Jalan-jalan Tokyo Nonton Akihabara48

17 Januari 2014, hari kelima.

Sesuai judul, di hari terakhir di Tokyo ini, kami berencana akan menonton AKB48 langsung di tempatnya. Ingin tahu, seperti apa sih penampilan grup asalnya JKT48, si AKB48? Apakah sama hebohnya seperti para abege di Indonesia ini menggilai JKT48?

Namun sebelumnya, dari pagi hingga sore kami full training dulu di kantor Dentsu Inc. Karena tahu akan seharian di dalam gedung yang pasti ada heaternya, jaket gembung saya itu saya gulung saja. Pakai sweater, dan blazer. Sekarang, kami tidak ribut lagi saat naik lift, karena sudah paham. Di lift kantor ini, dipasang gambar perempuan dengan telunjuk di bibir. Oh, OK. Got it.

Awalnya, saya kira semua yang di ruang meeting itu kaku. Tapi ternyata tidak. Saat makan siang di lantai 46, kita semua mengobrol dan saling bertanya tentang budaya masing-masing. Yang satu, perempuan muda turunan Uzbek asal Kanada, belum pernah ke Jakarta, bertanya, kamu kan punya negeri yang indah, cuacanya tidak seperti di sini, lalu, biasanya kalian berlibur kemana? Saya dan teman saya menjawab dengan malu bahwa orang Indonesia sukanya pergi ke Singapura atau Hongkong. Memang pantas untuk malu, karena mostly orang Indonesia lebih suka keluar negeri ketimbang traveling di negeri sendiri. Kemudian si pria Jepang satunya dari Dentsu Singapura dan sudah pernah ke Jakarta yang selalu ceria menimpali, well karena saya sudah tinggal cukup lama di Singapura, I can tell you, di sana tidak menyenangkan. Negara itu terlalu dikontrol. Tidak menyenangkan. Dia juga mengajarkan saya mengucapkan selamat makan dalam bahasa Jepang. Lalu dia menertawakan kami yang salah menggunakan arigato gozaimasu dan arigato gozaimashita. Akhirnya, saya tahu juga apa bedanya.

20140117_105324

20140117_113014

Sebelum keluar dari Dentsu dan menuju Akihabara, kami berkunjung ke Advertising Museum Tokyo, yang ada di gedung yang sama. Wuiih, isinya bikin otak langsung fresh. Sayangnya tidak boleh foto (ada kamera CCTV jadi jangan coba-coba ambil foto diam-diam), jadi cukup direkam di kepala saja.

Akihabara 48 (AKB48)

Sekarang, membereskan pe-er lainnya. Nonton AKB48. Karena perusahaan kami rutin mensponsori JKT48, ini jadi pe-er bersama untuk melihat langsung tempat asalnya, AKB48. Yang nonton hanya tujuh orang, dan sisanya yang tidak menonton, sehabis makan malam, langsung kembali ke Narita naik bus.

Well, ini pertama kalinya saya nonton beneran. Duduk di deretan kursi di dalam teaternya. Waktu nonton JKT48 di FX Sudirman, nontonnya berdiri, dari samping, karena sponsor jadi bisa bebas keluar masuk, tapi ya gak dapat kursi. Kali ini sepulang nonton, kami semua dikasih merchandise poster dan CD AKB48. Belum lagi sampai ke stasiun, paper bag saya sudah pindah tangan. Ada teman satu rombongan yang minta. Biarlah, daripada saya simpan CD nya juga nanti belum tentu saya dengarkan.

akb48

Theater AKB48 ini terletak di wilayah Akihabara, tempat di mana kalian bisa mendapatkan segala macam kebutuhan anime dan games. Lengkap! Sepanjang jalan isinya sama, sampai spg toko juga berdandan ala cosplay. Gedungnya mirip ITC, dan theaternya ada di lantai 6. AKB48 juga punya cafe dan toko merchandise sendiri di gedung terpisah, di dekat stasiun.

AKB48

What I can say is, AKB48 are great. Mungkin ada yang bilang ini girl band gak jelas, tapi harus diakui kalau mereka ini anak-anak perempuan yang berbakat. They’re dancing and entertaining. Total dalam semua kemasan. Saya dan teman-teman terhibur dan ikut tertawa mendengar mereka ngebanyol padahal gak ngerti mereka ngomong apa, tapi kita sudah bisa tebak part ini ngapain part itu ngapain, karena kan sudah nonton versi JKT48. Sama. Default. But keren banget.

Back to Narita

Ini malam yang melelahkan. Kami baru selesai nonton AKB itu jam setengah sembilan malam, dan masih keliling dulu cari pernak-pernik AKB, karena ada rekan yang ingin mengoleh-olehi anak dan ponakannya. Pak Hendry sudah tidak sabar, karena kami masih harus mengejar shinkansen untuk kembali ke Narita. Bus memang tidak menunggu karena bus travel memang hanya sampai jam delapan malam saja. Lebih dari jam delapan, harus membayar overtime dan mahal sekali. Makanya teman-teman yang tidak menonton pulang duluan pakai bus.

Pe-er banget nih jalan kaki malam-malam dingin begini. Bolak-balik kebelet. Mengantuk dan sudah mulai lapar lagi. Kami naik train sekali untuk pindah stasiun, untuk naik shinkansen. Perjalanan dari Tokyo ke Narita ditempuh kurang lebih satu jam. Dan sudah pasti, saya tertidur di dalamnya.

Dan, saat keluar dari stasiun, wuuuussshhhh….! Angin dingin langsung merasuk hingga ke tulang. Menggigil. Aduh, gak bener nih, kenapa dingin sekali? Saya lihat jam, sudah jam sebelas malam. Kami semua lanjut naik taxi, menuju Narita Excel Tokyu Hotel. Ongkos dari stasiun ke hotel Y 1900, lumayan ya.

Setelah mandi, saya tidur pakai longjohn dan soft shoes. Kemarin-kemarin sih tidak, tapi malam itu dinginnya bukan main. Padahal AC tidak dinyalakan. Apa tidak ada heaternya? Entahlah.

Thanks sudah berkunjung ke TehSusu.Com. Subscribe to Get More. Enter your email address:Delivered by FeedBurner
Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

15 thoughts on “Jalan-jalan Tokyo Nonton Akihabara48

  1. Sempat salah kira Akihabara pusat perdagangan elektronik ternyata konser AKB48….
    Tumben standar hotel di Narita heaternya tak memanjakan klien ya mbak.

  2. Ah, jadi penasaran pengen nonton AKB48 secara live 😀
    Btw, harusnya sih hotelnya nyediain heater.
    Tapi mungkin karena orang sana sudah biasa dengan dingin seperti itu, akhirnya gak ada heater 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *