Sudah hampir enam bulan ini Vay ikut kursus fashion. Mungkin pada tanya, kenapa Vay jadi les fashion ya? Jadi, kalau mau dirunut-runut, sejak Vay mulai bisa menulis, dia memang kelihatan sekali kalau suka menggambar. Yang dia bawa kemana-mana selalu buku dan pensil, untuk mengisi kegiatannya kalau lagi bengong. Namanya juga anak-anak, saat itu segala macam digambar, gak pilih-pilih. Kalau lihat sesuatu yang bagus, dia akan berusaha membuat duplikasi dari gambar tersebut. Kadang juga bikin gambar dari hasil imajinasinya sendiri.
Belakangan, ketika mulai masuk kelas satu, dia mulai suka tuh gambar-gambar perempuan dengan baju bagus, lalu juga tertarik dengan majalah anak-anak yang isinya tentang fashion. Apalagi ketika dia mulai berkenalan dengan lingkungan tempat ayahnya berkecimpung, kenal dengan majalah mode, lalu ikut acara Esmod Jakarta, dia pun bilang ke saya kalau dia kepengen jadi fashion designer.
Waktu itu ayahnya sudah bilang, ada tuh tempat kursusnya, tapi cukup jauh dari rumah. Saya sudah dapat juga infonya, tapi belum sempat-sempat mencari waktu itu. Tapi Nona Vay sudah gak sabar, minta-minta terus, kapan mulai lesnya. Biar bisa gambar, biar bisa bikin baju. Yaaa.. tahu sendiri anak-anak, suka pengennya cepat jadi. Dipikirnya kalau bikin baju itu, jrenggg…! Langsung jadi gitu ya.
Saya bilang, OK. Boleh, asal serius. Karena biasanya anak-anak gampang bosan, sama halnya ketika ikutan young chef kemarin. Dia bilang bosan karena belajar masaknya makanan luar terus, which is dia gak terlalu doyan. Makanya kemarin kita berhenti les cookingnya.
Baru deh sekitar awal tahun ini, saya sempatkan cari tempatnya. Dan ketemu, namanya Dream Dress Course, di daerah Pejaten. Ini adalah tempat kursus untuk anak usia 6 tahun sampai remaja, yang ingin belajar design dan membuat baju sendiri.
Pertama kali ke sana, datang telat dong, karena salah jalan. Kita datang saat kelas sudah selesai. Dan langsung trial, Vay sendiri. Waktu itu saya ketemu dengan principle dan juga ownernya. Kita lihat-lihat dulu tempatnya, kelasnya, lalu langsung sambil trial dan interviu. Mereka ingin tahu latar belakang, lalu sejauh mana minat dan talenta si anak. Vay saat itu dikasih pensil warna dan kertas yang sudah ada gambar modelnya, serta ruler fashion, dari bentuk baju, rok, sepatu – yang sebenarnya pun Vay sudah punya di rumah jadi dia sudah tahu cara menggunakannya – untuk melihat sejauh mana kemampuannya. Vay langsung semangat saat itu, dia serius menggambar dan mempercantik.
Diterangkan juga ke saya, bahwa di Dream Dress ini, anak-anak akan diperkuat dulu basicnya, jadi memang harus belajar dari proses mendesain baju, membuat sketsa, belajar bikin dan padu padan pola, hingga menjahit tentu saja. Vay bilang dia maunya bikin aja, tapi gak mau menjahitnya. Huuu…. saya bilang ya tetap harus bisa jahit, kan nanti yang tahu detailnya designernya. Jadi ya harus bisa jahit juga dong.
Maka, masuklah Vay pertama kali di kelas awal, yaitu kelas DD1. Minggu demi minggu masuk ke kelas dan dia excited dengan perkembangannya sendiri. Apalagi ketika dia mulai belajar menjahit dengan tangan dan mesin, katanya susah, tapi menyenangkan karena belajar hal baru.
Nah. Di akhir kelas DD1, tibalah hari presentasi, yaitu hari dimana siswa harus tampil untuk menceritakan konsep lengkap dari karya fashionnya. Waktu itu Vay sudah bikin satu design yang menurut saya chic banget. Dia yang pilih kainnya, coloring bahannya, dan menjahit sebagian untuk roknya. Dan saya terkagum-kagum saat melihatnya mempresentasikan karya pertamanya itu di depan seluruh siswa. Haha… memang ya, ibu itu fans nomor satu anaknya.
Ketika itu, karena yang akan presentasi adalah siswa DD1, maka semua siswa di ruangan itu diminta untuk giving attention dan applause, biar yang kecil-kecil ini lebih semangat. Nah, kebetulan yang mau presentasi hanya dua anak, Vay dan satu lagi temannya. Berhubung temannya itu malu kalau harus tampil sendiri, jadi dia minta presentasinya berdua Vay sekalian. Vay sendiri juga tidak keberatan bila harus bergantian, dia toleransi sama temannya. Jadi saat di depan, ditanya teachernya bergantian begitu.
Jawaban-jawaban Vay itu yang bikin saya kagum dan ikut membayangkan akan seperti apa sih konsepnya. Sebuah konsep yang glamor, dengan permainan lighting di panggung, musik yang enerjik, serta make up ‘eyeshadow blink-blink’, itu istilah Vay. Wow. Andai saya bisa masuk ke dalam pikirannya, ingin tahu ada apa saja sih di dalam. Setuju, betapa mimpi-mimpi dan imajinasi anak itu begitu luas dan tak terbatas. Saya sebenarnya merekam semua presentasi itu, tapi tak bisa diupload, soalnya di dalamnya ada anak orang lain, jadi saya simpan sendiri saja untuk dilihat-lihat Vay.
Sekarang, Vay sudah di kelas DD2. Sekarang temanya tentang pop art, jadi sejak beberapa minggu ini mulai bikin stamping pop art untuk dijahit sendiri di rok. Vay masih susah menjahit, jadi baru satu stamping yang dijahitnya sendiri, dan sisanya dibantu. Di kelas DD2 ini, semua bahan masih disediakan oleh Dream Dress, jadi dia belum harus pergi ke Mayestik untuk cari bahan sendiri. Itu akan ada di kelas yang lebih tinggi.
So far so good banget. Dia enjoy sekali ikutan kursus ini, karena di sini semuanya fun. Tidak ada pe-er, belajar juga tak dipaksa, artinya pelajaran yang diberikan sesuai dengan kemampuan anak. Bila sudah bagus, boleh naik. Tapi bila ingin dimantapkan lagi misalnya kemampuan menjahitnya, juga boleh. Sesekali bila ada occasion tertentu, Dream Dress mengadakan acara di situ, seperti fashion show dari hasil karya siswa.
Jadi ya meskipun Vay capek, karena setiap hari ada kegiatan, tapi karena dia enjoy, ya kita support terus. Bahkan sering juga harus numpang sarapan di Cyrcle K sebelah tempat course, karena kalau tidak berangkat pagi bisa telat karena macet. Jakarta gitu lho, hari Sabtu aja macet.
Yang tertarik ingin mengetahui informasi lebih lanjut, bisa datang langsung ke alamat berikut ini: Dream Dress Course. @ Jl.Pejaten Raya no.50 Jakarta Selatan.
Gw baru tau ada kursus jadi designer anak2 ini, gw pikir anak2 cuman lukis dan sejenis nya
Semangat vay … ntar om cumi mau di bikinin baju tapi yang murah yeeee hahaha
Kalau untuk Om Cumi, nanti dibikin design khusus yang warna senada dengan kolor yaa…. jadi tetap eksis… LOL.
Waaa vaya pinter banget design nya… Ntar gede bisa jd fashion designer ya…
Iya, Man. Semoga bisa terwujud nih cita-citanya ya.
Sekolah vaya sabtu libur ya mbak. Seru banget.
Iihhh aku juga kalau ntar si K gede maunya dilesin semacam ini. Gak pelajaran gitu. Biar menggali yg gak ada disekolah.
Benar Nie. Biar balance.. 🙂
wah keren nih Vay, masih kecil udah punya bakat dan telenta yang keren abisss…
sukses terus ya Vay
Makasih yaa…
seru yaah tempat les nya.. mahal ga sih kak biayanya? bisikin dong pengen tahu banget nih..
Hehe…. biaya lesnya dihitung perkedatangan dan perkelas, jd gak perbulan. 750-an ya, belum termasuk bahan yang harus dibeli saat pertama kali masuk kelas.
Beruntung banget Vay, kecil2 sudah bisa menyalurkan hobby. Dan selama di sini motorik halusnya juga terlatih 🙂
Benar, Bu. Sekarang sudah banyak fasilitas untuk salurkan bakat anak, jadi orang tua terbantu sekali.
hahahaa… moga les kali ini g bosen yaaa
Vay bikinin tante rok kaya berbih gitu yaa, lucuuuu…
Semoga tercapai yaa cita2nyabya Nak!!