Kegiatan Sepulang Sekolah

Pagi tadi saat perjalanan ke kantor, saya melihat seorang anak SMP diantar bapaknya naik motor ke sekolah. Wah, saya jadi bertanya-tanya, bagaimana ya rasanya diantar (dan dijemput) sama bapak saat sudah duduk di bangku SMP? Soalnya selama bersekolah, papi saya jarang mengantar jemput kami. Sesekali Papi mengantar kami ke sekolah, hanya saat SD. Jadi kalau sudah diantar atau dijemput papi rasanya senang sekali :).

Jadi siapa yang mengantar kami waktu SD? Ya si Om Bob itu. Ingat kan postingan yang ini? Jadi memang tugas Om Bob adalah mengantar kami ke sekolah, naik motor Vespa Papi. Tapi sejak Papi tugas ke Wamena, Vespa itu kemudian dijual. Jadi hanya ada satu motor saja di rumah, motor dinas Mami dari Puskesmas. Nah bersempit-sempitlah kami setiap pagi kalau mau sekolah. Mami tidak mengantar kami ke sekolah, karena Mami juga harus bersiap-siap untuk ke kantor. Sepulang Om Bob dari sekolah, baru Mami berangkat ke Puskesmas. Beliau kerja sebagai bidan di sana.

Tapi, yang paling kami tunggu-tunggu tentu saja acara sepulang sekolah. Pulang sekolah, bukan Om Bob lagi yang menjemput, tapi seorang mantri laki-laki dari Puskesmas. Dia yang membantu menjemput kami ke sekolah karena Mami tak sempat ke sekolah. Saya menduga pegawai itu adalah staf junior di Puskesmas, yang senang hati kalau diminta bantuan oleh senior-senior. Belum berkeluarga sepertinya. Kalau kami sudah sampai di Puskesmas, langsung terdengar sahut-sahutan dari para perawat dan bidan yang sedang duduk. “Bu Yul…fotokopi su datang…” Yang dibilang ‘fotokopi’ itu saya, soalnya memang waktu kecil wajah saya mirip sekali dengan Mami, jadi teman-temannya suka bilang kayak difotokopi. Kalau sekarang sudah tidak kayak fotokopian, tapi tetap masih mirip Mami.

Sebentar-sebentar. Sebuah kejadian memalukan pernah juga terjadi saat saya TK. Hari-hari sebelumnya, saya memang biasa dijemput oleh staf dari kantor Papi. Saya tak hapal betul muka yang menjemput, karena kadang orang yang menjemput ganti. Jadi sekali waktu, saat jam pulang tiba, ketika semua anak-anak TK sedang menunggu di depan pagar menunggu jemputan, saya melihat seorang bapak Irian berpakaian PNS menunggu di atas vespa coklat muda. Bergegas saya naik, berdiri di depan stang Vespa (itu benar-benar tempat favorit saya kalau naik vespa ๐Ÿ™‚ ). Dan ternyata, saya salah saudara-saudara! Si Bapak itu bukan datang mau menjemput saya, tapi dia datang untuk menjemput anak perempuannya. Malu sekali saya. Saya baru tahu kalau saya salah saat si bapak bilang ke bu Guru di situ bahwa dia datang mau menjemput anaknya, dan anaknya itu sedang berdiri pula di situ. Memandang heran, kenapa ada anak lain yang naik ke motor bapaknya. Hahaha….. Bu Guru menggandeng tangan saya untuk turun. Dan ternyata penjemput saya ada di belakang sana. Heheeee…

Menghabiskan jam pulang sekolah di Puskesmas adalah kegiatan berpetualang yang saya suka. Saya menyebutnya berpetualang, karena ada saja yang menarik di sana. Begitu tiba di Puskesmas, mami membelikan kami semangkok bakso dimakan berdua, lalu setelah itu sambil menunggu jam pulang kantor, saya dan abang bermain di situ. Mau tahu permainan favorit saya? Mengumpulkan sampah obat! Hehe…. Saya sering menemukan obat-obatan yang sudah afkir, berserakan di belakang gedung. Ada yang kapsul, tablet, semua saya pungutin. Yang paling saya suka ada tuh, tablet bulat warna merah. Lalu obat-obat itu diapain dong? Ya gak dimakan pastinya, cuma untuk koleksi aja. Terus juga untuk main masak-masakan, digerus, digiling, dan dimasak.

Mengutak-atik peralatan kebidanan juga kesenangan saya. Kadang kalau Mami sedang ada pasien yang datang periksa kehamilan, saya ikutan masuk dan ternganga-nganga melihat perut ibu hamil yang buncit. Dan makin penasaran kalau Mami sudah menggunakan benda dari kayu berbentuk seperti terompet di kedua sisinya itu. Satu sisi ditempel ke perut pasien, satu sisi ditempelkan ke telinga. Loh, itu kan cuma kayu, apa gunanya sih? Ternyata itu stetoskop kebidanan, dipakai untuk mendengar denyut jantung bayi. Nah, sampai di sini saya baru ngeh, ternyata waktu saya kecil, saya pun sama want to knownya dengan anak saya sekarang ini, yang nge-gratilin semua barang emaknya. Dulu bahkan lipstik Mami saya main-mainin sampai patah (tapi gak pernah tuh saya dipukul or diomelin Mami), tapi giliran si Vay bongkar-bongkar tas make up sampai berantakan di lantai, saya pasti ngomel. Wooo…. dasarlah mamak-mamak ibukota, stress tingkat tinggi. Dikit-dikit emosi.

Setelah Mami sudah boleh pulang, kami pun berboncengan bertiga. Dulu-dulu mami suka mengikat kami di belakang, agar tidak jatuh saat dibonceng naik motor, soalnya anak-anaknya ini sering banget tertidur di jalan. Pernah pula sepatu saya masuk ke jeruji ban motor. Kacau.

Sampai di rumah? Tidur siang dulu. Baru sorenya mandi atau main lagi ke pantai. Ah. Masa kecil saya memang indah. Bagaimana dengan kalian? Apa kegiatan favoritmu sepulang sekolah dulu? ๐Ÿ™‚

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

87 thoughts on “Kegiatan Sepulang Sekolah

  1. hesk pels

    Za kalo pulang skola kadang jalan kaki kadang ada jemputan bis bokar dr asrama kami di sorido. Habis makan yah apalagi kalo gak mandi2….. soalnya tuh rumah langsung menghadap pantai………

  2. wah, menyenangkan sekaliii!

    pas SD, kalo pulang sekolah dijemput sama becak langganan. Satu becak rame banget isinya! kayaknya ada 8 orang deh. Soalnya semua sepupu sekolah ditempat yang sama, dan mereka pulangnya ke rumahku dan akan dijemput orang tuanya pas sore. Kita yang cewek-cewek suka banget main karet/lompat tali.. hihihi…

  3. Jaman Sekolah diantar jemput kelas satu doang selanjutnya jalan kaki he..he…soalnya gak jauh dr rumah ๐Ÿ˜€
    btw buat kegiatan sepulang sekolah itu rasanya bebas lepas ya he..he…

  4. wahahaha.. mengingatkan jaman dulu..
    aku jaman SD dulu pulang sekolah pasti dijemput terus lho tante, dijemput TUKANG OJEK maksudnya.. :mrgreen:

Leave a Reply to Alam Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *