Gue Hajar Juga Tu Orang!

Pagi ini ada kejadian yang membuat saya jadi agak-agak high temp. Hahahaha.. tapi kalau teman dekat saya dengar cerita ini, dia pasti bilang, ah sudah biasa kau kak high temp. Kapan enggaknya? Hihihi….

Seperti biasa, saya masuk dari pintu masuk Basement 1. Ada dua security yang berjaga, memeriksa tas dan mengucapkan “Selamat pagi,”. Kali ini salah satu security gedung bermarga Pasaribu yang memang sudah saya hapal wajahnya, bilang begini ke saya, “Lain kali dipakai id-cardnya ya, Bu.”

Weh?! Saya otomatis menoleh. “Lho, ini kan ada di sini.” Kata saya ketus sambil menunjuk id-card yang tergantung di sisi tas. Ngedumdel dalam hati, karena saya sudah hampir tiga tahun disini tapi masih juga dapat pertanyaan begitu. Lalu saya berlalu ke arah lift, menunggu lift sambil mata saya tak lepas mengawasi.

Di belakang saya, berturut-turut masuk dua bapak-bapak, keduanya tidak pakai id-card, dan saya lihat si security tadi tidak menegur mereka masalah id-card seperti ketika dia menegur saya. Hmm jadi begitu ya? Saya balik ke arah mereka, dan saya semprot si Pasaribu itu, ”Eh, Pak. Itu kenapa tadi gak ditanyain id-cardnya? Lain kali tolong ditegur juga karyawan dari perusahaan lain. Saya akan komplen ke atasan Anda.” Tanpa menunggu si Pasaribu itu buka suara, saya langsung melesat mengejar pintu lift yang terbuka.

Nyebelin banged memang. Begini nih kalau menumpang di gedung orang. Perlakuan gak adil sudah jadi makanan sehari-hari. Di kantor ini,selain perusahaan tempat saya bekerja, juga ada perusahaan lain yang menyewa space di sini. Perusahaan minyak. Oke, saya ulangi. Perusahaan minyak. Entah apakah si security yang memang takut menegur atau atasannya yang melarang memberi teguran pada pegawai dari “perusahaan minyak” itu, tapi kesan yang saya tangkap adalah, security di gedung ini memberi “perlakuan khusus” pada mereka. Entah ya, apa karena mereka segan dengan gaji gede pegawai perusahaan minyak? Mereka yang bau minyak tidak ditanya id-cardnya, masuk melenggang dengan bebas, sementara kami yang bau matahari disuruh buka jaket dan mengeluarkan id-card. Seolah kami ini maling saja. Memang kelakuan security di gedung ini noraknya minta ampun. Hampir semua teman di kantor ini juga mengeluhkan hal yang sama, giliran mereka lewat ditanya id-card – padahal sudah bertahun-tahun mereka kerja di kantor ini  – tapi giliran pegawai bau minyak lewat, pada tutup mata.

Sesampai di meja, saya langsung kirim email ke bagian Office Service. Mengajukan komplen resmi agar bisa diteruskan ke pengelola gedung. Di akhir email, saya tulis. “Kalau gak ingat tuh security tadi udah bapak-bapak, udah gue hajar juga tuh orang!” *tadi pagi masih emosi ceritanya hahaha…

Baru saja dapat balasan email dari Office Service, bahwa komplen saya akan ditindaklanjuti dan mereka akan melakukan komplen resmi ke pengelola gedung. Email balasan itu juga di-cc kan ke Office Service kantor pusat. Wakaakaka… kebaca juga deh ekor email yang bilang, “gue hajar juga tuh orang!”

Yah, susah memang kalau sudah tabiat. Uang dan materi sudah jadi raja. Ada uang dan materi bisa buat orang tunduk segan dan kasih hormat. Ada uang dan materi bisa buat orang semena-mena.

Sebaliknya, tidak ada uang tidak bisa bayar cicilan atau kontrakan rumah, tidak ada uang tidak bisa bayar uang sekolah anak, tidak ada uang tidak bisa ajak keluarga rekreasi sebulan sekali. Dan bagaimana biar uang selalu ada? Bersikap adillah pada semua penyewa gedung. Daripada penyewa gedungnya kabur? Ntar gimana caranya bayar gaji pegawai, janitor, dan security, kalau tidak lagi yang sewa space di sini? Ah, serahkan saja pada pengelola gedung, biar mereka yang mikir.

105 Comments

  1. Ho ho ternyata si eda boru Damanik ya, kenalin dulu ah nih boru Ringo.
    kita sama sama berdarah batak, kalau sudah emosi tak pernah bisa bendung tapi emosi karena hal yang udah keterlaluan yah , aku juga pengalaman adu mulut sm kondektur yang tidak konsekuen dengan penawaran waktu diluar bis, akhirnya dianya juga yg ngalah karena memang dia yg salah, biar adu mulut disaksikan banyak penumpang anehnya saat itu gak ada rasa malu, karena udah ketutup emosi kali ya 😀

    • Zizy

      Hahhahaa…. gimana mau malu lagi kan? Namanya kita udah emosi.

  2. Btw, orang Batak juga ya? bah, klw gtu ngapain manggil “mbak”, manggil kakak, atau tante, atau bowu, atau nantulang, atau apalah yang khas Medan ya..hehehe..
    Boru apa kakaka kalau boleh tau? Lae itu marga apa? aq marga Sinaga (sian najolo ganteng)..:D

    Horas lah dulu satu kali..

  3. Saya juga sering mengalami hal yang seperti itu mbak. tdnya mmg saya berpikir positif karena itu tugas mereka, tp klw melihat perlakuan yang berbeda , berarti mereka tidak konsisten dan bersikap tidak adil. Nah, yang itu memang perlu dihajar. Klw perlu bilg sama si Pasaribu itu mbak, jadi orang Batak jangan sok paten gtulah..Saya juga orang Batak, gak pernah gtu..wkwkwkwkwk

    • Zizy

      Hhahaha memang sok paten lae satu itu. Minta di-balbal dia.

    • Zizy

      Heheheee…. udah berusaha sabar kok mas, makanya ga lgsg dihajar 😀

  4. JR

    walah ada kekerasan di sini…hehehe, terus orangnya memar memar gag ya

  5. hahaa…. gw bisa mbayangin gimana kalo lo mo hajar orang.. tonjok aja tuh orang.. gebukin ampe memar2, biar kapook.. heee. kok gw jadi ikutan emosi seh… 😀

    • Zizy

      Wah loe bisa bantuin gw nih klo gw butuh bantuan Mod..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *