Soto Mie & Pis Gor Waroeng Podjok

Suka makan yang berkuah dan panas-panas? Coba datang ke Waroeng Podjok. Ini warung yang — katanya — menyajikan semua makanan tradisional khas makanan warung, cuma bedanya warung yang satu ini bukanya di mall. Ada yang di Sarinah, Plz Semanggi, dan juga Plz. Senayan.

Konsepnya boleh juga, pelayan berpakaian tradisional ala Jawa dengan batik dan kebaya. Lagu yang diputar juga sejenis keroncong Jawa, mengalun pelan menemani tamu menikmati hidangan.

Jakarta Oh Jakarta

Jakarta yang menyebalkan. Berisik, kotor, semrawut, menjijikkan, macet, gak beraturan, dan gepeng dimana-mana. Seminggu lebih jadi penghuni kota Jakarta, ada banyak hal yang saya pelajari (dan masih akan ada lebih banyak lagi).

Seperti pak’ogah- pak’ogah yang berjaga di setiap persimpangan, membantu mengatur jalan bagi kendaraan yang mau muter, dengan harapan diberi gopek. Tipsnya : kalau jalan sepi dan tidak butuh diatur, kagak usah dikasih duit. Trus kalo mobil depan kita udah ngasih duluan, kita ketiban untung klo gak ngasih. Kalau gak ada duit recehan, ya udah gak usah dipaksa. Paling dicemberutin.

Aku Kayak Polisi Ya?

“Ah, itu dia kayaknya.” Batin saya. Toko bernuansa hitam-merah itu terletak di belokan. Grafiran huruf berukuran besar bertuliskan Benteng, hanya sekilas lewat mata saya. Dengan stil yakin, saya melangkah masuk.

Setelah masuk ke dalam toko jewellery itu, barulah saya sadar, saya salah toko. Set dah!! Tapi apa boleh buat, masa iya saya mundur? Biarpun sebenarnya kaki saya tadi sudah berdecit, otomatis ngerem. Hihi…

“Saya cari fashion ring yang simple,” tegur saya pada seorang pramuniaganya. Sudah kepalang basah, sekalian sajalah lihat-lihat di sini. Saya memang sengaja mampir ke MKG, jalan-jalan menghabiskan waktu sebelum pulang ke rumah.

Ketemu Anak Medan di Sarinah

Kemarin sore aku ke Sarinah (okay… plz, don’t laugh… soalnya itu paling deket dari kantor), nyari-nyari sumthin again, dan selalu saja kelupaan 1-2 barang yang mau dibeli setelah sampai di sana.

So, waktu lagi ngantri di kasir, saya lihat kanan kiri dan loh kok… itu? Itu? Kok kayak kenak ya?? Loh, itu Mbak Hani dan Kak Icam! Ngapain mereka? Kok bisa di sini? Ada training? Atau ada kerjaan? Ato jalan-jalan aja?
“Mbak Hani..!!” teriak saya. Bodo’ dah, semua mata sontak menoleh ke arah saya, tapi orang yang dipanggil melenggang cuek. Mau meninggalkan antrian, gak mungkin karena saya sudah mengeluarkan kartu kredit. Waduh, gimana sih?? Saya buka tas dan mengambil hape. **berapa ya nomor mb hani? Emm.. 081630.. sekian sekian** Tes aja langsung biar tahu. Mudah-mudahan bener. (sbnrnya ada sih di phonebook, cuma ga sempat sortirnya lagi). Eh, gak diangkat juga. Hayahhh….

No TV, No Cry

Tadinya saya sudah mengkhayal akan bersantai penuh di rumah nonton film di tv sambil ngemil dan ngebir. Itu sebabnya pulang kantor saya bela-belain belok ke Kelapa Gading Mall, ke Diamond, untuk beli pembuka botol (ada juga beberapa stuft lain, tapi itu tidak dalam daftar urgent!)

Beberapa langkah menuju pintu keluar, hape saya bunyi. Ada sms. Isinya mengagetkan saya, ternyata teman sekelas saya waktu di bio-2 (smansa-medan 94) meninggal dunia (Innalillahi..). Saya langsung telepon Iyan (yang mengirim sms ke saya), menanyakan kabar tersebut. Dan ternyata, almarhum yang seorang polisi meninggal dunia di Merauke – Papua. Saya diminta nonton Metrotv untuk tahu lebih jelas kasusnya. Iyan dapat kabar itu juga dari teman lain di Jkt. Saya diminta mengabarkan berita itu ke teman-teman lain, karena Iyan agak kesulitan mendapat nomor temen-temen.

Blitz Megaplex @Grand Indonesia + NasGor Kambing

Kemarin malam sekitar jam 7-an, saya dan hubby pergi nonton ke Blitzmegaplex, yang ada di Grand Indonesia. Sebagai pehobi berat nonton di bioskop, rasanya tidak pas kalau belum mencoba semua Cineplex bagus yang ada di Jakarta. So, kini saatnya mencoba BM.

Setelah parkir di P8 — akses langsung ke megaplex kami masuk dan ikut mengantri bersama calon penonton lainnya. Dengan 12 studio yang dia miliki, BM memberi banyak pilihan film bagus untuk para penontonnya. Apalagi ada tawaran khusus dari kartu kredit HSBC, Senin-Kamis harga nomat alias Rp.25rb. Sementara kalau harga normal Rp.40rb. Yang ngantri mo nonton rame banged, gak tahu sih apa karena harga nomat mereka milih kesitu atau jangan-jangan karena tiket parkir masih free? :p~

Hari Pertama di Sar-Ja

Jam 6 pagi, my silver b meluncur membelah jalan Jakarta. Ini adalah hari pertama saya masuk kantor baru. Gak ada niat untuk menunda hingga Senin--- biarpun banyak yang menyarankan begitu,…

Now I’m in Jakarta

Saya berangkat tadi pagi pukul 10.45 wib dengan flight GA 185. Beramai-ramai dengan keluarga, karena kebetulan sekali orangtua saya ada keperluan di Jkt, jadi saya mengubah jadwal berangkat yang harusnya Rabu, menjadi Selasa (hari ini). Baba (Iren) ikut sebagai pendamping, mayan kan, soalnya emang dapat jatah. Jadi biar Baba bisa sekalian wakuncar…. halaqhh! 😀

Di atas pesawat, saya banyak fotoin awan (gak jelas banged kan?!), soalnya seat saya dan Baba iren melamunterpisah jauh, entah kenapa bisa begitu. Padahal sudah saya wanti-wanti sama bg. Irwansyah (yg bantuin urusin tiket-ed) agar kami bersebelahan biar bisa cerita-cerita. Eh, tapi waktu saya ngintip ke belakang, saya dapati Iren lagi termenung (kebetulan saya & Iren sama-sama dapat seat di window.) Psst..! Langsung saya jepret. Cuma dapat ujungnya aja sih, yah namanya juga diam-diam :p

H-2

Minggu, 13 Mei 2007

Ini adalah malam-malam terakhir menjelang keberangkatan saya 2hari lagi meninggalkan Medan (dough..cembetol kali ya..). Pasti heran kan, masa farewell party nya udah lewat lama tapi belum berangkat juga? Iya, ternyata diundur lagi sama kantor Medan, sebentarrrr lagi katanya biar Nina makin mantap. Yeah, saya sih terserah kata bos aja dehh… 🙂

Dan di sisa waktu yang tinggal sedikit di Medan ini, baru saya sadari bahwa banyak yang belum saya lihat dan saya jalani di Medan ini. Seperti, belum ke pantai OP di Belawan sana (yang katanya keren banged dan masuk dalam salah satu list t4 pariwisata yang terbaik), kemudian belum mencoba kafe-kafe dan resto di sepanjang jl.s.parman, belum sempatin makan di Golden Thai (dari pertama kali dia buka!), belum nyobain tempat refleksi di jl. candi — yang suka saya lewati beberapa kali, & juga belum nyobain ke “Pattaya” bareng Uam — yg kost-annya deketan ama Pattaya. Haahahahaa…!!

SPB BaweL

Pasti pernah kan waktu jalan-jalan ke mall, kita dihampiri – atau lebih tepatnya dikejar-kejar sama sales promotion, atawa penjaga stand? Mereka biasanya berdiri tidak lebih 2 meter dari stand (karena memang begitu peraturan dari pengelola gedung, spg/spb tidak boleh keluar dari wilayah yang telah ditetapkan).

Tapi begitu ada calon korban lewat, langsung dikejar-kejar dengan sedikit pemaksaan (eh, banyak sih…). Dan yang lebih sering saya lihat, para korban langsung mempercepat langkah kaki. Kabuur…!!

Namun ada juga yang iseng, sengaja memanfaatkan situasi. Contohnya, mengikuti kemauan si salesman, untuk mencoba pijet kaki dan punggung gratis dengan alat tercanggih dan termahal yang ditawarkan, tapi setelah 10-15menit, tidak jadi membeli. Hhihihih..