Pak RT Korup

Akhirnya KK (Kartu Keluarga) saya & hubby selesai juga. Lega rasanya. Soalnya, untuk mendapatkan selembar karton tipis itu saja, butuh waktu hampir 8 bulan! Sumpah, ngurus surat-surat di Jkt ini kalo gak tahu sela-nya bisa gak selesai-selesai.

 

Tahun lalu, ketika saya baru pindah ke Duren Sawit, saya minta tolong ke Dedek, sepupu saya untuk menguruskan KTP & KK. Kenapa melalui Dedek? Iya, karena dia kan ps, alias pemuda setempat. Di samping itu, saya dan hubby memang hampir gak ada waktu untuk ke kelurahan, jadi kita minta tolong Dedek aja. Waktu itu saya sudah kasih KTP Medan saya (asli), dan fotocopy ktp suami (dia gak mau kasih yang asli). Surat nikah dll juga sudah disertakan.

 

Waktu itu Dedek ngurusnya ke orang rt. Sama ketua rt, dikasih tarif ngurus 700rb, 500rb untuk dua ktp, dan 200rb untuk KK. Kalo gak salah itu bulan Juli. Si rt berjanji KTP 2mgg selesai.

 

Tunggu punya tunggu, dua minggu lewat sudah, tapi tidak ada tanda-tanda ktp jadi. Saya sudah bolak balik sms & call Dedek, dan Dedek juga bilang sebentar lagi. Sempet sebel juga, secara saya ingin segera beli mobil tapi ktp belum ada, gimana dong??

 

Udah gitu, ktp lama juga diambil, jadi kemana-mana saya gak punya ktp, yang ada cuma fotokopi dan sim. Dedek waktu itu sampai gak berani datang ke rumah, karena takut saya tanyain soal ktp terus.

 

Pas menjelang lebaran, baru ktp saya kelar. Untuk KK, katanya menyusul sebulan kemudian.Soalnya pada mau libur lebaran, begitu alasannya. Ya dah gpp, yang penting saya bisa beli mobil dulu.

 

November pun tiba. Sama seperti sebelumnya, tidak ada juga tanda-tanda KK akan selesai. Waktu tanya ke Dedek, Dedek bilang dia ngurus langsung ke kelurahan, dan kelurahan bilang datanya masih di pusat. Udah gitu adek saya itu sempat dituduh calo, ihhh…gak banged kan? Wong dia ngebantu kakaknya kok dibilang calo.

 

Saya tanya juga, ada berkasnya gak, biar saya kesana sendiri deh, daripada gak kelar-kelar. Saya memang jadi uring-uringan karena paling gak terima kalo ada yang tidak menepati janji. Mending dari awal bilang tidak bisa, daripada cuma kasih janji-janji surga.

 

Sepupu saya itu agak ragu harus gimana, apakah uangnya dia kembalikan ke saya atau dia tanya lagi. Tapi akhirnya dia bilang dia akan menanyakan lagi proses kelanjutan KK itu. Saya memang mau gak mau harus mendesak Dedek, karena kan bentar lagi ada baby. Gimana mau buat akte kelahiran kalo KK gak ada.

 

Dan tidak punya kk juga merembet kemana-mana. Mau ngurus speedy aja gagal. Bulan lalu, saya sudah jauh-jauh datang ke telkom jakarta timur dari kantor – utk daftar speedy, tahu-tahu kata cs-nya ‘musti ada kk’, padahal sebelum ke situ saya sudah ditelpon oleh petugas speedy-nya yang sebelumnya sudah saya katakan, “Kk saya blm siap loh pak. Bisa diganti syarat lain gak?” dan katanya boleh diganti dengan bukti pembayaran PBB. Bla bla bla … dasar telkom, gak becus juga. **karena kasian liat saya ngambek, sama hubby saya dipinjemin hotspot nya biar bs ol dr rumah, he ehee..

 

Lalu akhirnya beberapa minggu lalu, kita nyerah. Ini kalo nunggu Dedek, mungkin gak jelas juga. Akhirnya suami saya minta tolong ayahnya untuk mengurus KK kami. Ayah mertua saya dan anak buahnya langsung meluncur ke kelurahan, lalu ke rt/rw, bertemu dengan ketua rw nya (ketua rw loh, bukan rt), mengambil blangko, & menyelesaikan semuanya. Dan terbukti sudah, tadi pagi kata hubby, kk udah kelar.

 

Dan tahu gak? Kita di rumah juga baru tahu kalo ternyata si ketua rt itu pengangguran, kerjanya cuma  nongkrong di warung kopi depan. Pantes aja dia minta duit ngurus ktp segitu gede, ternyata cari makannya di situ.

 

Ini juga kita tahunya gara-gara hari Sabtu kemarin datang ibu-ibu yang mengaku bendahara RT, untuk mengambil iuran sampah. Waktu itu yang keluar hubby, yang sudah saya pesan dengan kata-kata,”Tolong tanyakan kemana duit korupsi yang mereka ambil tahun lalu.” Hehehee…

 

So, awalnya, tahun lalu… pak rt datang ke rumah untuk menagih uang sampah Rp.25rb/bln yang belum dibayar sejak Jan 2007. Saya langsung kasih utk 6bln ke bedinde dan dikasih ke si ketua rt. Gak lama, bulan September, yang datang lain lagi, kali ini ibu-ibu, dan di kartu iuran sampah itu, yang tertera adalah Rp.15rb/bln, bukan Rp.25rb. Gak terima dong… jadi kemana kelebihan Rp.60rb tahun lalu kemarin itu? Kok nagihnya 25rb, tapi ditulis 15rb.

 

Sabtu kemarin lah baru ketahuan. Ibu-ibu bendahara rt itu bilang, lain kali jangan kasih sama ketua rt nya, tapi ke dia aja. Soalnya si ketua rt itu pengangguran. Jadi ternyata kelebihan duit itu diambil si ketua rt. Kelewatan banged ga siy… buat malu aja. Jadi kemarin kita minta agar kartu iuran langsung di-ttd di depan kita, biar tidak ada salah paham di kemudian hari. Ini berkaitan dengan naiknya iuran untuk rumah kita, yang jadi Rp.25rb/bln.

 

Ibu-ibu bendahara itu juga pesan ke hubby, tahun depan begitu ada pemilihan ketua RT, disuruh ikutan rembuk, biar gak salah milih ketua rt lagi. J

 

 

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

57 thoughts on “Pak RT Korup

  1. anto

    mestinya ngak usah ada kk dan ktp,,,kk bertujuan rakyat tertib administrasi lha kok malah,.,,,bikin ajang korupsi,.,,kapan negara kita maju,,,klo bikin ktp aja susah,,,pake nyogok sana-sini,,,,weleh2…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *