Ide postingan ini muncul saat saya sedang sarapan nasi uduknya Mbak Gendut. Yoi, secara badan udah balik normal lagi, alias udah bisa pakai jeans boot cut favorit saya, sekarang sarapan paginya juga kembali normal. Gak sarapan pake sepotong crackers lagi hehehe…
Saat sedang menyantap bakwan goreng yang renyah, bunyi dentuman musik di belakang mulai terdengar. Ya. Ini Jumat pagi, jadwal umum olahraga buat orang kantoran. Senam pagi alias aerobic. Kantin Mbak Gendut ini memang ada di areal kantor DepHan, jadi sudah jelas musik yang saya dengar adalah musik senam paginya kantor DepHan, bukan musik dari kantor pusat kami.
Sudah sering dengar musik senam pagi kan? Apa komentar kalian dengan musiknya? Berolahraga baik pagi atau malam, biasanya diiringi dengan musik atau lagu yang gembira, riang, bersemangat, pokoknya musik yang bisa meningkatkan adrenalin. Musik dengan dentuman dan hentakan, “dup dup dup dup” begitu terus dari awal sampai akhir, hanya kadang lagunya beda tapi ketukannya begitu terus.
Dulu waktu saya ikut senam di sebuah sanggar, instruktur kami biasa mengawali senam dengan musik yang kencang tapi gerakannya masih pelan karena masih pemanasan. Setelah lima belas menit, baru gerakannya berganti jadi gerakan inti. Di penghujung, saat pelemasan, instruktur akan mengganti kaset atau cd-nya dengan lagu slow. Biasanya begitu kalau di sanggar. Tapi kalau senam pagi model kantoran begini, mana sempat lagi mau ganti-ganti kaset. Jadi dari awal sampai akhir dihajar terus dengan musik kencang, tapi urutan-urutan senamnya sih tetap normal.
Yang lucunya, musik senam pagi hampir sering sama (hmm.. sebenarnya pengen bilang benar-benar sama tapi gak tega) dengan musik ajep-ajep. Ajep-ajep itu istilah yang diberikan untuk jenis house music yang diputar di klab malam. Musik yang kalau didengar sepintas akan terdengar seperti “jep..jepâ€, begituuu terus dari awal sampai akhir. Beberapa kalangan pecinta gemerlap kehidupan malam akan bilang “kentang“ kalau gak kena musik ajep-ajep. Makanya ketika malam makin larut, dan band panggung sudah turun, lalu DJ muncul untuk atraksi dan musik ajep-ajep mulai menghentak, terdengarlah teriakan dan jeritan bahagia dari pengunjung klab karena musik yang dinanti-nanti akhirnya tiba.
Yah begitulah. Sambil terkenang masa-masa clubbing dulu, saya protes juga dalam hati. Kenapa sih gak cari lagu lain aja untuk senam pagi? Ini mah sama aja memindahkan diskotik ke jam dan lokasi yang berbeda. Saya otomatis membayangkan berada di sebuah klab malam dengan slot tequila di tangan, tapi pakai setelan baju senam dan sepatu kets. Grrrr….!
Eh tapi kejadian menarik yang terjadi adalah sebaliknya. Kantor kami pernah menyelenggarakan acara jalan santai dan lomba aerobic di lapangan terbuka di sebuah hari Minggu pagi. Dan saat lomba aerobic dimulai dan house music diputar sebagai musik pengiring senam aerobic, kira-kira lima belas menit kemudian, muncul bapak-bapak. Dia ikut bergoyang-goyang hot di tengah peserta. Kalian tahu, dia mengenakan setelan rapi dan keren – baju hitam berkilat dengan bawahan jeans gelap – dan kacamata hitam bertengger di kepala. Wajah dan matanya kelihatan lelah tapi tidak demikian dengan semangatnya. Saya langsung ngeh, oohh nih bapak pasti baru pulang ajep-ajep tapi masih kentang. Jadi langsung nyambung deh di acara senam pagi. Hahahaha..
terakhir kali ikut senam, pas SMP itu juga karena senam dijadikan ujian praktek olahraga
berhubung ga punya duit, minta tolong lah kami sekelompok pada seorang kakak hebring, tetangganya temen, yang kayanya sih doyan dugem
akhirnya lagu kami kayanya yang paling beda dari kelompok yang lainnya dan gerakannya pun paling heboh