Jelajah Candi Prambanan Nan Megah di Jogja

Jogja Jogja….. Tetap Istimewa
Istimewa negerinya istimewa orangnya
Jogja Jogja….. Tetap Istimewa
Jogja istimewa…. Untuk Indonesia

Lagu ini memang berkesan buat saya karena dulu sekali saat ke Jogja bareng rombongan kantor, perjalanan kami diiringi oleh lagu yang indah dan khas ini. Nah, kali ini saya berkesempatan mengunjungi Jogjakarta lagi, masih bersama beberapa teman sesama traveler yang juga penghobi fotografi. Mungkin sebagian ada yang bertanya kenapa saya sekarang lebih sering pergi dengan teman-teman. Ya jawabannya simpel saja, karena kalau pergi dengan teman-teman saya hanya bawa badan sendiri, artinya persiapan tentunya tidak sekomplek bila pergi membawa anak. Itinerary pun berbeda tentu saja.

Nah kali ini perjalanan kami ke Jogja ditempuh dengan menggunakan mobil, jalan darat dari Jakarta. Kenapa tidak naik pesawat atau kereta api? Bisa saja sih. Cuma di itinerary kami ada beberapa tempat yang mau kami kunjungi di Banyuwangi dan Magelang, which is kedua daerah tersebut sejalur kalau mau ke Jogja, jadi agar lebih efisien di waktu, kami memutuskan untuk menggunakan mobil.

Beberapa tempat yang saya kunjungi kemarin di Jogja adalah Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Harus bangetlah ke sini karena candi dan Yogyakarta itu ibarat pasangan. Ingat Jogja ya ingat candinya. Memang Jogja adalah bukti sejarah bahwa negeri ini kaya akan budaya.

Kali ini saya mau menulis tentang Candi Prambanan dulu, yang berada di kecamatan Prambanan, Sleman dan Kecamatan Prambanan, Klaten, lebih kurang 17 kilometer timur laut Yogyakarta.

Candi Hindu Terbesar di Asia Tenggara

Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Wisata Candi Prambanan sendiri telah dijadikan warisan budaya dunia oleh Unesco sejak tahun 1991 karena kemegahan dan nilai sejarahnya. Didirikan pada abad ke-9, Candi Prambanan dibangun sebagai persembahan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu. Dewa Brahma sebagai dewa pencipta, Dewa Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Dewa Siwa sebagai dewa pemusnah. Nama asli komplek candi adalah Siwagrha (dalam bahasa Sansekerta berarti “Rumah Siwa”), nama yang merujuk pada ruang utama dimana ada arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter.

Candi Prambanan memiliki arsitektur khas Hindu pada umumnya, ramping dan tinggi, dengan candi Siwa yang menjadi candi utama dengan ketinggian 47 meter, dikelilingi oleh gugusan candi lainnya yang lebih kecil. Total ada 240 candi di komplek Candi Prambanan ini. Banyak ya.

Kami tiba di komplek Candi Prambanan jam 3 sore. Setelah menunggu sebentar agar matahari turun, baru kami masuk ke dalam. Tiket masuk bisa dibeli di counter turis yang dibagi menjadi dua counter, untuk turis asing dan turis domestik. Ternyata menjelang sore banyak juga turis asing yang baru datang untuk mengunjungi Candi Prambanan. Semua menunggu cuaca adem dulu sepertinya, samalah seperti kami.

loket candi prambanan

Setelah melalui pemeriksaan — para petugas memastikan tidak ada yang membawa drone karena penggunaan drone dilarang di areal candi — saya langsung berpencar dengan teman-teman yang lain. Ingin eksplor candi dulu sebelum nanti gelap.

Kalau sudah melihat arca-arca seperti ini tuh ya, saya tak pernah bisa berhenti kagum. Candi semegah ini dibuat ‘hanya’ dengan susunan batu, sungguh luar biasa. Setelah masuk ke dalam lorong galeri yang mengelilingi tiga candi utama, kita akan menemukan relief naratif yang berkisah tentang Ramayana dan Krishnayana.

Sejarah Candi Prambanan

Menurut sejarah Candi Prambanan dibangun oleh Dinasti Wangsa Sanjaya, yang mengakhiri kejayaan Dinasti Wangsa Syailendra (dinasti yang membangun Candi Borobudur). Candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang juga merupakan menantu dari Raja Samaratungga dari Dinasti Wangsa Syailendra. Kedua dinasti ini memutuskan melangsungkan pernikahan adalah untuk menjalin kekerabatan dan juga memperluas kekuasaan dinasti. Berbeda dengan Dinasti Syailendra yang menganut agama Budha Mahayana, Dinasti Sanjaya menganut agama Hindu aliran Siwa, dan berkiblat ke Kunjara dari daerah India.

Candi Prambanan

Candi Prambanan juga disebut Candi Rorojonggrang

Legenda rakyat memang selalu menarik untuk disimak. Legenda ini berkisah tentang Bandung Bondowoso yang jatuh cinta para Putri Roro Jonggrang. Namun sang putri tidak mempunyai perasaan yang sama terhadap Bandung Bondowoso dan berusaha mencari cara agar sang pria menjauhi dirinya. Roro Jonggrang kemudian mengajukan syarat yang tidak masuk akal, yaitu apabila Bandung Bondowoso mampu membangun 1000 candi dalam semalam maka ia bersedia menerima cintanya. Tak dinanya, Bandung Bondowoso menerima tantangan tersebut, dan langsung mengerahkan pasukan jinnya untuk membangun seribu candi dalam semalam. Ketika hari hampir habis, Roro Jonggrang melihat bahwa Bandung Bondowoso hampir berhasil menyelesaikan tantangannya, sang putri putar akal bagaimana cara mencuranginya.Malam itu, sang putri menyuruh para asistennya membakar lumbung agar para ayam bangun dan berkokok. Saat itu sudah ada 999 candi yang jadi, tinggal 1 lagi. Ayam berkokok dan Bandung Bondowoso pun gagal menyelesaikan tantangan. Akan tetapi akhirnya dia mengetahui kalau bahwa Sang Putri mencuranginya, dan karena murka, dia mengutuk Roro Jonggrang menjadi candi ke-1000.

Hiburan Kekinian di Komplek Candi

Menyusuri jalan sepanjang sisi taman candi, ternyata di sana banyak juga hiburan kekinian yang bisa dicoba oleh pengunjung. Sebut saja ayunan atau sepeda terbang, jadi pengunjung bisa berfoto di atas ayunan dengan latar belakang candi. Jadi pengunjung yang datang bersama keluarga bisa punya pilihan hiburan lain setelah lelah berkeliling candi.

Menjelang matahari terbenam, saya sudah tiba lagi di depan, berkumpul dengan teman-teman di sana. Kami akan menunggu waktu matahari terbenam untuk mengambil foto. Memang buat para penikmat senja Candi Prambanan adalah salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang wajib dikunjungi menjelang matahari terbenam. Sampai matahari terbenam dan menjelang malam, ada lampu-lampu yang dinyalakan oleh pengelola sehingga candi bersinar dari kejauhan. Sayang sekali kemarin awan cukup tebal menggayut, sehingga warna kemerahan tidak terlalu cetar membahana. Tapi tak apalah, namanya juga cuaca tidak bisa diprediksi. Yang penting bisa menikmati suasananya langsung, ya gak?

Sunset di Prambanan

Hotel di Dekat Prambanan

Jam delapan malam, kami akhirnya sampai juga di hotel. Badan sudah mau rontok karena lelah juga jalan darat, badan kan tidak bisa tidur lurus hahah. Untunglah sudah booking jauh-jauh hari, kalau tidak bisa repot cari hotel.

Urusan mencari hotel ini memang susah-susah gampang. Buat saya dan teman-teman yang suka mengejar foto sunrise dan sunset, kami bisa dikatakan hanya butuh tempat untuk numpang mandi, tidur bentar, ngecharge dan cuci tripod. Kemudian satu lagi pertimbangan saat mencari hotel adalah lokasi, harus dekat dengan tempat yang akan kami tuju. Kalau lokasi jauh ya telatlah ngejar sunrise atau sunset, ya toh.

Saya yang kebagian tugas mencari hotel kemarin memilih menggunakan Pegipegi.com untuk mencari rekomendasi hotel di Jogja. Dan ternyata gampang banget lho mencari hotel di Pegipegi.com karena kita bisa langsung menggunakan filter yang disediakan. Saya tinggal pilih mau cari hotel di area mana dan tipe hotelnya apa (mau hotel, villa, guest house, cari hotel unik hingga hotel murah juga ada), dan bisa langsung cari hotel yang dekat dengan tempat wisata. Contohnya karena salah satu tujuan kami adalah Candi Prambanan, maka saya langsung mencari hotel yang hanya berjarak beberapa kilometer saja dari komplek candi.

hotel di jogja

Oh iya, selain pemesanan hotel, Pegipegi.com juga melayani pemesanan tiket pesawat dan tiket kereta api, bisa dari situs webnya atau dari aplikasi.

Malam itu kami semua langsung tidur dengan sukses. Harus istirahat yang cukup karena hari berikutnya akan jalan lagi. 🙂

Jadi, siapa yang sudah ada rencana mengunjungi Candi Prambanan? Saran saya, datanglah agak sore saat cuaca sudah adem, biar lebih santai lihat-lihatnya.

—–

Candi Prambanan
Alamat: Jl. Raya Solo – Yogyakarta No.16, Kranggan, Bokoharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571
HTM Reguler:
Dewasa Rp40.000
Anak (3 sampai 10 tahun) Rp20.000
Buka Setiap Hari: 06.00 – 17.15 WIB
Jam Tutup Pintu Candi: 17.30

-ZD-

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

12 thoughts on “Jelajah Candi Prambanan Nan Megah di Jogja

  1. Pingback: Eksotisnya Candi Plaosan | Mom Travel & Photography Blog - Zizy Damanik

Leave a Reply to Popi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *