Beberapa bulan lalu, yang Vay ke Kidzania field trip dari sekolah, saya cerita tentang seorang murid yang terkena cacar dan ikut naik ke bus kan? Nah, saat itu memang sedang musim sakit cacar di sekolahnya. Berendeng semua kena.
Nah. Ternyata sekarang Vay yang kena. Sepertinya sih kenanya dari minggu lalu deh, karena ketahuannya waktu Senin siang sepulang sekolah. Jadi ceritanya Senin kemarin kan memang saya ambil cuti istirahat sakit sehari, tapi biarpun cuti sakit, saya tetap memaksa diri untuk mengantar Vay sekolah dan menjemputnya siang hari.
Itulah, sesuatu yang tak bisa dibeli dengan uang: kesempatan mengantar dan menjemput anak sekolah. Dan Vay senaaaang sekali kalau sudah melihat maminya yang jemput. Dari jauh langsung lari dengan hebohnya sambil teriak, “Mamiiiiiii…..”
Nah. Paginya saya sudah merasa badan Vay kok agak hangat, tapi saya pikir oh mungkin karena kurang tidur saja, karena semalaman dia tidak tenang tidur. Siangnya, saat dijemput, Miss-nya bilang Vay agak hangat. Lalu di mobil saya lihat telinganya kok ada bintik merah cukup besar. Sampai di rumah, saat ganti baju, baru kelihatan bintul-bintul merah di beberapa tempat. Dan yang terbesar ada di punggung, kayaknya itu tuh induknya.
Wah. Sudah gak salah lagi. Pasti cacar air. Gak tunggu lama, sehabis dia makan siang, sore itu langsung kita bawa ke dokter di dekat rumah, dan oleh dokter dikasih obat puyer untuk virusnya, vitamin stamina, dan salep gatal. Vay masih ceria, masih bisa main, karena bintul baru keluar sedikit dan belum berair.
Malamnya, baru. Mengamuk saat tidur. Tendang sana-sini, gesek-gesek punggung di kasur. Kebangun, kita kasih bedak gatal dan dia tidur lagi. Begitu lagi beberapa jam kemudian.
Dan tadi pagi, saat dibuka bajunya, ternyata sudah makin banyak. Seharian ini sudah keluar semua itu cacarnya. Sudah mulai nangis karena gatal dan sakit saat tersentuh. Beberapa sudah pecah juga. Vay memang belum pernah dikasih vaksin cacar, mungkin setelah ini ya.
Yang gak enaknya, hari ini saya ada training jadi tadi tidak bisa izin mengurus dia, dan besok hingga beberapa hari ke depan harus workshop bersama rekan-rekan segrup ke Bandung. Duh, pengennya sih escape, tapi serba salah. Ingin gak ikut karena anak sakit, tapi workshop ini juga setahun sekali dan kehadiran sangat diharapkan. Pakai tanda kutip.
Syukurlah, setelah ditanya ke Opung Borunya, bisa gak jagain Vay beberapa malam ke depan, katanya bisa. Kalau lagi sakit anak kan biasanya jadi lebih butuh perhatian dan sensitif kan. Kalau ada keluarganya di rumah menjaga, tentu dia lebih tenang. Ayahnya sih ada, tapi pulang kerja juga malam, belum tentu pula telaten mau gosokin salep atau kasih bedak saat gatal malam-malam, kan?
Vay sedih dan tidak mengizinkan tadi saat tahu maminya besok harus pergi. Tapi setelah dibujuk dan dijanjikan oleh-oleh, dia akhirnya setuju maminya pergi ke Bandung. “Vaya mau mainaann….” Katanya. Oke, Nak!
Duuuuhhh kasihan anakku. Jadi ingat waktu tahun 2004 lalu saya kena cacar pas saat tsunami Aceh terjadi. Dua minggu terkurung di kamar, stress karena bekasnya yang lama hilang. Vay pun harus libur sekolah nih seminggu lebih, tunggu kering benar, agar tidak menularkan virus ke teman-teman sekolahnya.
Semoga cepat sembuh ya, Sayang….
Pingback: Semangkok Semangat | | Life & Travel Journal Blogger Indonesia
Aku kena cacar ini pas kelas 3 sma, lumayan 8 hari ngak masuk. Tapi alhamdulillah ngak ada bekas nya sama sekali :-0