Menurut saya, pemborosan perempuan itu lebih dari sekadar baju atau sepatu. Well, bukan berarti item baju dan sepatu mendapat kartu hijau untuk izin pemborosan, tapi menghabiskan sisa gaji untuk membeli baju dan sepatu sih sudah biasa, soalnya kan gak mungkin kalau gak pakai baju. Apalagi perempuan sering suka gak pede sendiri kalau pakaiannya itu-itu saja. Padahal orang lain belum tentu peduli bajunya itu-itu saja.
Pemborosan lainnya adalah make up. Coba saja, sekarang banyak brand produk kecantikan yang menawarkan hadiah ini itu bila beli paket make up sekian ratus ribu, ada pula yang memberikan gratis kelas make up, atau yang standar ya mendapatkan poin dobel yang nanti bisa ditukarkan voucher belanja. Mata hijau setiap melewati tenan make up, dan ujung-ujungnya jadi mampir gara-gara lihat lipstik keluaran terbaru, padahal lipstik yang lama belum juga habis.
Pemborosan berikutnya adalah aksesoris. Gelang, kalung, bros, cincin, jepit rambut, bando. Biasanya koleksi ditambah untuk menyesuaikan dengan koleksi baju. Saya nih termasuk yang suka gak tahan kalau lihat aksesoris seperti kalung dan gelang. Dulu waktu masih di Medan dan sering training ke Jakarta, saat main ke mall atau main ke itc kuningan, pasti yang dibeli kalung dan gelang. Sampai beli beberapa kontainer kecil untuk menyimpan aksesoris itu. Umur aksesoris biasanya juga gak lama, kalau sudah bosan dan sudah lewat musimnya ya gak dipakai lagi. Biasanya yang musiman itu yang harganya juga gak mahal-mahal amat sih. Kalau yang modelnya bisa dipakai untuk waktu lama, baru itu yang harganya agak mahalan dikit.
Mami saya termasuk yang juga suka mengoleksi gelang dan kalung. Kalau lagi ke Jakarta dan diajak ke mall, pasti deh singgah ke bagian aksesoris. Lihat-lihat lama, tahu-tahu ada yang dibeli. Saya sih kadang-kadang aja, soalnya kalau di mall kan mahal ya. Kayak Monet, kemarin itu ada kalung owl-nya tapi mahal sekali, sejuta. Kalau merek lain yang di bawahnya Monet juga masih dua ratus ribuan paling murah.
Nah, saya suka berburu aksesoris cantik dan unik di butik-butik franchise. Kayak cincin, gelang, kalung, kadang nemu gitu yang harganya relatif murah. Dan saat saya pakai ke kantor, mereka akan membelalak gak percaya saat disebut harganya. Saya pernah lho menemukan kalung besar yang cantik di X(S,M,L), yang lagi diskon 50%, dan harganya jadi enam puluh ribu saja.
Nah, waktu beberapa bulan lalu Mami saya datang ke Jakarta, yang kita main ke Thamrin City itu, iseng jalan ke sana eh malah ketemu gelang dan kalung lucu. Murah meriah pula. Kisarannya dari tiga puluh lima ribu sampai lima puluh ribu. Itu pun sebenarnya saya tahu kalau misalnya saya mau capek sedikit pergi ke Pasar Pagi Mangga Dua, harganya bisa jauh lebih murah. Aduuhhh pokoknya mata hijau deh kalau ke Pasar Pagi. Bawaan mau ngeborong aksesoris..
Ini contoh kalung yang saya beli di Thamrin City.
Eniwei, untuk teknik penyimpanan aksesoris ini (sebenarnya berlaku juga untuk perhiasan), sebelum disimpan di dalam kontainernya, kalung dan gelang ini dibersihkan lalu masing-masing dimasukkan ke dalam plastik rekat. Jadi awet dan tidak cepat rusak karena tidak berbenturan dengan aksesoris lainnya.
Kamu sendiri bagaimana? Apakah juga suka mengoleksi aksesoris?
Halo mba Zizi, salam kenal
gelang owl nya mirip punyaku, tapi punyaku warna coklat 🙂
wah sama yaaa 🙂
aku naksir gelangnya mbak 🙂 aku juga penyuka aksesories, terlebih cincin dan kalung, tapi gak pernah antingan , soalnya suka alergi, meskipun itu emas. Gak bisa diajakin keren kupingku inih 🙁
aku gak suka beli kalung gelang gitu mbak. palingan aku beli emas dan bertahun-tahun gak ganti-ganti lagi 😀
Bicara emas, aku pernah pakai gelang bertahun2 jg dan ga ganti-ganti. Tapi karena akhirnya patah di lekukannya, baru deh aku ganti.. 😀
kak zy, aksesris nya lucu lucu ama sih
Hehe… tx yaa…
waah. lucu aksesorisnya..
kalau saya sih ya mbak, ga terlalu boros di barang2 di atas
pemborosannya di buku dan makanan malah..
hehe.. makanan yaa….