan puasa juga berarti bulan pengeluaran tinggi. Uang belanja untuk bedinde tentunya akan dikasih lebih, biar mereka bisa beli tambahan kudapan atau minuman yang segar-segar untuk hidangan berbuka. Kemudian juga siap-siap thr untuk bedinde-bedinde di rumah. Dan juga thr untuk diri sendiri dan keluarga.

Dan ini adalah bulan puasa pertama saya di Jakarta, setelah dua tahun kemarin tidak berpuasa. Tahun pertama tidak puasa karena hamil, tahun kedua tidak puasa karena masih menyusui. Mudah-mudahan tahun ini puasa saya lancar, even harus sendirian berpuasa, tidak apa-apa.

Habis lebaran, biasanya akan ada perburuan asisten lagi. Capek juga, tiap tahun pasti begini, harus cari babysitter barulah, bedinde barulah. Kalau si babysitter memang sudah dari bulan lalu sounding, katanya habis lebaran dia mau berhenti kerja, karena harus ikut suaminya ke Jogja. Dia sih menawarkan saudaranya yang juga sudah pengalaman jadi babysitter sebagai pengganti dirinya, tapi saya ragu karena saudaranya itu masih umur tujuh belasan, dan tidak mau melalui yayasan. Saya tidak berani ambil babysitter kalau bukan dari yayasan. Sekarang banyak orang jahat bo’. Apalagi anak saya itu agak parbada (:D), kalau dapat babysitter yang gak sabaran, waduhhh takut ntar kenapa-kenapa.

So, berarti perburuan babysitter akan dimulai kembali, sama seperti tahun lalu. Kalau sudah begini, baru deh terpikir betapa enaknya kalau saya bukan pegawai kantoran. Lebih enak jadi enterpreneur, waktunya lebih fleksibel jadi bisa sambil mengurus anak. Sekarang sedang dirintis pelan-pelan. πŸ™‚

Kemudian bedinde. Bedinde di rumah ini kan punya kontrak kerja setahun tanpa mudik. Nah pas habis lebaran nanti, mereka sudah setahun di rumah, jadi boleh mudik dengan ongkos ditanggung majikan. Tapi ya gitu deh, yang sudah-sudah tuh begitu, mungkin dirasa uangnya sudah cukup, jadi mereka memilih tidak balik lagi, di kampunglah berleha-leha. Nanti kalau uang sudah habis, baru deh cari kerja lagi. Benar-benar tipikal bedinde Indonesia. Berarti selain berburu babysitter, juga mulai berburu bedinde.

Sekilas soal bedinde ya. Untuk bedinde-bedinde yang sekarang, saya lihat juga kinerjanya sudah mulai menurun. Sudah mulai cheating. Cheatingnya bukan mencuri, bukan. Tapi mulai lalai mengerjakan tugas. Saya memang tidak suka cerewet, lebih suka percaya saja sama kerja mereka. Tapi karena jarang dicek, begitu sekali dicek ketahuan deh mereka ternyata suka cheating kerja. Yang toilet gak bersihlah, kamar tamu tidak dibersihkan, kolam kotor, lupa siram bungalah. Kalau sudah begitu, saya bisa merepet seharian. Tapi kalau diingat-ingat lagi, sepertinya begitu deh para bedinde kalau sudah mulai lama kerja. Kerja mulai asal-asalan, lalu kalau disuruh atau ditegur sedikit, mukanya langsung asem. Waktu masih baru-baru, baiknya minta ampun. Tapi begitu udah lama kerja, ngelunjak. Karena sudah sebel, saya tidak keberatan mereka nanti mudik dan gak balik lagi, daripada makan hati.

Yang saya salut babysitter si Vaya, yang juga masa kerjanya hampir setahun, sama dengan para bedinde. Dia tetap kerja dengan baik, semua tugasnya dia kerjakan, biarpun sudah lama kerja, tapi dia tidak kelihatan menurun, tidak malas-malasan kasih makan Vaya, dan tetap sabar ngurus Vaya. Hatinya juga baik. Pernah saya tegur dia agak keras, karena kurang telaten mengurus Vaya saat sakit. Dia tidak menjawab, hanya diam saja ditegur. Tapi besoknya saya minta maaf sama dia, karena saya tahu meskipun saya berhak menegur dia, tapi tidak semua orang bisa terima ditegur dengan keras. Ternyata dia dengan tulus bilang ke saya, tidak apa-apa kok bu, kalau memang saya salah saya memang harus ditegur biar saya tahu. Mungkin karena dia dari Yayasan, jadi dia merasa bertanggung jawab untuk kerja dengan baik. Sayang sekali dia memang harus berhenti karena ikut suami. Katanya nanti kalau Vaya udah ada adek, dia mau balik lagi untuk ngurus adeknya Vaya. πŸ™‚

Hmm. Ada yang bisa bantu saya kemana bisa berburu bedinde dan babysitter yang recommended? πŸ™‚

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

77 thoughts on “Bulan Perburuan

  1. Mbak Zee, semoga tahun ini menjadi tahun perburuan yang menyenangkan ya. plus semoga bisa shaum (puasa)… wah Vaya ikutan puasa juga dong ya biar belajar shaum.

  2. hal yang sama mungkin ada pikiran mamaku ya waktu lebaran…

    mungkin karena sekarang lebih banyak pekerjaan yang lebih baik mereka tidak memilih menjadi itu..

    • Heheheee…
      Belom kok, masih nanti-nanti πŸ˜€
      Parbada itu bahasa batak, kira-kira artinya ya suka menantang & ga ada takut-2nya :D.

  3. awi

    sayang ya klo punya babysitter yang baik trus pergi
    karena sulit mencari yg benar2 baik di zaman sekarang

    saya nggak punya koneksi
    utk tempat berburu babysitter.

    iya rasanya baru kemaren bulan puasa
    eh sekarang udah mo ramadhan lagi
    waktu berjalan sangat cepat
    tanpa terasa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *