Chelsea FC Part 1 : Couching Clinic

Secangkir teh susu: Setiap orang pasti punya rezeki masing-masing. Saya — dan mungkin juga Anda — percaya akan hal itu. Maka, apabila kita sudah terlalu keras mengusahakan sesuatu sementara itu memang belum jadi rezeki, maka itu bukan rezeki namanya. Begitu juga yang saya lihat dan alami selama seminggu terakhir ini, terutama dengan adanya dua kesempatan luar biasa yang datang untuk anak saya, Krasivaya, yang belum tentu bisa dialaminya lagi nanti. So, saya membaginya menjadi dua postingan, dengan foto-foto dan juga video.

Bertemu dengan Chelsea FC

Inilah yang saya katakan tadi. Rezeki. Tentu sudah tahu kan, bahwa Chelsea FC datang ke Indonesia untuk laga uji coba pramusim, dan sponsor utamanya adalah BNI. Nah, suami saya, ternyata terpilih sebagai salah satu dari sekian nasabah BNI yang ditawarkan kesempatan langka ini. Pertama, ditawarkan Meet and Greet dengan pelatih dan pemain Chelsea FC. Sudah pasti gak nolak, dong. Gila aja kalau gak mau! Nah, saat suami saya datang ke kantor BNI, ternyata oleh BNI ditawarkan lagi, mau gak anaknya ikutan couching clinic, dan juga jadi player escort Chelsea FC? Kebetulan masih ada jatah dua orang anak lagi. Sekali lagi, gila aja kalau gak mau! Ayah si Vay bilang, “Kapan lagi si Vay bisa ketemu Mourinho kalau gak sekarang.”

Maka sejak awal minggu lalu saya pun sudah deg-degan. Biarpun sudah mendaftar, tapi kan bisa saja gagal. Maklumlah, kesempatan kayak begini pasti diperebutkan banyak orang, termasuk titipan-titipanlah. Kepastian baru kita dapatkan di hari Rabu, bahwa Vay berhasil didaftarkan untuk couching clinic dan player escort. Panitia sudah titip pesan bahwa harus pakai jersey asli, dan sepatu harus merek Adidas. Oh iya, tinggi anak juga tidak boleh lewat dari 145cm.

Maka wiken lalu pun kami berkeliling mall mencari jersey dan sepatu soccer untuk Vay. Tapi ya susah, ukuran paling kecil tetap saja kebesaran juga di badan Vay. Apalagi sepatu soccernya, ukuran paling kecil saja nomor 33, sementara Vay pakai nomor 30. Sementara panitia juga belum bisa memastikan, ini harus pakai sepatu bola atau boleh bebas, yang penting Adidas. Akhirnya kita nekat saja, beli sepatu biasa warna biru dengan pita kecil di belakang, merek Adidas.

Meet & Greet BNI

Dua hari sebelum hari H — couching clinic day — tiba, baru deh kita dikasih tahu bahwa sepatu bebas, tidak mesti sepatu soccer. Hari Selasa siang, suami saya — dengan hati berdebar-debar karena excited — menghadiri acara meet and greet Chelsea FC khusus BNI. Di acara M&G itu, yang datang Mourinho, Lampard, dan si kapten, John Terry. Cerita dia nih, Jose Mourinho itu cemberuuuuut aja, memang modelnya jutek dan gak suka senyum. Maka saat dia mau jepret si Mou, dia kasih aba-aba dulu,”Smile..!” baru deh si Mou senyum. Pelatih kontroversial itu juga sudah bersiap-siap kabur duluan, namun suami saya memang sudah mengincar dia dari pertama. Pokoknya harus foto bareng dengan Mou! Berhasil memang, meski goyang karena bodyguardnya kurang pinter motret pakai hape. Foto bareng juga dengan Terry, tapi tidak sempat foto bareng dengan Lampard yang ramah dan murah senyum itu, karena banyak sekali undangan yang berebutan foto sementara bodyguard sudah menghalang-halangi mereka yang tidak sabaran. Dan ya, suami saya juga minta tanda tangan tentu saja. Bukan di jersey atau di bola, tapi dia minta ditandatangani di HTC-nya! O-ow…! **Itu handphone bisa dibingkai gak, ya?

Katanya, saat di hotel, banyak sekali fans Chelsea FC yang menunggu di depan hotel untuk minta tanda tangan. Padahal para pemain tidak akan keluar dari pintu depan. Menurut panitia, memang manajemen Chelsea ketat sekali, jadi tidak ada satupun pemain yang berkeliaran di sekitar hotel, sehingga para fans harus menelan kecewa. Beberapa fans sampai bertanya pada dia, apakah nanti para pemain akan lewat situ, tapi memang tidak mungkin. Soalnya ya itu, manajemennya ketat tat tat. Berat sekali memang perjuangan jadi fans itu ya. Sudah ngikutin dari Bandara Halim sampai ke hotel, tapi tidak bisa memandang wajah para pujaannya.

Couching Clinic Day!

Nah, hari Rabu tiba. Ternyata ya, banyak sekali perubahan agenda di hari ini. Pertama, tempat berubah. Tadinya kan mau couching clinic di Chelsea FC Soccer School sekalian peresmian, tapi ternyata ganti rencana. Jadi anak-anak latihan langsung di GBK — di lapangan hoki — sekaligus sorenya gladi resik buat yang mau jadi escort esok harinya.

Kami tiba di GBK jam dua siang, dan Vay mengamuk karena masih ngantuk. Ini kita pada panik, soalnya di lapangan sudah banyak anak-anak yang latihan lalu tempat parkir gak ada, jadi bingung mau gimana duluan. Vay marah karena mbaknya lama sekali memakaikan jerseynya, dia tidak ingin terlambat katanya. Jadilah kita turun duluan, lalu suami saya memarkirkan mobil.

Eh, ternyata memang belum mulai. Yang sudah latihan itu adalah anak-anak dari Samsung. Di meja registrasi BNI, kita dikasih jersey lagi. Saya tanya kok jadi dikasih jersey, padahal info sebelumnya saat escort baru dikasih jersey. Panitia senyum-senyum saja. Dan memang Vay harus mengganti jersey-nya dengan jersey dari BNI. Kenapa? Iya, karena jersey asli kan ada tulisan “SAMSUNG”, jadi ini masalah brand sponsor saja sih. Jersey yang dikasih depannya polos, tidak ada tulisan brand apa-apa. Baiklah, kita mah alhamdulillah lah, semua dikasih gratis ini gak keluar biaya apa-apa. Kaos kaki aja dikasih, Chelsea juga.

SAM_0069

Setelah berganti baju, anak-anak peserta couching clinic BNI disuruh berkumpul di tenda putih dengan ditemani oleh dua orang pelatih team Chelsea FC. Oh iya, couching clinic ini memang dilatih oleh team pelatih lengkap Chelsea FC. Nah, rencananya, sehabis tim inti Chelsea FC selesai latihan di GBK, mereka akan ke situ dan melatih anak-anak sebentar.

SAM_0061_2

Karena masih capek habis pulang sekolah langsung ke GBK, Vay cemberut melulu. Tapi para couch ini memang sangat terlatih. Mereka tidak bosan memberi semangat pada anak-anak agar sabar menunggu para pemain inti datang. Anak-anak diajak ngobrol dan main agar tidak bosan. Dan, karena Vay ini peserta perempuan sendiri (menjelang sore baru datang satu anak perempuan lagi usia smp), paling kecil pula, maka dia dihapal banget sama salah satu couch bule. Setiap Vay lewat selalu digodain. Vay kan sudah bilang namanya Vaya, tapi couchnya mungkin salah dengar — masalah aksen kan — so dia selalu memanggil Vay dengan “Via”. “Hi, Via. Who’s your favourite player?” dengan aksen British gitulah. Eh, Vay itu kan gak ngerti bola yah, ini mah ikutan kan karena bapaknya doang yang pengen, jadi ya dia mana tahu pemain-pemain Chelsea. Tapi maminya sudah persiapan dong. Maka Vay menjawab dengan mantap,”Torres.” Pas, dengan baju yang dikenakannya.

Couchnya juga tidak keberatan saat saya tanya, jam berapa tim Chelsea FC akan tiba, karena anak saya mau gladi resik di GBK. Kita tidak ingin kehilangan momen foto bareng tapi juga jangan sampai gak ikutan gladi resik kan. Dengan sigap couchnya bergerak mencari tahu kabar, lalu kembali dan memberitahu bahwa tim Chelsea FC akan tiba jam 3.15 tepat.

Benar. Jam tiga lima belas, bus pemain Chelsea tiba di sisi lain. Turun empat pemain Chelsea. Ada Ivanovic dan Ramires. Anak-anak dari BNI langsung menyanyikan yel-yel tepukan tangan “Chelsea!” seperti diajarkan oleh para couch. Saya yang menjerit dalam hati. Aaaarrrghh…. tidak bisa ambil foto kalau begini. Jauh amaaat…

IMG_1827

20130724_151502

Nah, di sini nih baru tahu kalau ada perubahan lagi. Entah bagaimana, sepertinya pihak BNI ‘kalah bersaing’ dengan Samsung. Soalnya begitu pemain selesai berfoto dengan anak-anak tim Samsung, mereka langsung turun melatih anak-anak, dan itu makan waktu setengah jam lebih. Padahal, info yang saya dapat dari panitia, kan latihan di GBK juga lelet tuh, nah kalau sudah makin sore, pasti deh bakal kejadian. Para pemain tak mungkin terlalu lama ada di luar, secara manajemennya ketat. Belum lagi ada interviu juga dengan media. Saya sudah misuh-misuh saja, maksudnya kenapa tidak fight ya agar waktunya dibagi saja dengan cermat. Kan sama-sama sponsornya Chelsea FC.

 

Selesai melatih tim Samsung, anak-anak BNI pun bersiap-siap masuk ke lapangan. Karena paling kecil, Vay paling depan dan digandeng oleh couchnya. Mereka pun siap-siap dulu di depan wall of fame BNI, sementara empat pemain tadi melakukan media interview di depan pintu masuk. Dan interview-nya pun lama, setengah jam! Para fans di luar gerbang sampai teriak-teriak, marahin wartawan yang bertanya terus, soalnya mereka pengen bisa say hello dengan pemain. Kalau waktunya habis kan keburu naik bus. Kami para ibu menunggu di sudut sini, hanya bisa mendapatkan foto seadanya karena letak wall of famenya jauh banget di ujung sana. Tapi orang BNI-nya berjanji akan mengirimkan foto bagusnya sih.

IMG_1844

 

 

1

Dan benar saja. Selesai interviu, empat pemain tadi datang untuk berfoto bersama peserta dari BNI, tapi setelah berfoto mereka langsung cabut naik bus. Aduuuuhhh….. wajah anak-anak jadi kecewa. Yang ikutan couching kan juga ada yang gede-gede yang memang fansnya Chelsea, jadi pasti kecewa. Kalau Vay mah cuek aja. Gak ngerti soalnya, hahah…

Tapi ya sudahlah. Memang rezeki dilatih oleh pemain inti gak jatuh ke tim BNI, ya sudah tidak apa-apa. Yang penting kan sudah berfoto ya. Keluar dari lapangan, anak-anak istirahat sebentar.

Couch tanya, Vay masih mau ikut latihan atau mau langsung ke GBK untuk gladi resik. Nah saya tanya dulu dong ke panitia BNI. Dan ternyata gladi resik pun tidak jadi karena pemain sudah tidak sempat ke GBK lagi, maka anak-anak escort disuruh langsung saja besok datang, dikasih petunjuknya besok saja. Ya sudah, meskipun saya tahu Vay sudah capek sekali, tapi maafkan kalau kali ini saya meminta dia untuk ikutan latihan bola sebentar saja. Biar dia tahu bagaimana rasanya. Dan dia semangat, lho! Sama sekali tidak takut atau minder sama anak-anak yang lebih gede. Dan saya berterima kasih sekali dengan kesabaran couch-nya. Meski dia tahu Vay tidak bisa menggiring bola — bahkan nendang bola aja suka gak kena hahaha — tapi dia tetap profesional melatih. Dan saya juga tidak perlu khawatir Vay akan terkena bola, sebab tim dibagi berdasarkan rentang usia.

3

 

IMG_1898

Selain foto-foto, ada video-videonya. Cek deh video-videonya. Yang pertama ini lucu banget, karena di sini Vay mau nendang tapi gak kena. Yang kedua, berhasil menendang bola. Hebat, Vay! **jangan lupa ganti qualitynya ke yang tertinggi ya!

Vay latihan hanya lima belas menit. Katanya sudah capek. Maka pulanglah kita. Harus bersiap-siap untuk hari esoknya, big day! Pertandingan Chelsea FC vs BNI Indonesia All Stars, dan Vay akan jadi player escort untuk Chelsea FC. Yeaayy…

Baca kelanjutan ceritanya di postingan selanjutnya yaa…

 

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

33 thoughts on “Chelsea FC Part 1 : Couching Clinic

  1. Pingback: TehSusu.Com | Lukaku & Field Trip

  2. Wah wah wah,… walau vay ga ngerti bola dan ini keinginan besar ortunya, tapi sepertinya dia menikmati,… ketemu dengan bintang idola itu memang sesuatu bgt.

  3. Waaaaa….keren, keren…asli keren…meski Hani gak suka Chelsea mbak…tapi kesempatan yang didapat ini sungguh keren…..
    Semoga Syahrini gak cemburu sama Vay, ha ha ha

  4. Pingback: NONTON PERTANDINGAN CHELSEA (II) – Dedy Bagindo Rajo

  5. ded

    Itu yang diminta kevin sebetulnya, meet and greet serta couching clinic. Tapi berhubung saya bukan nasabah bni, saya harus bayar 25jt untuk meet and greet dan 10jt utk couching clinic itu juga limited edition he3x

    Tapi kevinnya ngerti kok, katanya “ya udah pa, kita nonton aja”

    Selamat ya buat vay dan papanya ……. 🙂

Leave a Reply to Zizy Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *