Workshop ERM @Novotel Bogor
Dua hari ini saya ada di
a special blend of an emotional mom
Dua hari ini saya ada di
Sudah lama gak singgah ke Soto Kudus Blok M. Padahal waktu tahun-tahun lalu lumayan sering. Tapi Minggu siang kemarin saya & hubby makan siang di situ. Soto Kudus Blok M di Tebet, tahu kan? Di Jl. Tebet Barat Raya, pas di persimpangan yang ada lampu merah.
Namanya juga soto kudus, jelas beda banged rasanya sama soto medan, apalagi Soto Sinar Pagi yang terkenal itu. Kalo yang pernah makan Soto Sinar Pagi pasti tahu kalo soto kita di Medan itu bersantan. Tapi yang ini enggak. Bening saja. Nah, kalau soal isinya sih ya hampir-hampir mirip soto dimana-mana, kuah panas berisi potongan-potongan daging, cuma Soto Kudus Blok M ini sayur taugenya banyak banged. Gak tahu juga apa aslinya soto kudus memang begitu. Terus di Soto Kudus Blok M ini, disajikan bersama cemilan berupa sate telur puyuh, sate kerang (huehuehuee….orang Medan klo mo cari sate kerang di Jkt susah lohh), kemudian bakwan, dan tahu & tempe bacem.
Ini pertama kali nya saya merayakan hari ulang tahun tanpa keluarga. Tahun-tahun lalu biasanya tradisi kami sekeluarga adalah makan bersama di rumah, sambil makan ayam panggang buatan Tante Cie yang luar biasa lezatnya. **too bad saya gak bisa masaknya, he he hee….
Tapi karena ultah tahun ini saya sudah di Jakarta, saya tidak merayakannya secara khusus. Kebetulan sekali tgl dua sampai empat November kemarin bonyok saya ada di Jakarta untuk acara peringatan lima puluh tahun pernikahan makela dan bou saya (Bpk & Ibu Bismar Siregar), jadi waktu tgl empat masih sempat memberi ciuman selamat ultah buat putri semata wayangnya ini.
Ada 2 hal yang ingin saya ceritakan disini.
Musim hujan datang lagi. Hampir setiap hari, Jakarta diguyur hujan lebat, kalau gak siang hari, ya sore. Seperti hari ini, sejak tengah hari sudah mendung, tapi hujan belum turun. Ruangan yang sudah dingin oleh AC, serasa makin membeku.
Sekitar jam empat, hujan mulai turun. Deras. Campur angin puting beliung. Halaqhh… gak bener, becanda, maksudnya cuma angin kencang biasa kok, he hee … tapi yang namanya angin kencang ya mengkhawatirkan juga, terutama buat para pengendara.
Kalau biasanya jam setengah lima saya sudah cabut dari kantor, kali ini saya masih betah ngendon di kursi sampai jam 6 lewat. Soalnya saya pikir, kalau keluar hujan-hujan ya sama aja kejebak macet. Udah kebayang antrian panjang mulai dari Monas sampai Tugu Tani, doughh…. males dah…! Sempat kepikir juga mau ke Burger King lagi, tapi lagi-lagi karena mikirin macet di Sabang & Wahid Hasyim langsung males. **iya, nih, klo udah ketemu fast food, suka kemaruk 😀
Gara-gara denger hebohnya cerita orang soal Burger King, lama-lama saya jadi penasaran juga. BK ini udah agak lama buka di Jkt, tapi saya memang belum pernah nyobain.
Akhirnya sore tadi saya putuskan untuk ke Sarinah. Si Raja Burger ini buka cabang di Skyline Building, sebelahan sama Starbucks. Sebenarnya awalnya gak niat banged, tapi kok ya males pulang cepat, terus mikirin macetnya jam segitu. Ya sudah, saya sms hubby bilang pengen nyobain BK, dan kami sepakat jk di tempat.
Waktu sudah di depan kasir, karena asyik bertelepon saya tidak memperhatikan menu dengan seksama. Saya tanya, ada ayam gak. Dan si kasir menunjukkan paket Long Chicken. Bah! Maksud aku, ayam goreng bang. Bukan burger. Maklumlah, namanya juga saya baru pertama, saya kira BK juga menjual fried chicken, tapi ternyata burger semua. Ya sudahlah, saya pesan itu. Hubby saya pesan burger biasa, 2..!
Paket Long Chicken (plus fries & drink) ditambah 2 burger (duh apa ya namanya, lupa!) dan 1 nestea, total belanjanya Rp. 96.500. Walah…! Mahal juga yach…
Sehari sebelum lebaran (lebarannya di Siantar, bukan di Medan), main dulu sebentar ke Danau Toba. Berfoto (again), sampai dikomentarin hubby, “Heran, kayak baru pertama kali ke danau toba aja.” Yang saya jawab dengan,”Gpp, foto untuk syarat aja….” **plis deh, kayak dukun aja….” Tahun ini air danau masih surut juga, tidak seperti 3thn lalu, sempat naik cukup tinggi. Biasanya hari pertama dan kedua lebaran baru ramai, terutama mereka yang memang liburan ke Parapat, karena tidak ada pembantu. Tapi karena ini masih H-1, jadi masih agak sepi.
Budaya mengirimkan parcel atau bingkisan hari raya kepada bos di kantor, sanak keluarga, atau untuk rekanan bisnis sudah ada sejak lama. Saya tidak tahu persis kapan kebiasaan ini menjadi tradisi di negara kita ini, but saya pertama kali kenal parcel ketika baru pindah dari Biak ke Medan yang pastinya juga baru pertama kalinya merayakan Idul Fitri di Medan.
Setelah seratus dua puluh hari jadi penduduk Jakarta, yang sebagian besar waktunya habis di jalan raya, saya suka sekali memperhatikan para polisi. Sampai akhirnya saya coba buat tipe-tipe polisi.
Tgl 9-10 kemarin, all NCCM team mengadakan outbond training yang mengambil lokasi di Ciawi, Puncak, tepatnya di Santa Monica Resort.
Tema outbond kali ini adalah never ending spirits, jadi we’re all warriors (halaqh..!). Setiap kelompok yang terdiri dari 15 orang akan bersaing mengikuti setiap games yang sudah disiapkan oleh EO. Satu game yang lumayan menantang adalah, memanjat tangga untuk memukul bola yang digantung di ujung daun pohon yang tinggi. Sisi-sisi tangga diikat dengan tali ke setiap arah, dan semua anggota bergotong-royong memegang agar tangga tetap tegak dan bisa dipanjat oleh salah 1 anggota.
Meski permainan ini cukup aman, tapi banyak ce yang sudah panik duluan karena takut akan ketinggian (ya pastilah..!)
Dan yang paling seru tentu saja perang-perangan, karena kami perkelompok akan head to head, sebagian warrior akan kejar-kejaran berusaha mematikan lawan, kemudian sisa anggota yang menjaga benteng akan melempar balon berisi air untuk mengganggu konsentrasi lawan, dan warrior lainnya bertugas mengumpulkan bendera yang tersebar di rumput — untuk menambah poin.