Lukaku & Field Trip

LUKAKU

Minggu pagi kemarin, dalam kondisi sudah separuh terbangun, terdengarlah percakapan itu.

“Ayah, ayah sudah pernah ke semua negara,ya?” itu suara Vay. Ternyata dia sudah bangun duluan. Sedang melakukan ritual obrolan pagi dengan ayahnya. Jadi ayahnya itu ceritanya minggu lalu baru kembali dari Amerika. Jadi masih hangat-hangatnya cerita dengan anaknya.

“Belumlah. Afrika, ayah belum pernah.”

“Kalau Ayah ke Afrika, berarti nanti Ayah bisa ketemu Lukaku, kan Yah?”

“Hmm? Lukaku?”

“Iyaa..! Kalau Ayah ke sana, Ayah mau gak main ke rumahnya Lukaku? Kan dia tinggal di Afrika?” **karena Lukaku itu hitam, bayangan dia sudah pasti rumahnya di Afrika.

“Ya kalau Ayah tahu alamatnya, nanti Ayah bisa datanglah ke rumahnya.”

“Lukaku itu, kemarin udah pindah Yah. Udah gak di Chelsea lagi katanya.”

“Oh? Begitu?”

“Iya, soalnya dia gak menang-menang mainnya, jadi Mourinho gak suka. Makanya dia dipindah.”

“Vaya tahu dari mana?”

“Dari Mami!”

Hahah…. Jadi maminya Vay ini bukan sok tahu mengenai Chelsea. Jadi biar Instagram saya lebih berwarna, saya pun mem-follow akun resmi Chelsea FC dan juga beberapa akun resmi pemainnya. You knowlah, kadang ingin tahu bagaimana sih kehidupan sehari-hari para pemain mahal itu. Dan begitulah, seringnya saat lagi buka Instagram di rumah, kan Vay juga ada di sebelah, dan ikutan lihat. Jadi yang sering dia lihat itu ya akunnya Romelu Lukaku – karena dia yang paling rajin nge-IG – seperti saat lagi main dengan anaknya, atau saat memamerkan seragam klub barunya. Jadi waktu tahu Lukaku dipindah (saya ralat, sebenarnya “dipinjamkan” daripada dikomplen sama fans Chelsea), kebetulan ada Vay, maka saya bilang ke dia kalau Lukaku pindah. Katanya, “Loh, kan dia baru masuk sekolahnya dia, masa sudah pindah?” Dan saya menjawab saja dengan alasan logis saya, “Iya, mungkin karena mainnya kurang OKE, makanya dipindah sama Mourinho.” **menurutnya, main di klub bola itu sama dengan sekolah.

Ternyata benar kalau anak-anak itu cepat sekali mengingat dan merekam sesuatu. Hanya diceritakan sekilas gitu aja, dia ingat. Mungkin juga karena ini masih terkait Chelsea, dia masih heboh-hebohnya. Mungkin saja tahun depan dia sudah lupa dan gak suka lagi sama Chelsea.

FIELD TRIP KE KIDZANIA

Nah, awal minggu lalu Vay itu field trip dari sekolahnya ke Kidzania. Vay semangat sekali, jam lima pagi dia lompat dari tempat tidur, katanya tidak mau terlambat sampai di sekolah. Maklumlah, ini kali kedua dia ke Kidzania. Yang pertama dulu kan waktu belum genap 4 tahun, jadi belum bisa main mainan anak gede. Makanya dia semangat nih kali ini.

Dan, di field trip ini saya tidak mendampinginya, untuk pertama kalinya. Alasan pertama, karena tidak tahu jalan potong – saya hanya tahu lewat Sudirman dan kalau pagi berarti harus 3 in 1 – saya agak ragu ingin ikut. Kedua, gak enak hati juga sama Miss-missnya, karena seperti field trip sebelum-sebelumnya, saya kan selalu ngintil. Tapi karena selalu berusaha mengambil foto yang bagus, artinya kan saya harus mendekat. Jadinya ya sama saja. Judulnya saja orang tua tidak boleh ikut, tapi saya malah terang-terangan nemplok di samping Vay, padahal mommy-mommy lain tetap tunggu di kejauhan. Kesannya kok egois banget.

Makanya kemarin saya cobalah lepas dia field trip tanpa didampingi. Soalnya ini ke Mall, bayangan saya tentu lebih nyaman dari sisi lokasi yang tidak panas-panasan, kemudian dari sisi lalu lintasnya relatif aman karena tidak lewat jalan tol – berarti busnya gak bisa ngebut!

Eh ternyata pulang dari Kidzania, Vay malah panas. Sepertinya kecapekan. Panasnya sampai dua hari, lalu perutnya juga sakit katanya. Rabu dan Kamis izin sakit gak masuk sekolah. Saat ditanya ke Vay, makannya di sana gimana. Katanya dia hanya makan nugget saja sama nasi sedikit. Duh, jadi feeling guilty karena gak menemani dia, Vay ini ada mbaknya saja makannya susah, apalagi sendiri. Malamnya dibawa ke dokter umum di dekat rumah untuk check up biasa saja dulu, dokter bilang mungkin kena maag karena perutnya sakit saat ditekan. Dikasih obat maag juga, tapi tidak saya minumkan ke Vay. Ragu, soalnya di kemasannya tertulis tidak untuk anak di bawah 6 tahun. Jadi Vay tetap dikasih obat penurun panas saja. Plus banyak minum air putih.

saat diperiksa dokter

saat diperiksa dokter

Syukurlah di hari kedua dia membaik. Malah minta main ke Kidzania lagi. Kita bilang, nanti kalau badannya panas lagi gimana. Katanya bawa saja obatnya ke sana, jadi dia bisa langsung minum obat begitu panas. Ada-ada aja :p..

Karena tidak punya foto field trip kali ini, fotonya foto saat Vay mau berangkat field trip sajalah ya.

ft-2

 

Sharing is Caring

23 thoughts on “Lukaku & Field Trip

  1. Duh, saya malah salah kaprah.
    Tadinya saya kira Lukaku yang dimaksud itu ya luka dalam artian sebenarnya.
    Tapi ternyataaaaa…
    Ah, saya merasa gagal sebagai fansnya Chelsea FC 😆
    Btw, itu si Vay narsisnya sama seperti mamanya atau papanya ya? 😛

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *