Kamu Takut pada Polisi?
Sore tadi, dalam perjalanan pulang ke rumah, saya melihat seorang pemuda duduk di trotoar sambil mengurut pergelangan kakinya. Di sampingnya ada motor tercagak, dan juga seorang polisi yang berdiri, terlihat mengawasi pemuda itu.
Dalam pikiran saya, hmm barangkali si Mas ini terjatuh dari motor saat tadi diberhentikan polisi. Bukan pemandangan yang aneh memang kalau banyak pengendara motor berusaha menghindar saat bertemu dengan polisi di sebuah operasi lalu lintas. Ini adalah sore yang sama dengan beberapa kali sore yang lalu, polisi-polisi melakukan semacam pemeriksaan surat-surat kendaraan roda dua di beberapa ruas jalan. Salah satunya di Jl. Pemuda arah Pulogadung. Dan karena ruas jalan ini cukup lebar untuk disalip-salipin sepeda motor, polisi pun berjaga di dua sisi jalan, agar motor-motor — yang mungkin mencurigakan – tidak bisa meloloskan diri. Alhasil ya begitulah, barangkali saat melihat pak polisi dari jauh, jantung jadi berdebar-debar, adrenalin pun meningkat, darah pembalap mengalir kencang sehingga otak pun berpikir cepat mencari celah untuk meloloskan diri, namun tak berhasil sehingga akhirnya si pembalap pun terjatuh dari kendaraan. Apes.
Lagu Dewasa
Beres-Beres
Dua malam lalu saya bbm-an dengan seorang teman dekat saya. Saya bilang padanya – mungkin sedikit mengeluh – kalau para pembantu bodat ini kok gak balik-balik. Mbok ya bilang kek balik apa gak, jadi biar aku tahu mau ngapain? Begitulah repetan saya.
Teman saya itu ketawa. Katanya, Kak asyik itu aja masalahmu. Dan lalu saya pikir, ah dia benar. Haha, tentu saja karena setiap kali saya mulai ngerep (alias merepet), kejengkelan saya tak lain dan tak bukan memang lebih sering karena kelakuan para asisten yang bikin bosnya high tempre. Lalu saya jawab, ya cemanalah, namanya pun omak-omak, gak jauh-jauh dari masalah bedinde.