Kalau kalian baru pertama kali liburan ke Bali dan penasaran dengan pengalaman spiritual khas pulau dewata, maka panduan kunjungan ke Pura Tirta Empul ini wajib banget kalian baca sampai selesai. Bukan cuma cantik secara visual, Pura Tirta Empul adalah tempat sakral untuk ritual melukat—atau prosesi pembersihan diri secara spiritual—yang sudah dilakukan masyarakat Bali sejak ratusan tahun lalu. Bahkan, wisatawan dari luar negeri pun rela antre panjang demi merasakan guyuran air suci dari pancuran-pancuran di sana.
Saking terkenalnya, Tirta Empul masuk dalam daftar destinasi favorit di Tampaksiring, dan bahkan satu kompleks dengan Istana Presiden Soekarno.
Jadi, buat kalian yang ingin pengalaman pertama yang autentik dan tak terlupakan, simak dulu panduan kunjungan ke Pura Tirta Empul berikut ini supaya nggak bingung pas di lokasi.
Sejarah dan Makna Pura Tirta Empul
Nama Tirta Empul berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “mata air suci.” Kompleks pura ini dibangun sekitar abad ke-10 oleh Raja Bali dari Dinasti Warmadewa. Sampai sekarang, mata airnya terus memancar tanpa henti, dan dipercaya memiliki kekuatan menyucikan tubuh dan jiwa.
Pura ini terbagi menjadi tiga bagian utama: Jaba Pura (halaman depan), Jaba Tengah (tempat kolam suci berada), dan Jeroan (bagian terdalam untuk berdoa). Tapi yang paling menarik perhatian adalah kolam tempat prosesi melukat.
Air yang keluar dari 30 pancuran di sini dianggap suci, dipercaya bisa membersihkan energi negatif, menyembuhkan penyakit, bahkan membawa ketenangan batin.
Bagi umat Hindu, melukat di sini adalah bagian dari upacara keagamaan yang penuh makna. Tapi buat kita para wisatawan (baik lokal maupun mancanegara), ini jadi pengalaman spiritual sekaligus kesempatan untuk merenung dalam suasana yang adem dan tenang.
Apa Saja yang Perlu Disiapkan? (Etika & Pakaian)
Nah, sebelum kalian nekat nyebur ke kolam suci, ada beberapa hal yang perlu banget diperhatikan. Karena tempat ini adalah area ibadah, penting banget buat kita menjaga etika dan penampilan.

1. Pakaian
Semua pengunjung wajib mengenakan sarung dan selendang (kain ikat pinggang). Kalau kalian nggak bawa, tenang saja, di pintu masuk tersedia penyewaan sarung lengkap, dengan harga sekitar Rp15.000–Rp25.000 saja.
2. Etika
Karena Tirta Empul adalah tempat suci umat Hindu, penting bagi kita untuk menunjukkan rasa hormat. Saat berada di area pura, jaga sikap dan nada bicara—hindari tertawa keras atau membuat kegaduhan. Jangan pernah menginjak atau melangkahi sesajen, dan hindari menggunakan kamera untuk selfie berlebihan di depan pancuran suci. Perempuan yang sedang menstruasi tidak diperbolehkan masuk area utama pura. Ingat, kita ini tamu, jadi berperilakulah sepatutnya, dengan rasa hormat dan ketulusan hati.
3. Bawa Baju Ganti
Karena kalian akan benar-benar basah kuyup dari kepala sampai kaki! Saya biasanya bawa baju ganti lengkap, termasuk handuk kecil, sandal jepit, dan kantong plastik untuk baju basah. Jangan sampai pulangnya malah masuk angin, kan?
Semua hal ini memang kelihatan sepele, tapi penting banget untuk diketahui lewat panduan kunjungan ke Pura Tirta Empul, apalagi buat kalian yang baru pertama kali datang.
Step-by-Step: Mengikuti Prosesi Melukat
Ini bagian paling saya suka. Pertama kali mencoba melukat di Tirta Empul, saya sempat merasa gugup dan kikuk. Tapi ternyata prosesnya sangat teratur dan ada petugas yang bisa ditanya jika kita bingung.
Langkah-langkahnya:
- Sewa Sarung & Simpan Barang
Setelah beli tiket dan masuk area pura, kalian bisa menyewa sarung dan menitipkan barang di loker atau bawa tas tahan air kecil.
- Bersihkan Diri di Kolam Pertama
Mulailah dari pancuran paling kiri (ada urutannya), dan biasanya di depan setiap pancuran ada batu kecil sebagai penanda.
- Berdoa & Siramkan Air ke Kepala
Di setiap pancuran, kita menyiramkan air ke kepala sebanyak tiga kali sambil memejamkan mata dan berdoa dalam hati. Jangan buru-buru, rasakan suasana heningnya.
- Lewati Pancuran Kematian (Opsional)
Ada dua pancuran yang biasanya dilewati karena digunakan untuk ritual kematian (biasanya pancuran ke-11 dan ke-12). Kalau tidak yakin, tanya petugas atau ikuti wisatawan lokal di depan kalian.
- Lanjutkan ke Pancuran Berikutnya
Lakukan ritual sampai selesai di pancuran terakhir (sekitar 13 pancuran yang umum dipakai). Rasanya? Adem banget—baik di kulit, maupun di hati.
Waktu Terbaik Berkunjung & Estimasi Biaya
Kalau kalian ingin suasana lebih tenang dan tidak terlalu ramai, datanglah pagi sekitar jam 8-9 pagi, atau sore menjelang tutup sekitar jam 4 sore. Hindari hari raya besar Hindu (seperti Galungan dan Kuningan), karena akan sangat ramai dan kurang kondusif untuk wisata.
- Jam buka: Setiap hari, pukul 07.00–17.00
- Tiket masuk:
- Domestik: Rp50.000
- Internasional: Rp100.000
- Sewa sarung: Rp15.000–25.000
- Parkir motor: Rp5.000, mobil: Rp10.000
Dengan informasi waktu kunjungan dan harga tiket ini, panduan kunjungan ke Pura Tirta Empul ini bisa bantu kalian merencanakan waktu terbaik agar pengalaman melukat jadi lebih maksimal.
Pengalaman Pertama Kali Saya Melukat di Tirta Empul
Saya datang ke sini saat jalan ke Bali bersama anak saya, tapi juga pernah sekali saat acara kantor dan saya extend tinggal sebentar di Ubud. Waktu itu sedang merasa overwhelmed dengan pekerjaan dan ritme hidup kota. Jadi niatnya benar-benar untuk “bersih-bersih” jiwa—dan rasanya pas banget. Suasana hening, semilir angin, suara air dari pancuran, ditambah wangi dupa yang samar-samar—semuanya bikin hati adem.
Prosesi air suci di Tirta Empul ini memberikan ruang untuk refleksi dan pelepasan emosi. Meskipun berasal dari tradisi tertentu, banyak pengunjung dari berbagai latar belakang datang ke sini untuk mengalami momen penyucian diri secara simbolis. Saya bahkan sempat ngobrol dengan seorang turis asal Jerman yang juga tertarik mencoba ritual ini karena ingin “recharge” secara batin. Kami sama-sama merasakan efek menenangkan, seolah tubuh dan pikiran jadi lebih ringan.
Bagi kalian yang belum pernah ke sini, jangan takut terlihat aneh atau bingung mengikuti langkah-langkahnya. Semua orang pernah jadi pemula. Justru, pengalaman ini bisa meninggalkan kesan mendalam—tak hanya tentang tempatnya, tapi juga tentang perjalanan ke dalam diri sendiri.
Kesimpulan: Persiapkan Diri Lahir Batin
Kunjungan ke Tirta Empul bukan sekadar wisata spiritual, tapi momen untuk menyentuh sisi terdalam dari perjalanan kita—baik secara fisik maupun emosional. Entah kalian datang sendiri atau bersama keluarga, pengalaman ini akan terasa spesial kalau kalian datang dengan hati yang terbuka.
Jangan lupa, setelah puas melukat dan menikmati suasana spiritual, kalian bisa lanjut membaca pengalaman lengkap saya saat berkunjung ke Pura Tirta Empul dan Istana Tampaksiring di artikel berikut: Cerita Liburan ke Pura Tirta Empul.
Selamat bersih-bersih jiwa, dan semoga perjalanan kalian ke Bali kali ini bukan cuma menyenangkan, tapi juga menyentuh hati.