Halo. Selamat berpuasa bagi yang menjalankan ibadah puasa. Semoga di bulan Ramadhan ini, kita semua mendapatkan berkah yang berlimpah. Amin. *Lagi-lagi saya terkena virus malas, sudah dua minggu tidak meng-updated blog.
Sebenarnya dua minggu ini saya banyak borong novel baru di Gramedia, itu sebabnya sebagian besar waktu luang saya pakai untuk melahap bacaan baru itu. Borong bukunya di Gramedia Grand Indonesia karena GI adalah tempat favorit saya :). Selain novel, juga beli majalah anak-anak untuk Si Kecil. Saya suka dengan Gramedia GI ini. Selain tempatnya yang sangat luas, juga karena ada kafe untuk makan minum.
Hmm.. Gramedia yang sekarang memang jauh lebih ramah dibandingkan dulu.
Kalau dulu itu belagunya minta ampun. Pengunjung dilarang membaca di dalam. Sampai gak nyaman karena terus-terusan diawasi. Setiap kali kita berdiri di depan rak buku agak lama sambil buka-buka buku, langsung tuh pegawainya datang dengan muka galak. Maaf mbak, tidak boleh baca disini. Kalau kita jongkok sebentar, langsung datang lagi pegawainya. Maaf mbak, harus berdiri, tidak boleh jongkok atau duduk. Ihh plis deh, gimana kita bisa tahu itu buku isinya bagaimana kalau gak boleh dibaca sama sekali. At least baca 2-3 halaman itu wajib, biar tahu kita tertarik atau tidak dengan buku itu, lalu dibeli bawa pulang. Udah gitu semua buku dan majalah dibungkus plastik serapat-rapatnya. Ck ck ck.. Beli baju aja bisa dicoba dulu ya, masa mau beli buku gak bisa dibaca? Yah, mungkin karena doi merasa sebagai “yang terbesar” kali yaa… waktu itu di Medan yang terlengkap ya Gramedia. Saking sebelnya saya sama Gramedia di Medan, setiap datang dan ketemu buku bagus yang bersampul dan saya penasaran isinya apa, pasti plastiknya saya robek dengan kuku. Emosi.
Waktu sering main ke Jakarta, saya pun sering juga main ke toko buku QB dan Kinokuniya nemenin hubby yang waktu itu belum jadi suami :D, saya lihat di sana bukunya bagus-bagus dan orang bebas baca. Disediakan kursi pula di sudut-sudut. Membaca di sini menyenangkan. Tenang. Rileks.
Syukurlah Gramedia akhirnya sadar juga kalau konsep mereka itu so last year :p. Jadi pelan-pelan semua dirombak habis, dikonsep ulang sehingga sekarang penampakannya jadi semacam taman buku yang welcome untuk siapa saja. Sekarang majalah dan buku tidak semuanya dibungkus sampul, ada satu dua yang terbuka, lalu sudah ada kursi di sudut-sudut. Orang mau baca sampai sore di situ juga no problem. Walaupun akhirnya terdapat banyak buku dan majalah yang sompel-sompel, misalnya di bagian komik anak-anak Ipin Upin. Karena setiap ada anak lewat situ, langsung pada jerit begitu melihat kedua tokoh gundul itu. Yang sudah bisa baca langsung duduk di karpet sambil membaca komik, sementara yang belum bisa baca alias cuma mengerti gambar saja, lebih heboh. Semua digeratakin dan dilempar ke karpet, dibolak-balik untuk lihat gambarnya. Bosan, ambil lagi yang lain. Ditegur emaknya cuek aja, malah makin berangasan. Dikiranya itu rumahnya, bicara keras-keras sesukanya. Itu contoh anak yang keras kepala, si Vaya. Heee..
Tapi tidak apalah biarpun banyak majalah yang sompel-sompel. Toh kalau memang orang suka, pasti dia beli. Gak usah takut toh.
Yah, singkat kata. Dulu saya masih setengah hati sama Gramedia. Kalau sekarang… sudah ¾ hati.. 🙂 Belum full, sih, masih ¾. Tapi setidaknya Gramedia Grand Indonesia sudah jadi tempat favorit saya karena saya belum pernah kena tegur pegawainya karena duduk membaca di karpet. 😀
aku juga seneng banget baca di gramed meski tetep ada yang ngawasin kadang-kadang kalo lagi sepi. jadi mirip taman bacaan yg bukunya gag bole dipinjem. hehe
sebenernya kalo mau, buku-buku disampul kuat biar gag gampang sobek, tapi tetep disediain tempat duduk. siapa tau ada yg mau langsung baca buku yg baru dibeli.:)
berdasar foto yang ditampilkan sangat luas sekali ya, konsepnya hampir sama dengan Gramed semarang, yang membedakan adalah karpet tempat santai itu. kalo sudah ada bisa betah nongkrongin buku2 yang menarik untuk dibeli.
Salah satu toko yang rencana akan ‘kuserang’ ketika mudik nanti adalah GRAMEDIA 😉
Aku kangen belanja buku sampe nggak kuat ngangkat ke mobil 🙂
yuk ke dramd di pondok gede
salam hangat dari blue
heehe., yaya saya juga pernah dulu waktu di gramedia mengalami hal itu. Paling kesel klo ada buku bagus, tapi masih blm ada yang dibuka, duhh terpaksa harus beli deh.
Wahh baru tahu kalo Gramed sudah berubah,
sudah beberapa tahun tidak pergi ke sana, karena memang ada pesaingnya yang bisa memberikan harga lebih murah
Dan seperti yang mbak tadi dikatakan, buku-2nya tidak semuana ditutupi plastik rapat. Ada disediakan beberapa buka untuk calon pembeli bisa membacanya,
saya sepertinya akan sering berkunjung blog ini 😀 untuk lihat review buku
gramedia di kota saya juga sudah sama pelayanannya, tapi mungkin pengunjung masih merasa segan untuk baca disana