Vay on Choir Competition
Sebelum pulang, berfoto dulu di tamannya FE - UI...

Vay on Choir Competition

Ingat dengan pepatah yang mengatakan: bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian? Saya jarang sekali percaya dengan pepatah ini. Well, kurang lebih sama dengan kenapa saya tidak percaya lagi dengan pepatah: tong kosong nyaring bunyinya. Karena kenyataannya yang nyaring bunyinya juga tidak selalu ‘kosong’, tapi sebaliknya mereka ingin mengeluarkan isinya. Atau mereka yang nyaring bunyinya – meskipun katanya kosong – tetap saja mendapat perhatian lebih. Jadi ya, saya tak terlalu percaya lagi dengan pepatah, kecuali untuk menghibur diri. #ahsudahlah

Oke. Jadi yang saya maksud dengan bersakit-sakit dahulu adalah ketika pagi tadi harus mengalah dari keinginan tidur lebih lama (secara kan weekend ya bo’), dengan bangun lebih cepat karena kami harus pergi ke Fak Ekonomi, UI, di Depok. Karena hari ini adalah final Championship 2013 yang diadakan oleh sekolah Kinderfield.

Jadi setiap tahunnya Kinderfield selalu mengadakan kompetisi untuk semua cabang. Kompetisinya tentu banyak, disesuaikan dengan tiap-tiap grade. Waktu Vay Kiddy 1 dia sudah ikutan kontes menyanyi, meski tidak masuk final. Suaranya halusss banget, masih malu-malu keluar. Kisahnya bisa baca di sini ya. Saat bulan lalu formulir pendaftaran diedarkan, di situ ada beragam kompetisi yang bisa diikuti oleh anak-anak sesuai kelasnya. Ada beberapa kompetisi yang saya sendiri tidak paham nanti disuruh ngapain, soalnya tidak pernah melihat anak-anak secara langsung belajar atau latihan gitu ya. Lalu tanya-tanya ke Miss-nya, Vay cocoknya ikutan yang mana, dan berdasarkan anjuran dari Miss-nya, Vay pun kita daftarkan untuk lomba singing dan puzzle. Miss-nya bilang kalau Vaya lebih kelihatan bakatnya di dua hal itu. Suka nyanyi dan juga suka sekali main puzzle. Itu memang benar sih, Vay suka sekali menyanyi meski nadanya masih belum bisa pas benar. Kadang kalau nyanyinya pakai emosi, yang ada jerit-jerit gak jelas.

Dan nanti mereka yang lolos dan menang di babak penyisihan ini, akan mewakili sekolah untuk berkompetisi dengan pemenang dari cabang Kinderfield lainnya. Nah, Vay sendiri tidak menang di dua kompetisi itu, namun sepertinya masuk dalam urutan ke sekian yang menyanyinya baguslah. Selain ketiga anak yang mendapat posisi juara 1, 2, dan 3, Vay dan beberapa anak lain (semuanya dari kelas KG-A dan KG-B) terpilih untuk jadi anggota paduan suara Kinderfield Duren Sawit, dan mereka berlatih untuk bertanding di Kinderfield Championship 2013!

Tiap harilah dia latihan nyanyi sendiri di rumah kalau pulang sekolah, lagunya Que Sera Sera. Dikasih kertas lyric-nya juga agar bisa latihan di rumah dengan orangtuanya tentu, tapi saya tak sempat menemaninya. Maaf ya Nak, maklum minggu kemarin pekerjaan padat sekali. Dan saya percaya dia bisa berlatih sendiri dengan bantuan Miss-nya di sekolah.

Yang pertama terbersit saat membaca undangan yang dibawa Vay dari sekolah, kalau kompetisinya diadakan di FE – UI, adalah rasa malas. Maksudnya kan gedung sekolah Kinderfield Duren Sawit itu juga cukup besar untuk acara-acara perform, kenapa harus jauuuuhhhh di Depok sana. Entahlah ya, mungkin fasilitas di sana juga lebih lengkap, karena final kompetisi lainnya juga diadakan di hari yang sama.

Lalu bersenang-senang kemudiannya kapan? Hahah… ya senang-senangnya saat menonton anak performlah tentu. Saya bela-belain tidak beranjak dari tempat duduk saat ada rehat lho, soalnya takut hilang posisi untuk mengambil gambar. Meski panitia berkali-kali mengingatkan para parents agar mengambil foto dari tempat duduknya, tapi karena memang ruangannya tidak cukup, maka ada yang duduk di undakan tangga, agar bisa memotret dan merekam anaknya. Ya iyalah, setiap orang tua tentu tak ingin kehilangan momen seperti ini.

Satu hal ya. Ini kan yang mau perform anaknya, tapi yang grogi itu saya. Hahah! Apalagi Vay sempat bad mood karena capek, kita sudah datang dari jam delapan pagi karena katanya akan perform jam sepuluh, tapi ternyata salah jadwal. Yang jam sepuluh itu masih dance competition, sementara choir baru mulai jam 11.30, dan anak-anak masih dititip dulu sama parentsnya. Sekitar jam sepuluh kurang, Vay bilang dia gak mau nyanyi dan sudah mengacak-acak rambutnya. Buru-buru kita cari Miss-nya, biar Vay gabung dengan teman-temannya saja di backstage, jadi bisa main dulu, dan gak bosan. Di backstage, dia didandani dong pastinya. Sebelumnya sudah dipesan agar di rumah didandani, tapi saya gak mau. Ya kalau untuk dance misalnya, ya tidak apa-apalah didandani sedikit biar sesuai dengan konsepnya (baju dan tariannya), tapi kalau choir, ini kan pakai seragam sekolah, tidak perlulah, biarkan saja terlihat alami seperti anak sekolah. Tapi ya sudahlah, kita ikut saja kata panitia, akhirnya didandani juga dia dengan lipstik ungu dan sedikit blush on.

Sejujurnya saya tak tahu lho nanti akan seperti apa paduan suaranya. Bayangan saya ya cuma menyanyi saja ramai-ramai, dan kemudian ada satu atau dua anak yang akan menyanyi solo untuk satu dua baitnya gitulah. Sama seperti penampilan pertama dari cabang lain, yang menampilkan dua anak sebagai penyanyi solonya, dan itu kocaaaaak banget. Jadi karena terlalu kuat bergoyang ke kanan ke kiri, jadi suaranya hilang timbul di Mic. Penonton sampai tertawa geli.

Menit-menit menjelang paduan suara Kinderfield Duren Sawit muncul, saya sudah deg-degan. Dan saat anak-anak itu menaiki tangga masuk ke panggung, mata saya mencari-cari, kenapa Vay tidak muncul-muncul nih? Ah akhirnya Vay naik juga, disusul dua temannya lagi, dan komplit sudah. Saya lihat di dada Vay disematkan angka “2”, saya pikir oh itu pasti sekedar penanda saja kalau ini adalah peserta kedua. Vay langsung dadah-dadah, senyum-senyum. Saya dan suami bertukar tempat, karena saya lihat anak laki-laki yang jadi dirigen-nya berdiri menutupi Vay yang memang posisinya di tengah, dan itu bisa berarti satu hal: saya tak akan bisa merekam dia! Syukuuuur banget Miss-nya menggeser Vay sedikit ke arah Mic, lalu saya lihat Miss-nya berbisik pada Vay sambil menunjuk Mic. Vay mengangguk.

Anyway, karena namanya pun paduan suara sekolah, dan anak-anak kecil semua, so jangan mengharapkan paduan suara dengan suara yang bagus banget dan sangat tertata. Yang sudah tua saja susah ngaturnya ya ciinn.. apalagi anak-anak. Saya sudah tenang dan menikmati menonton Vay. Dia terlihat agak malu, goyangnya sedikit saja. Dan di tengah-tengah, nah di sinilah saya terkejut. Ternyata… yang jadi penyanyi solo-nya itu Vayaaaa! Saya langsung sikut suami yang sempat memalingkan wajah melihat handphone agar cepat lihat anaknya lagi nyanyi. Suara Vay tidak kedengaran awalnya, entah karena dengungan suara penonton atau background music, tapi kemudian terdengar juga suaranya yang ada sedikit distorsinya itu. Ahhh…. hati rasanya meleleh. Gak sangka. Soalnya yang juara-juaranya kan ada di situ, tapi kenapa bukan mereka yang ambil bagian solo-nya. Ini pertanyaan yang wajar sekali diucapkan oleh orangtua yang anaknya belum pernah menang kompetisi apapun. Oh ya, total Vay sudah empat kali perform. Saya pernah tulis juga tentang perform pertama dan kedua nya Vay, kemudian November kemarin ada juga saat dia tampil menyanyi lagu Mandarin bersama group juga, tapi hasil rekamannya blur karena posisi duduk saya yang jauh sekali.

*ini videonya… jangan lupa di-ganti quality dp-nya jadi yang paling tinggi ya biar bagus.. 🙂

Selesai tampil, saya langsung kejar dia ke backstage, memeluknya dengan bangga. Saya tanya, kok Vay gak bilang sama Mami kalau Vay yang kebagian nyanyi solo. Karena seharusnya memang temannya yang tampil, tapi gak tahu kenapa diganti. Vay menjawab, “Yeah, I know. That’s because… suara Vaya paling kenceeeennngg!”

Choir Competition Kinderfield Duren Sawit

So. I count this as my greatest compliment today…. tidak sia-sia melewatkan tidur puas di weekend, karena ternyata mendapatkan balasan yang sepadan.

Sebelum pulang, berfoto dulu di tamannya FE – UI…

52 Comments

  1. Mbak Vay keren ih… 🙂

    Kelak jika babyku udah dewasa juga akan sering kuikutkan lomba… bukan untuk mencari menang atau apa… supaya dia berani dan percaya diri untuk tampil 🙂

    • Zizy

      Betul mbak…. biar anak makin berani dan pede… 🙂

  2. Wah saja jadi fans barunya Vaya nih.

    Jadi inget bintang filmnya ‘Ambilkan Bulan’, dia bisa jadi referensi Vaya tuh.
    Pertama, saya suka anak-anak yang pinter nyanyi.
    Kedua, saya suka anak-anak yang pede gerakin badan di depan kamera 🙂

    • Zizy

      memang lucu klo nonton anak2 tampil… 🙂

  3. Aaahh.. selalu suka dengan kegiatan vaya disekolahnya mbak. jadi teringat kinderfield baru aja membuka cabang di pontianak tahun ajaran baru ini. weww. boleh neh ntar masukin anak kesono *eh *masih lamaaaa nieeeee. 😆

    • Zizy

      Wahhh Kinderfield sudah buka cabang di sana? Wah pasti benatr lagi uang sekolah naik lagi hahahaa… :p

  4. Jangankan soal perform lomba mba, lha kadang soal pelajaran di sekolah anak2 santai aja, yg sibuk & khawatir selalu orang tuanya 😀
    * pengalaman jd guru

    Oya, Vay punya potensi suka nyanyi. Disupport aja. Sapa tau bagus buat kedepannya

    • Zizy

      Iya nih, untuk hobi dan minatnya, kita akan coba arahkan dia… 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *