Kemarin sore, di Foodhall Grand Indonesia, saya melihat seorang bapak setengah tua. Dia duduk di kursi roda, dan dia mendorong sendiri kursi rodanya. Saat saya bertatap mata dengannya selama beberapa detik, tatapan matanya kelihatan tidak ramah. Wajahnya cemberut terus. Bahkan dia seperti marah karena saya melihatnya. Padahal saya memang tidak sengaja berpapasan dengan dia, tentu saja wajar kalau mata saya melihatnya.
Di belakangnya kemudian muncul seorang perempuan setengah tua juga, sedang memegang keranjang belanja. Oh, itu istrinya, mereka saling berbicara sebentar sebelum kemudian si istri pergi ke rak lain untuk mencari kebutuhannya.
Saya melihat amarah di matanya. Seperti ada rasa keterpaksaan. Mungkin sebenarnya si bapak itu tidak nyaman harus keluar rumah dengan keadaannya, dan rasa kesalnya itu dipancarkannya dengan bebas pada setiap orang. Dia menatap saya dengan marah, lalu melirik anak saya di stroller dengan rasa tidak suka, sebelum dia mengalihkan pandangannya dan pergi ke arah lain.
Lalu ketika saya mengantri di depan kasir, ternyata si bapak dan istrinya juga sudah selesai membayar. Si bapak lewat dari kasir sebelah, tetap dengan wajah cemberut. Istrinya terlihat sudah berjalan lebih dulu di depan dan dia tertinggal di belakang dengan kursi rodanya. Saya sebenarnya tidak ingin melihatnya terus karena saya tahu kalau dia tahu saya melihat dia, dia pasti akan menatap saya lagi dengan pandangan bengisnya, tapi saya tak tahan untuk melihat si bapak itu. Dia mendorong kursi rodanya sendiri untuk menyusul istrinya. Di belakang punggungnya, di pegangan wheel chair itu tergantung sebuah kantong plastik belanjaan.
Terpikir tanya di kepala saya, untuk apa dia keluar rumah kalau dia merasa terpaksa?
mungkin dia mau menemani istrinya mbak, membantu istrinya berbelanja tetapi merasa marah dengan keadaan bahwa dia tidak bisa senormal orang-orang lain. kasian ya mbak…harusnya bapak itu iklash dengan keadaannya agar hatinya senang.
moga2 nanti kalo mbak zee ketemu lagi dia bisa merekahkan senyum 😉
mungkin sbnrnya si bapak itu malas keluar rmh, mbak…
dia tdk ingin org2 di luar sana menertwakan kekurangannya, mbak…
tapi, mungkin demi cintanya pd istrinya akhirnya si bapak itu mau keluar rumah walaupun terpaksa…. 😀
Si Bapak mungkin saja merasa seluruh dunia menertawakan kekurangannya, sehingga setiap tatapan dia anggap sebagai lawan jiwa. Padahal bisa saja tatapan itu sebuah tatapan pershabatan,… Btw ga paplah mbak, yg penting dia ga gigit aja….
naik wheelchairnya gak ikhlas…mungkin bapak itu dulunya playboy..makanya sekarang kena karma kecelakaan sehingga gak bisa jalan lagi
Mungkin dia merasa di tempat umum orang2 cenderung memperhatikan dia. Disini sih krn sarana untuk para penyandang cacat terutama yg memakai wheelchair tersedia, bahkan mobilpun ada khusus untuk mereka shg mereka bisa hidup spt manusia normal lainnya (bisa nyetir sendiri), jd mereka kayaknya comfortable di tempat umum.
ato mun9kin dia terin9at pada anak perempuan dan cucunya sist,..
marah pada keadaannya,sehin99a ia men9ira oran9 yan9 melihatnya akan memandan9nya iba..*9ituh kalee*
duch kok jadi suuzon ya,ampunya Ya Rabb
yess pertamaxxx..hehe…mungkin lagi ngambek sama istrinya mbak zee.hehe.. Tapi kok bapak itu jalanin wheel chairnya sendiri yah, ga dibantuin istrinya. Kesannya ga romantis gitu, kasian si bapak