Jadi juga kita ke Celebration of Lights di Taman Mini Indonesia Indah. Ini adalah Pesta Lampion Disney dari Permata Bank, sudah ada sejak 15 Juni, dan tutup tanggal 2 September. Itu sebabnya kita buru-buru ke sini begitu ada waktu takut kelamaan nanti malah gak sempa.
Sesuai namanya, pesta lampion Disney, isinya adalah lampion-lampion raksasa dari karakter-karakter Disney. Ada Mickey & Minnie Mouse, Donald Duck, Cinderella, Winnie the Pooh, dan banyak lagi. Tapi ternyata di dalam ada juga karakter dari cerita lokal, ada Si Kancil, entahlah apa maksudnya menggabungkan Si Kancil dengan tokoh Disney. But at least saya bisa menunjukkan pada Vay, buaya dan si kancil yang sering saya dongengin itu.
Bertempat di Taman Bunga Keong Mas, awalnya kami kesulitan mencari lokasi karena petunjuk yang tidak jelas, alias tiba-tiba hilang di tengah-tengah. Setelah beberapa kali bertanya, baru jelas deh arah mana yang harus diambil untuk mencapai taman bunga itu. Padahal sudah beberapa kali ke TMII lho, tapi masih saja susah hapal jalan-jalannya saking luasnya.
Kami datang sore hari, mendekati waktu berbuka, jadi rencananya akan buka puasa di sana sekalian. Saya lupa sih apa dulu waktu kecil pernah masuk ke taman bunga ini, tapi tamannya memang bagus. Luas, ada permainan anak-anak, banyak juga tempat duduk untuk berpiknik bagi yang mau.
Karena sekarang sedang ada pesta lampion itu, memang jadinya lebih ramai dan menarik untuk dikunjungi. Ada tenant-tenant yang menjual makanan dan minuman, tenda-tenda yang menjual merchandise Disney yang besar, studio foto bagi pengunjung yang ingin berfoto dengan lampion tersebar di beberapa titik, toilet dan musholla di beberapa sudut, tenda besar yang keren milik Permata Bank. Tapi selain lampion, juga ada balon raksasa dan studio 4D, juga permainan bungee jumping untuk anak-anak yang bisa dinikmati dengan membayar charge tertentu.
Harga tiket masuknya Rp.60.000 per-orang, dewasa atau anak-anak. Menurut saya sih tergolong mahal, karena kita tidak dapat komplimen apa-apa dan di dalam juga masih harus bayar untuk menikmati hiburan lainnya. Ya kalau gak dapat tiket nonton 4D, dikasih teh atau jus kotak juga lumayan sebenarnya untuk berbuka puasa gitu. *beginilah emak-emak yang hobi kalau dapat gratisan :p
Saat hari mulai gelap, lampion-lampionnya memang jadi bagus banget, benderang di sepanjang taman. Kita berbuka puasa di tenantnya Bakmi GM, tak begitu enak sih kalau diingat-ingat, karena makanannya sudah jadi, hanya kuahnya saja yang panas. Karena gak puas, saya pergi lagi beli pizza yang lebih anget. Yah namanya juga bukan gerai beneran ya, komplen aja saya ini hehehe…..
Vay tak sabaran ingin lari-lari di taman, jadi makannya tidak betah. Tapi tahu-tahu dia mengeluh, katanya sepatu barunya sakit. Padahal dia pakai Crocs, masa bisa sakit? Ayahnya dengan kejam langsung menuduh, jangan-jangan Crocs-nya itu palsu. “Gak kok Pak, itu beli di tokonya pun, kemarin itu.†Mbaknya langsung menjawab. Selidik punya selidik, ternyata karena sepatunya itu punya beberapa jendela alias lobang-lobang kecil gitu, saat Vay lari-lari, banyak kerikil atau tanah yang masuk ke dalam sepatu, jadi terasa sakit di telapak. Untuk mengakalinya – daripada dia kaki ayam lari-larinya? – saya suruh pakaikan kaos kaki. Aman tenteram, tak ada keluhan lagi. Setelah itu dia lari kesana kemari, main luncuran, dan main ke panggung besar, menonton penyanyi cilik yang sedang beraksi.
Naik balon terbang tidak? Tidak. Saya gak mau, takut tiba-tiba talinya putus terus kita terbang entah kemana hahaha… Nanny-nya Vay pengen naik tapi tiketnya ternyata mahal bo’. Rp.120.000 perorang.
Yang menarik adalah, ternyata ada lomba mewarnai lampion juga untuk anak-anak. Vay memaksa ingin ikut, jadi kita ikutanlah. Bayar Rp.50.000 untuk satu lampion, lalu pergi ke podium untuk melukis di sana. Lampion-lampion para peserta digantung semua di sana. Saat diberikan cat air, Vay bilang, “Ini kan bukan coloring, ini ceeeett…! Painting..†“Sama itu Nak, kan coloringnya pakai cat air…â€
Melukis di atas kertas lampion yang tipis itu tidak mudah, karena kalau terlalu encer jadinya ya bisa sobek. Vay gak sabaran banget, gak sampai lima belas menit sudah bosan, katanya dia pengen main luncuran aja. Memang dasar dia gak niat sih, hanya ingin dapatin lampionnya saja. Jadilah lampion itu kita bawa pulang, artinya ya tidak diikutkan lomba. Lagian juga gak akan menang, karena banyak yang mencang-mencong.
Secara keseluruhan, main ke Celebration of Lights ini menyenangkan — meski makanannya enggak — karena udaranya di sini kan masih lumayan segar, jadi bawa anak ke sini itu gak rugi-rugi amat. Bisa puas lari-lari, main luncuran. Piknik di sini enak deh kayaknya, boleh juga kapan-kapan ke sini lagi, tapi sorean tentu ya, saat udara sudah tak terlalu panas.
Kita pulang jam setengah sembilan, dan Vay tepar sukses di mobil.
bagus2 ya lampionnya… 🙂
seneng banget ya bisa lihat lampion, aku gak sempat mbak
jd tiket 60 ribu itu blm termasuk nonton 4D ya??
wah jadi inget masa kecilku.. ke Keong mas ama Bapakku 🙂
hebat TMII ya…. banyak acara buat anak anaknya… jadi penasaran mau kesana.. sudah lama sekali tidak kesana.
Kalau harga segitu, gimana, ya rasanya memang agak mahal Mbak, apalagi tampaknya tidak terlalu eksklusif – gimana ya bilangnya… Suasananya apa sesuai dengan harganya gitu…
Yaaa aga gak sebanding sih. Mahal memang karena 60 ribu hanya untuk entry saja tapi hanya untuk lihat2…
ajak naik balon udaranya, kaka. bagus.
aku yang sering lewat situ, mau nyinggah ga jadi mulu. bahahaha :))
takutlah…. suka ada missed klo di negara kita ini… takut awak…. 😀