Secangkir tehsusu: Adil terhadap pekerjaan dan anak itu tidak gampang. Karena ternyata, meskipun kita berusaha memberikan quality time, anak tetap merasa butuh kuantitas waktu yang lebih banyak. Sungguh luar biasa bagaimana Jakarta telah meneror warganya sehingga terus menerus berlomba dengan waktu.
Kemarin pagi saya mengantar Vay ke sekolah, dan ternyata saat itu kelas P2 ke atas sedang berlatih untuk persiapan sports day hari Sabtu. Vay dan students P1 lainnya Γ’β sebenarnya sudah berlatih sehari sebelumnya, tapi kemarin mereka boleh join sebentar dengan para seniornya, berlatih yel-yel menghadapi final hari Sabtu. Vay ada di grup Yellow House, dan dia akan main di atletic.
Actually ya, Sports Day kali ini sepertinya buru-buru persiapannya. Anak-anak tidak dicek dulu bisanya apa tidak ada surat ke orang tua untuk menanyakan anaknya mau ikut di mana tapi langsung ditanya atau ditunjuk. Vay bilang dia hanya ditanya, “Are you join swimming?” dan berhubung dia belum ikut kelas swimming, jadi Vay jawab tidak. Setelah itu sama Miss entah siapa dia dan teman-teman yang tidak masuk soccer dan swimming jadi disuruh main di cabang atletik. Padahal Vay ini sudah jago berenang, dan sayang sekali kalau tidak diikutkan untuk cabang swimming, kan skornya bisa nambah untuk skor grup. Lucunya lagi, teman Vay satu lagi yang tidak bisa swimming malah didaftarkan di cabang swimming. Aneh. Tapi saat P1 latihan Kamis kemarin, si teman itu akhirnya tidak jadi ikut swimming, karena memang gak bisa kan. Pokoknya ceritanya panjang karena emak-emak pada komplen gak dapat updated anaknya ikut main di mana.
Okay back to bahasan pertama tadi. Jadi, saat Vay berlatih yel-yel, saya menonton dari jauh tentu saja. Tak lama saya lihat kepalanya menjulur, mengintip, pasti ingin memastikan maminya masih ada enggak. Saya tersenyum dan melambai. Terlihat bibirnya merekah. Dia terlihat tersipu-sipu, ketahuan ngecek maminya. Saya tunggu kurang lebih dua puluh menit sampai anak-anak P1 dipanggil untuk masuk ke kelas. Saya tahu, anak perempuan kecil itu bahagia dan bangga karena maminya ada di situ. Kelihatan makin percaya diri, merasa dia tak kalah dengan anak lain yang diantar dan ditunggui ibunya hingga masuk kelas.
So, hari ini, hari Sabtu, tibalah sports day. Sejak semua anak berkumpul di grup masing-masing, para orang tua pun memastikan posisi yang mantap untuk dapat mengawasi anak masing-masing. Termasuk saya. Memastikan bahwa Vay bisa melihat saya. Poinnya hanya itu sih. Samalah ketika saya kecil dulu, kalau didampingi orang tua itu rasanya bahagia sekali, bukan begitu?
Jadi dari mulai awal, kemudian lomba, lalu selesai dan Vay dan teman-temannya main pasir di bawah terik matahari, saya tetap dampingi dia. Sebentar-sebentar Vay memanggil, ingin menunjukkan sesuatu. Saya yang kepanasan membatin begini, ini anak-anak kecil main pasir di lapangan pun pakai bahasa Inggris. Serasa lagi main pasir di pantai sama orang-orang bule. LOL. *mommy ndeso…
Gak tahu nih, tadi grup mana yang mengumpulkan poin tertinggi, karena kita pulang lebih cepat, Vay sudah kelihatan capek sekali.
Lumayanlah ya, meski sebentar, tapi ini bisa dong dikategorikan quality time.
Bener banget mba’, kita yang bekerja berusaha sebisa mungkin mencipatkan quality time dengan anak, tapi pasti sang anak akan menuntut lebih, karena ga hanya kualitas, mereka juga minta lebih banyak waktu. Hikz, Jakarta macet luar biasa, jadi waktunya kemakan macet ya mba’.
justru saat seperti ini yang di damping, so quality time lah π
sukakk banget ma model rambutnya Vay, cantik dan cocok banget mba! Bener mb, walau cuma bentar ini dah quality time banget π Jadi ngiri sabtu mb Zee libur kerja jadi bisa full sama vay, q tetep masuk jadi kesempatan berdua ma anak ya hanya hari Minggu π
aku yang ada dirumah juga kadang merasa kurang mendampingi anak mbak. Vay seneng ya di dampingi maminya
walau sebentar tetap quality time bu
Pekan depan bisa ikut swimming ya, Vay.
Semoga ada pemberitahuan. π
Anak2 kecil sekarang dah jago ngonong inggres, om cumi jadi minder π