Setelah seratus dua puluh hari jadi penduduk Jakarta, yang sebagian besar waktunya habis di jalan raya, saya suka sekali memperhatikan para polisi. Sampai akhirnya saya coba buat tipe-tipe polisi.
- Pertama, pagi-pagi kalau saya mau ke kantor, saya kan harus ambil jalur ke kiri — ke Cawang, lalu memutar di Bypass, dan lurus-lurus saja, lalu kemudian ambil kiri untuk masuk jalan Pramuka. Nah, jalanan ini biasanya tidak bisa ditebak kapan macet kapan lancarnya, dan jangan harap ada polisi yang membantu mengatur. Polisi dan tim dishub biasanya hadir jam setengah tujuh lewat untuk berjaga di puteran/belokan — yang menurut saya tidak terlalu butuh diatur, karena puteran yang dijaga itu tidak terlalu macet.
Tapi, sudah beberapa hari ini, belum lagi jam setengah tujuh, para pak polisi sudah hadir, dan kali ini bukan jaga di pengkolan, tapi bener-bener mengatur jalan raya. Oh..! Ternyata karena ada pembangunan jalur khusus Busway di sepanjang bypass, sehingga jalan raya yang tadinya lebar otomatis jadi sempit. Jadi pak Polisi memang hadir untuk menjaga ketertiban para pengendara. Untuk hal ini, saya acungkan jempol dan salut untuk pak Polisi yang pagi-pagi sudah semangat bekerja. Ini saya sebut Tipe Polisi Normal.Â
- Berikutnya adalah Polisi Tipe Mata Ijo Kebiruan (ngerti kan..? :p). Kalau sore pulang kantor, keluar dari Budi Kemuliaan I, umumnya kendaraan akan jalan lurus ke lampu merah kedua yang berada di antara air mancur dan patung kuda. Di sebelah kanan, di mulut jalur busway, ada caravan polisi yang parkir sepanjang hari. Biasanya ada empat lima petugas yang berjaga-jaga. Well, kalau disini, musti hati-hati. Polisinya suka nyari-nyari mangsa. Satu dua mobil sering terjebak langsung belok ke kanan (ke Jl. Thamrin). Memang sih ada larangan untuk itu, tapi papan larangannya baru keliatan setelah kita belok, ya sama aja kan? Jadi kalau lampu lagi hijau, dan ada mobil belok ke kanan, priiiit…!
Pokoknya kalau sudah keluar dari budi kemuliaan, saya selalu berusaha tidak berada dalam posisi terdepan di lampu merah, karena sudah hapal, biasanya akan ada 2 petugas yang menyeberang, mengatur posisi, lalu langsung menangkap mangsa, terserah mo ada salah ato tidak. Pokoknya tangkap dulu.
Suatu saat saya mau gak mau ada di posisi terdepan, sendirian lagi. Kanan kiri saya motor. Saya sudah deg-degan, ketika dua petugas polisi bisik-bisik di ujung sana, lalu satu persatu bergerak ke depan. Yang satu pura-pura mengatur lalu lintas dari arah sebelah kiri saya, satu lagi juga begitu. Matilah, kayaknya kena nih…. wadoh…..!!
Dan ketika lampu berubah jadi hijau, polisi yang tadi mengatur arus sebelah kiri, langsung pritt….!! Hah!! Saya sudah tarik napas, dan ternyata yang dia tangkap motor di sebelah saya. Fiuhh… kirain. Pengendara motor sempat mau kabur, tapi karena si pembonceng pakai tas sandang, polisi dengan sigap menarik tasnya. Saya menarik napas lega karena ternyata bukan saya yang jadi mangsa, tapi tak urung kasihan juga dengan si motor tadi. Padahal mereka baik-baik saja kok, pakai helm, tidak ugal-ugalan. Dasar polisi. Pokoknya hati-hati sama polisi di wilayah Thamrin.
- Terus Tipe Polisi Malam. Malam-malam, di daerah Casablanca, kalau udah di atas jam sembilan, dari depan Ambasador, suka ada polisi motor gede. Biasanya mereka berdua, satu jalan duluan, satu di belakang. Ini bisa digolongkan polisi kejam dan tidak bisa disuap. Kalau sudah kena sama dua polisi ini, jangan harap bisa lolos dengan beberapa lembar puluhribuan. Saya tahu dari hubby saya, karena dia pernah kena sama polisi motor gede.
Beberapa kali kalau kami pulang malam lewat Casablanca, pasti ketemu sama polisi motor gede. Sekali waktu, salah satu dari mereka melesat cepat di samping kami, dan seperti dugaan saya — beberapa ratus meter kemudian, kami lihat pak polisi sudah berhenti di pinggir jalan, dan di sampingnya sepasang muda-mudi yang tidak pakai helm. Wuihh….pak polisi ini badannya tinggi besar, udah gitu jangan harap ada senyum ramah. Jadi hati-hati ya kalau pulang tengah malam lewat situ (dan jangan sampe pas mabok pula!). Sereemmmm……!
- Eh ada lagi. Kali ini Tipe Polisi Siang Bolong. Mereka ini suka buat razia dadakan di Jl.Pramuka siang hari, di jalur cepat. Biasanya menjaring motor-motor yang bandel masuk di jalur cepat, atau masuk jalur busway. Mereka akan berjaga di tengah-tengah, sehingga pengendara motor yang belok tidak sadar bahwa di depan sana ada bahaya mengancam. Hhihihi.. 😀
Eh, tapi sebentar lagi bapak-bapak polisi kita akan makin banyak kerjanya. Setelah perda pelarangan memberi sedekah pada pengemis dan jajan di tengah jalan akan diberlakukan, para polisi harus mati-matian ngurusin para gepeng. Tidak boleh ada pengemis, pengamen, pedangan asongan, tukang lap kaca, di jalan raya. Pengendara yang memberikan uang pada mereka akan dikenakan sangsi kurungan atau didenda maksimal 20jt. Emang bisa gitu membersihkan Jakarta dari gepeng dan pengamen? Kok kayaknya ini pekerjaan berat yach…
Salah satu tempat paling crowded adalah Jl. Cempaka. Kalau kemarin ada yang nonton tv, dan melihat salah satu pengamen bencong yang disorot, itu di jl.cempaka. Jalan yang harus saya lewati kalau pulang tiap sore, dan saya hapal banged muka si pengamen bencong itu. *norak banget deh gw, langsung teriak ,â€eh itu kan bencong yang di cempaka….†wakaakakakak…
Kalau boleh berharap, perbanyak tipe polisi normal, polisi malam, dan sesekali polisi siang bolong deh. Jangan kayak polisi di thamrin. Kerjanya cari mangsa mulu.
thamrin itu emg ancur wid, makanya jgn nyetir sambil melamun yaa… kekekeke.. trs kena brp lembar supaya bisa lolos? 😀
Eh kok sama ya… di Medan juga gitu kan kak Si. Di Jalan Thamrin banyak polisi mangkal cari mangsa. Si ELs yang tau banget itu. Aku pernah kena sekali, trus dia bilang ” habis melamun sih dek nyetirnya makanya nerobos lampu merah”. Padahal jalan disitu kan memang suka macet lampu merah nya. Aku kan terjebak di tengah. ( wah jadi curhatttt ….Heee).
Mana sekarang banyak dishub yang berasa Polisi. Kemaren di simpang itu juga aku liat dishub pukul2an ama Tukang becak yang mau ditangkapnya. Polisinya, diam aja. Pur-pur gak tau. Hahahahaha…. **kasian
polisi yang gak normal, tapi kaya gitu selalu ada di mana aja gak cuman di negri ini. tergantung orangnya, sunat “ngepok” wae !!
hahahaa…iya jg, mahap pak polisi.