Rumah subsidi di Jakarta Barat merupakan salah satu opsi untuk punya hunian murah di ibukota. Siapa yang tak tertarik?
Pengadaan rumah subsidi merupakan bagian dari Program Satu Juta Rumah dari Presiden Joko Widodo sejak April 2015.
Tujuannya tentu saja untuk memenuhi permintaan akan hunian yang tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya.
Dan langkah ini terbilang efektif karena buktinya dalam empat tahun, backlog hunian berkurang sekitar 2,2 juta unit.
Selain pemerintah pusat, program ini juga merupakan hasil kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan pihak terkait lainnya seperti Asosiasi Pengembang Perumahan, perusahaan swasta hingga juga lembaga keuangan (bank).
Kenapa rumah subsidi bisa jadi primidona? Yes, selain karena harganya yang terjangkau, di sini ada kontribusi dari pemerintah.
Tapi sebenarnya tak hanya bantuan berupa dana, peran pemerintah juga termasuk dalam menyeleksi pengembang (developer) dan memastikan kualitas rumah subsidi yang akan dibangun.
Tercatat, ada lebih dari 11 ribu pengembang dan 18 asosiai pengembang yang tergabung dalam Sistem Registrasi Pengembang (Sireng) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sireng ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam melakukan pengawasan atas kualitas rumah subsidi agar memenuhi standar kelayakan.
Beberapa upaya yang dilakukan dalam hal ini misalnya adalah dengan sosialisasi, pendampingan hingga dialog agar para pengembang punya pandangan dan pemahaman yang sama mengenai kualitas standar rumah subsidi.
Harga Naik, Rumah Subsidi di Jakarta Barat dan Indonesia Masih Banyak Peminat
Setelah berhasil dengan program rumah subsidi di tahun-tahun sebelumya, pemerintah kembali lagi degan program serupa. Namun ada beberapa perubahan di beberapa hal.
Salah satunya adalah pemerintah mengeluarkan kebijakan baru untuk program tahun ini terkait harga rumah subsidi yang notabene belum mengalami kenaikan selama 5 tahun terakhir.
Dan meski tahun ini ada kenaikan, tak perlu khawatir, karena penetapan harga ini tetap berpegang pada kemampuan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) kok.
Penetapan kenaikan ini dibuat berdasarkan beberapa faktor antara lain, kenaikan harga tanah, harga bahan bangunan hingga upah pekerja. Jadi memang wajar kalau naik, karena kan pemerintah dan pengembang tentu tetap harus menjaga standar kelayakan.
Nyatanya, kenaikan yang mencapai 8% ini tidak berpengaruh pada permintaan yang tetap tinggi.
Bahkan tingginya permintaan akan hunian ini juga sampai membuat beredarnya kabar bahwa stok hunian subsidi dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) telah habis.
Namun jangan cemas, karena hal ini langsung dibantah oleh Kementerian PUPR yang menegaskan bahwa masih ada sekitar 30% dari bantuan FLPP ini yang masih tersedia untuk disalurkan.
Sekedar informasi, bahwa tahun ini saja, pemerintah telah menyalurkan dana FLPP bagi sekitar 47 ribu unit yang mana targetnya adalah sekitar hampir 69 ribu unit rumah, tepatnya adalah 68.858 unit.
Bahkan, dikabarkan bahwa Menteri PUPR telah mengajukan permintaan pada Kementerian Keuangan untuk mempersiapkan antisipasi jika bantuan rumah subsidi masih kurang.
Menariknya, tak hanya pencari hunian yang bersaing ketat lho, tapi para pengembang pun ikut berkompetisi dalam menyediakan rumah subsidi.
Salah satunya bisa dilihat di pameran Indonesia Properti expo (IPEX) 2019 yang diselenggarakan awal bulan ini.
Yang mana ada beberapa developer bersaing dalam menawarkan berbagai bentuk promosi, misalnya saja diskon harga, uang muka 0%, cicilan yang ringan dan lain sebagainya.
Rumah subsidi di Jakarta Barat dan kawasan lainnya di Jakarta tentu sudah jadi incaran banyak orang di sini, karena hunian murah di yang berada di pinggiran ibukota seperti Bekasi saja banyak dibeli oleh mereka yang bekerja di Jakarta.
Peminat rumah murah di kawasan ibukota terbilang tinggi, mengingat harga properti di sini sudah selangit. Khususnya Jakarta Selatan dan Barat, yang merupakan kawasan premium, dan membuat banyak hunian di sini harganya sudah tak terjangkau.
Jadi, jika para pembaca punya peluang untuk mendapatkan rumah subsidi di Jakarta Barat atau Selatan, tentu saja ini merupakan kesempatan yang sangat bagus dan tak boleh dilewatkan.
Begini Kemudahan Beli Rumah Subsidi di Jakarta Barat atau Daerah Lainnya
Perubahan pada program rumah subsidi tahun ini, tak hanya terkait harga tapi juga di beberapa hal lainnya.
Namun perubahan yang satu ini, relatif memudahkan.
Yang pertama adalah, program rumah subsidi kini tak hanya menggandeng PT Bank Tabungan Negara (BTN) seperti sebelumnya, tetapi juga akan melibatkan bank pemerintah atau BUMN hingga bank swasta.
Kemudahan berikutnya adalah pilihan program yang lebih beragam, dimana tak hanya FLPP tapi juga ada opsi program seperti Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM).
Dengan diperluasnya dukungan dalam bentuk pembiayaan seperti ini, tentunya diharapkan akses masyarakat terhadap hunian murah dan layak akan semakin terbuka lebar.
Besarannya sendiri adalah sekitar Rp 7 triliun untuk FLPP, lalu SSB sebesar Rp3,4 triliun bagi 100 ribu unit rumah, sementara SBUM sebesar Rp 948 miliar untuk 237 ribu unit.
Selain berbagai pilihan program yang bisa diikuti, menariknya lagi ada skema baru Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi bagi kaum milenial lho…
Yakni dihapusnya syarat batas gaji. Tuh, makin mudah kan?
Berbeda dengan FLPP sebelumnya, yang mensyaratkan batasan gaji maksimal Rp 4 juta untuk rumah tapak dan Rp 7 juta untuk rumah susun (rusun), dimana kalau berdasarkan pengalaman, ini menjadi ganjalan tersendiri bagi para pencari rumah, khususnya kalangan milenial.
Karena ternyata, mereka yang bergaji di atas Rp 4 juta pun, tetap saja tak mampu untuk membeli rumah dengan KPR non-subsidi.
Selain dihapusnya batas gaji, tingkat suku bunga dalam rancangan baru ini juga akan diturunkan. Dan sekedar informasi, pada FLPP tingkat bunga kreditnya adalah 5%.
Lalu terkait lokasi, pencari hunian akan bisa mengajukan KPR subsidi di mana pun, termasuk di Jakarta sekali pun.
Nah, jika pembaca tetarik untuk mencari informasi sebanyak mungkin mengenai hunian murah, baik rumah subsidi di Jakarta Barat atau dimanapun, ada beberapa cara mudah nih.
Contohnya, dengan mendatangi kantor pemasaran properti dan bank, yang tentunya sudah bekerjasama dengan pemerintah dalam menyediakan dan menjual rumah bersubsidi.
Lalu bisa juga mengunjungi pameran properti. Seperti yang disinggung sebelumnya, bahwa dalam pameran baru-baru ini, banyak sekali pengembang yang bersaing dalam menawarkan perumahan murah alias rumah subsidi. Jadi, jangan ragu untuk mendatangi event sejenis ya!
Cara lebih mudahnya adalah, survei via online saja, misalnya dengan mengunjungi situs jual beli properti www.99.co/id.
Saat ini kemudahan yang ditawarkan teknologi sudah mencakup berbagai hal. Termasuk dalam hal menemukan properti.
Kita bisa kok mengecek ketersedian rumah subsidi melalui online, tanpa harus repot mendatangi satu per satu kawasan yang diminati. Lebih hemat tenaga dan waktu.
Tapi meski murah, jangan lantas terburu-buru membeli rumah subsidi. Karena tentu saja pembaca juga harus pastikan punya kesiapan dalam segala hal, khususnya secara finansial.
Misalnya, harus dipastikan saat mencicil rumah subsidi, Anda sudah melunasi cicilan atau beban biaya yang lain seperti kartu kredit atau cicilan kendaraan. Karena ditakutkan, jika memiliki beban cicilan terlalu banyak, Anda akan ada kesulitan dalam membuat prioritas, dan berujung pada macetnya salah satu kredit.
Lalu, penting juga untuk berinvestasi.
Berbeda dengan tabungan yang langsung habis setelah uangnya digunakan, investasi bisa memberikan benefit dalam pembelian rumah. Mulai dari membayar uang muka, atau bahkan jika setelah rumah subsidi dibeli, Anda bisa memanfaatkan keuntungan dari investasi ini untuk mengisi rumah dengan berbagai perabotan.
Dan jangan lupa juga untuk menyiapkan rekening khusus ya!
Tujuan adanya rekening khusus, adalah agar pembayaran cicilan rumah bisa lebih tertib dan lancar, jadi tidak tumpang tindih dengan alokasi atau kebutuhan yang lain.
Jadi, sudah siap mencari rumah subsidi Jakarta Barat? Selamat hunting!
-ZD-