Kutembak Kau!
Pose dengan hasil melukis

Kutembak Kau!

Anak-anak di usia seumur Vay memang sedang aktif-aktifnya. Mereka juga cepat  sekali menyerap informasi baru. Seperti spons, dikasih tahu sekali dua kali langsung ingat. Trus juga sudah semakin berani mengungkapkan pendapat.

Ceritanya, Vay itu, sejak lama sudah saya janjikan akan dibelikan komputer oleh ayahnya. Tapi tertunda terus karena ayahnya alasannya mau nunggu pameran komputer. Entah mau ditunggu sampai kapan sih, kan isinya itu-itu juga toh. Brrr… Saya jadi gak sabaran karena Vay di sekolah juga ada pelajaran komputer, jadi alangkah lebih baik bila dia juga didukung oleh fasilitas di rumah. Main iPad tentu tidak sama dengan main komputer pakai mouse, karena mouse sangat membantu melatih motorik halusnya. Dan emaknya juga gak mau dong minjemin laptopnya (pelit hahaa…) soalnya takut Vay salah klik dan tahu-tahu ada file yang hilang.
Setiap kali lewat di depan toko yang menjual CD Edugames, Vay ragu-ragu mau masuk (padahal biasanya dia selalu lari ke situ untuk main sebentar).

Dia bilang, “Mami, Ayah kok lama banget beli komputer Vaya? Vaya kan mau main Bobibola.”

Lalu saya jawab, “Tahu tuh Ayah. Sudahlah, nanti Mami saja yang beli. Mami juga punya duit kok.”

Vay mengerutkan kening. “Tapi… kan kemarin Mami bilang, kalau yang mahal-mahal biar Ayah aja yang beli. Kan Mami gak ada hepeng. Kalau main Kitty-Kitty, baru Mami yang bayar…” *Kitty-Kitty itu maksudnya Kitten Dance Channel di FunWorld. Oops…! Emang iya sih, selama ini untuk mengerem permintaannya, saya selalu bilang “Mami gak ada uang.” Atau “Kalau yang mahal-mahal minta sama Ayah, Nak.” Jadilah kalau lagi di toko, dan dia melihat sesuatu yang menarik hatinya, dia akan bertanya dulu, “Ini mahal gak, Mami?”

Tapi akhirnya, saya yang beli laptop baru. Soalnya laptop ini mulai terasa lambat karena isinya sharing antara personal dengan file-file kantor, jadi sudah mulai full. Maklum, tahun ini budget laptop untuk karyawan belum keluar, so daripada pakai laptop lama yang berat dan lambat itu, lebih baik beli sendirilah. Toh dipakai sendiri ini. Nah, laptop lama saya itu saya lungsurkan untuk Vay. Sementara ini sih belum benar-benar hand over karena masih harus memindahkan data. Vay sih tidak keberatan, dia senang-senang saja dikasih laptop meski bekas. Toh warnanya pink, favoritnya. 😀

Vay juga sekarang sedang suka main drama-dramaan sendiri. Karena sering nonton dvd Barney & Friends di setiap perjalanan, dia sampai hapal lagu dan dialog hingga ke intonasinya. Dia bisa menirukan dialog Barney, BJ dan Baby Bop sebegitu rincinya, dengan bahasa Inggris semampunya, dan intonasi yang juga tepat. Saya diam-diam mendengarkan, terkagum-kagum sendiri mengetahui sejauh mana perkembangan anak.

Vay juga sudah mulai mengerti tentang makna sharing. Memang anak-anak kan kadang kalau main suka gak mau kalah kalau sudah posesif dengan mainannya, tapi Vay paham bahwa main itu harus gantian agar sama-sama senang.

Jadi, kemarin siang waktu saya cuti dan membawanya main ke FunWorld di Grand Indonesia, ternyata ada seorang anak perempuan yang egois ketika bermain. Anak itu sudah lebih besar dari Vay. Di playground panjat-panjatan itu kan ada senapan angin dengan peluru dari bola lunak, nah Vay sudah susah payah mengumpulkan bola dari bawah untuk dibawa ke atas. Nanti bola-bola itu akan dimasukkan ke lubang peluru dan ditembakkan ke lawan di seberang sana. Sebenarnya tembakan itu pun tak terlalu ber-power sehingga jarang bisa mencapai ke seberang. Anak perempuan itu menghalangi Vay, Vay tidak boleh main. Kemudian Vay beralih ingin masuk ke mobil-mobilan (masih di atap playground juga, sebelahan dengan senapan tadi), dan lagi-lagi anak perempuan itu melarang Vay. Pokoknya semua tidak boleh.

Karena tidak boleh main semuanya, Vay jadi kesal. Dia berkata dengan galak: “Kalau nakal, KUTEMBAK KAU!” dan anak perempuan itu kaget. Dia menoleh marah ke Vay, mungkin tak terima dibentak sama anak kecil, tapi Vay tak peduli dan tak takut. “Ayo, Mbak, kita turun saja,” katanya lalu mereka turun.

Mbaknya Vay yang cerita ke saya, sambil terkekeh-kekeh geli. “Tadi Vaya marahin kakak-kakak, Bu. Galak kali…” Lapornya. Saat saya konfirmasi ke Vay apa benar dia memarahi anak perempuan itu, Vay tersipu-sipu malu. Duuh…. kecil-kecil sudah bisa galak ya.

Eh iya, pamer foto dulu ya.

Ini foto waktu kemarin main di GI. Dia melukis di kanvas yang sudah ada gambarnya, jadi tinggal diwarnai saja. Lumayanlah, sudah agak rapi... 🙂

28 Comments

  1. Duh Vaaay.. Abis ngemil kuku macan ya sayang..? Kok kamu galaak? Hehehe.. Mana foto cute pisan.. Jagoan euy gambarnya! 😀

  2. Fiz

    Hahaha… Hit and run, habis marahin temen dia langsung pergi. Siiip 🙂

  3. Kalimat ini penting “Tapi… kan kemarin Mami bilang, kalau yang mahal-mahal biar Ayah aja yang beli.” 🙂

    Eh saya enggak nyangka lho kalau Vay bisa galak juga..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *