Kira-kira sebulan yang lalu, saya sedang membawa Vaya ke teras belakang untuk latihan jalan. Saat itu salah satu bedinde sedang keluar menenteng kantong plastik yang sangat besar berisi kantong-kantong plastik kresekan beragam ukuran.
Saya melongokkan kepala. Astaga..! Sebanyak itu?
“Mau dibawa kemana, Ti?” Tanya saya.
“Mau dibuang, Bu.” Jawab si Titi.
“Lho, kok dibuang? Kenapa? Dilipatlah, disimpan.
Dari belakang Titi, muncul si Wati, bedinde yang lain, yang cerewet bukan main. Hobinya perintah-perintah bedinde yang lain karena merasa dirinya paling tua.
“Udah banyak kali, Buk…. di dalam lemari ini aja masih banyak lagi…”
“Ya jangan dibuanglah. Kalian tahu gak, blah blah blah,” saya pun menjelaskan pada mereka tentang bahaya limbah plastik, dan bagaimana kita di rumah ini juga harus berperan menjaga kesehatan bumi. Biarpun saya juga belum tahu kantong-kantong plastik itu harus dikemanakan, tapi rasanya tidak tega kalau dibuang ke tempat sampah, apalagi kalau harus dibakar.
“Terus mo diapakan ini, Buk…?” Tanya Wati.
“Selama ini kalau belanja ke pasar, bawa plastik sendiri gak dari rumah?”
“Ya enggaklah, Buk.”
“Mulai besok, bawa plastik sendiri dari rumah. Daripada bawa pulang plastik lagi dari pasar, mending plastik kita ini saja dihabiskan.”
Sejak kampanye go green mulai gencar, perlahan-lahan saya juga mulai coba untuk berpartisipasi kecil-kecilan di lingkungan sendiri. Contohnya kalau belanja bulanan, selalu minta belanjaan di-packing kardus. Biarpun sering dapat pelototan sebal dari pembeli lain — yang jadi lebih lama mengantri karena kerjaan kasir jadi nambah : melakban kardus-kardus,saya cuek aja. Selain itu, kalau ada rencana ke mall, saya juga selalu bawa mug sendiri di dalam tas. Jadi mau beli coklat panas atau teh panas, langsung pakai mug sendiri. Mau beli roti di bakrie dekat rumah juga bawa wadah sendiri, sejenis tupperware. Jadi tidak perlu bawa plastik atau kotak roti.
Kemudian, saya juga mencoba mengurangi penggunakan diaper sekali pakai pada Vaya. Yup, sudah hampir enam bulan Vaya pakai cloth diaper, alias reusable diaper. Alasan utama tentunya untuk kesehatan. Dari hasil searching di google, banyak info tentang berbahayanya diaper sekali pakai ini. popok sekali pakai banyak mengandung bahan kimia dan plastik yang diduga berbahaya bagi organ reproduksi bayi. Popok juga termasuk limbah yang susah didaur ulang. Untuk bisa didaur ulang, popok butuh waktu 200-500thn, belum lagi efeknya terhadap pencemaran lingkungan.
Sharing sedikit ya tentang cloth diaper, siapa tahu ada yang membutuhkan informasi mengenai cloth diaper ini. Pertama sekali waktu Vaya usia enam bulan, saya mulai pakaikan cloth diaper yang beli di ITC. Harganya 15rb, dan bahannya handuk. Cuma sayang pantat Vaya sering lecet karena pakai diaper 15rb itu.
Setelah mencari info kemana-mana, akhirnya saya coba belanja cloth diaper berkualitas bagus. Memang sih harganya lumayan mahal, sekitar 200-300rb per-pcs, tapi saya pikir ini kan investasi juga, lagipula bisa dipakai sampai bb 14kg (secara Vaya langsing, bisalah dipakai sampai umur 2thn lebih :D). Dan biarpun mahal, sesuailah dengan yang kita dapat. Pertama, tentu hemat uang untuk beli pampers. Kedua, hemat uang untuk beli nappy cream, karena biarpun cloth diaper ini sudah dipakai berjam-jam tanpa bocor, pantat Vaya tetap aman, gak merah-merah seperti kalau dia pakai yang 15rb itu.
Dari beberapa merk yang sudah saya coba, GreenKids, BumGenius, Happy Heinys dan Mothercare, so far yang paling cocok adalah cloth diaper merk GreenKids. Bahannya lembut sekali, dan karena insertnya — yang bahan bamboo oke banget, biarpun dipakai semalaman, tidak bocor. Bentuknya juga bagus kalau dipakai, tidak bikin pantat Vaya kelihatan kayak pantat lebah, ketinggalan di belakang, hehehee…
Untuk Mothercare bisa beli langsung di tokonya, BumGenius dan Happy Heinys bisa beli di toko-toko online di multiply, dan untuk GreenKids nappy, transaksi online langsung di websitenya. Sebenarnya pengen belanja lagi di GreenKids, apalagi GreenKids menerima pembayaran via PayPal (jadi bisa pakai duit hasil review untul belanja :D). Cuma ya gitu, karena GreenKids ngirimnya via pos, saya harus bayar pajak lagi di kantor pos begitu paket tiba. Jatuhnya jadi lebih mahal. Ya sudah, makanya pilihanpun beralih ke merk-2 lain yang dijual di Multiply. Sampai sekarang belum ketemu nih tokodi Multiply yang jual cloth nappy GreenKids.
So, bisa dikatakan Vaya sekarang sudah 90% pakai cloth diaper. Belum full 100%, karena sesekali masih pakai diaper sekali pakai juga saat mau pergi jalan-jalan si Vaya belum pup. 😀
Yang belum saya lakukan adalah program tanam pohon di rumah. Beberapa bulan lalu, kantor kami membagi-bagikan tanaman gratis, tapi tidak saya ambil sih. Takut tidak sempat mengurusnya. Kalau gak diurus sendiri, pasti terbengkalai. Mau mengandalkan pembantu? Suruh siram halaman sekali sehari saja lupa!
Aniway, ada yang bisa bantu saya, kemana kantong-kantong plastik saya itu bisa dilungsurkan?
Smart Mom !
Bisa jadi bahan masukan buat Nyonya negh.
Thanks
hai zee, menurutku kamu inspiratif bangat.selain sebagai seorang blogger yang handal juga sangat care ama environment,ibu yang hemat & pastinya gaul, wah pasti kamu sayang banget ama vaya ya.jadi pingin tau lebih banyak tentang ASTRI DAMANIK.sejak nongol di e live style, di metro,anyway aku pingin jadi blogger juga kaya situ.istilah “BEDINDE” (pembentong),”PLETOK” lah oke. ok.dech zee,salam kenal.i like your style,salam buat Vaya
Wah thx ya utk apresiasinya. Semoga tetap betah di sini.. **tersipu2 malu dipuji-2 terus**.
Ditunggu blognya ya, biar bisa main kesana juga 🙂
Disini grocery stores pada punya container besar yg ditaruh dimuka toko untuk menampung plastic bags yg tdk digunakan. Jd kalau konsumen py banyak plastic bags di rumah mereka, tau mrk mau grocery, mrk bawa tuh bags and buang di toko untuk di recycle. Kalu di Indo kali lgs di recycle saat itu juga alias udah ditungguin para pemulung ya.
Di Indonesia ada ga ya toko yg nerima plastic bags. Mau juga drpd tersia2kan begitu.
wahhh
mulia banget si Vaya
🙂
Vanya go poop with green 🙂
salut utk go green-nya mbak. Kalau bukan kita sendiri yang memulainya, siapa lagi..?
Bener sekali mas, memang harus dimulai dari diri sendiri. Biarpun kecil, tp pasti ada manfaatnya.
kreatif banget bu .. mudah-mudah banyak ibu2 lain yang meniru ibu ya.. teerus itu yang namanya vaya imuutt banget bu