Berantakan vs Rapih

Beberapa hari lalu, masuk email dari sekretaris divisi. To all staff. Bunyinya begini :

“Dear rekan-rekan,

Guna menjaga kerapihan ruangan dan keamanan dokumentasi serta perlengkapan di Ruang Kerja, mohon bantuan utk dpt merapihkan dokumen dan barang-barang yg ada di masing-masing meja kerja dan sekitarnya.”

Suasana yang tadinya sedikit lengang, langsung berdengung. Ada suara-suara protes dan gak terima (ini adalah mereka yang mejanya memang berantakan), dan suara-suara penuh kemenangan (ini jelas adalah mereka yang mejanya selalu rapi). Hahaha…

Kenapa sampai ada email soal kerapihan dari sekretaris? Saya sih tidak tahu persis apa pemicunya, apakah karena ada bos yang komplen karena setiap kali lewat di gang kubikel dia melihat pemandangan kertas bertumpuk-tumpuk di meja, atau apakah ada berkas-berkas yang ‘hilang’ karena ketidak rapihan itu?

Yang pasti, saya setuju dengan email itu. Pertama, kita semua setuju bahwa rapi dan bersih itu adalah pangkal kesehatan. Kedua, rapi, bersih, dan teratur akan memudahkan kita ketika kita harus mencari suatu berkas penting.

Di kantor ini yang berantakan maupun yang rapi agak-agak imbang. Baik cowok ataupun cewek. Nah, ada dua model pegawai berantakan yang terekam oleh saya.

Pertama, adalah mereka yang keadaan mejanya sangat-sangat berantakan. Kertas-kertas “done” dan “pending” saling bercampur di satu sisi. Dia seperti tidak kenal bantex atau clear map. Kemudian di sisi lain mejanya juga ada gelas minum, lalu beberapa bungkus cemilan yang sudah terbuka entah sisa semalam atau beberapa hari sebelumnya.  Orang model ini juga suka sarapan di meja, tapi piring bekas makan itu dibiarkan begitu saja sampai sore. Heran juga, kok bisa dia tahan kerja seharian berdampingan dengan aroma sisa lontong sayur atau mie ayam. Lihat juga kolong mejanya. Sendal atau sepatu-sepatu (khusus perempuan biasanya suka nyetok sepatu dan selop di kantor :D) berantakan di kolong meja. Buat yang cewek, sering juga ada catokan rambut yang tergeletak tidak dirapikan selesai pakai. Yang paling parah adalah kalau orang ini habis makan makanan berkuah dan berbumbu. Sudah jelas ada peraturan, buanglah sampah basah di pantry. Eh, doi malah buang di tempat sampah kertas miliknya. Buset, deh. Setiap kali dia membuang sampah ke dalam tempat sampah itu, aroma itu pun keluar. Orang model begini sudah jelas, pasti isi loker juga berantakan. Dan kalau mencari sesuatu, butuh waktu lama karena harus bongkar-bongkar.

Berantakan vs Rapih

Kedua, adalah mereka yang semi berantakan. Orang model begini biasanya cuma malas filing. Habis ngeprint, letak begitu saja di meja, tidak dibereskan saat pulang. Besoknya juga begitu lagi. Sampai akhir bulan baru dia beresin file di mejanya dan disusun ke dalam bantex. Meskipun dia sering juga makan di meja, tapi setelah selesai, piring kotor langsung dibawa ke pantry. Ini tipe yang lumayan mau menjaga kerapihan mejanya even seringnya hanya di permukaan saja. Kenapa begitu? Karena orang model begini hanya setengah-setengah rapihnya. Dia sering melupakan tempat-tempat strategis tempat kuman bermukim. Contoh : keyboard. Kalau sudah makan di meja, sering lupa cuci tangan – padahal tangan masih berminyak bekas pegang kerupuk – lalu lanjut browsing. So, keyboardnya itu kotor bukan main. Saya punya pengalaman dimintai tolong teman yang gak masuk untuk mengirimkan email dari komputernya. Begitu saya tarik laci keyboardnya, astagaa….! Juorokkk banget. Pagi yang harusnya cerah langsung jadi suram karena saya jengkel harus menyentuh keyboard kotornya itu.

Itu model pegawai berantakan.

Kalau pegawai yang suka kerapihan bagaimana? Ah kalau yang rapi mah gak usah ditulis semua pasti sudah tahu ya. Tapi iseng-iseng saya describe singkat saja ya. Mereka yang rapi biasanya meletakkan sesuatu sesuai tempatnya sehingga enak dilihat dan gampang dicari saat dibutuhkan. Contohnya semua ATK diletakkan di satu kotak khusus. Kemudian yang suka pakai kecap atau saus juga biasanya meletakkan botol itu di sisi lain dan tetap rapi. Tisu kotak selalu tersedia di laci mereka. *soalnya kalau tarok di atas meja, suka cepat habis diambilin orang, hehehe…

Mereka yang lebih rapi lagi malah mencari bantex dengan warna yang sama agar tidak belang-belang saat tersusun rapi di atas atau di kolong meja. Isi lokernya juga tertata, laci pertama untuk apa, laci kedua apa, laci ketiga apa. Bahkan ada yang lebih rapi lagi, dari pagi sampai sore mau pulang kantor, tidak ada satupun kertas di mejanya. Hahahaa… sampai heran, ini orang kerja apa enggak ya. Masa gak ada kertas or bantex apapun even di meja or di kolong. Oh iyaa… ini mah meja si Bos ya. Hhehehehe.. Jelas beda dong, mana mungkinlah ada berkas-berkas berantakan di meja bos. Kalau meja bos biasanya cuma ada telepon, tempat pulpen, majalah-majalah dan foto-foto keluarga.

Kalau meja saya gimana? Meja saya termasuk rapih. Meskipun tidak rapih-rapih amat, tapi jelas tidak berantakan dong. 😀

My Cubicle

Eh tapi mungkin cuma saya yang mau bela-belain minta kain lap dan cairan pembersih untuk ngelap meja sendiri tiap seminggu sekali. Kenapa begitu? Karena OB di kantor kami sering tidak punya cukup waktu untuk membersihkan semua meja dengan benar. Daripada menunggu untuk dibersihkan, lebih baik bersihkan sendiri toh? Malu kan kalau ada teman atau bos datang ke kubikel terus mereka berkernyit saat melihat meja kita yang kotor dan berantakan.

Ayo. Anda sendiri bagaimana? Tipe pegawai yang rapi, atau berantakan? 🙂

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

82 thoughts on “Berantakan vs Rapih

  1. Wah… ini nih yang sulit, pernah juga ditegur sama teman kantor karena meja berantakan penuh dengan plastik bungkus makanan, botol minuman, dan kaleng minuman… Sejak itu, selalu membersihkan meja setiap pulang kantor… takut besoknya malas kerja..
    😀

Leave a Reply to Ceritaeka Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *