Dua malam yang lalu, saya pergi belanja dengan anak saya. Kita pergi ke supermarket terdekat dari rumah untuk belanja bahan makanan buat Vay. Sebenarnya ingin jugalah sesekali turun ke pasar tradisional, tapi kan tidak bisa sering-sering ya, maklum waktu tidak begitu bersahabat dengan saya. Pagi-pagi sekali sudah keluar mengukur jalan Jakarta, jadi ya jam bebas itu adalah jam-jam sore, after 5pm.
Biasanya saya belanja seminggu dua kali untuk makanan Vay. Berhubung urusan sayur, ikan dan bakso selalu dibelikan oleh Opung Boru si Vay (inilah, maminya Vay hemat banget ya, semua belanja anaknya aja dibelikan mertuanya 😀 ), maka untuk urusan daging ayam dan daging sapi, sayalah yang menyediakannya. Dan saya memilih belanja di supermarket yang saya percaya, daripada di pasar. Soalnya beberapa kali pengalaman beli ayam potong di pasar, ternyata lemaknya buanyaaak banget. Hilang langsung selera makan!
Ada satu kebiasaan yang harus terus menerus saya ingatkan pada diri saya agar tidak lupa. Yaitu membawa sendiri wadah tempat makanan yang aman untuk menyimpan makanan, alias wadah “food gradeâ€. Saya pernah posting tentang kegiatan go green saya di sini, dimana saya mencoba mengurangi penggunaan plastik dan sampah lainnya dengan selalu membawa mug sendiri kalau mau ngopi dan membawa wadah tempat kue dari rumah kalau mau pergi ke toko roti.
Begitu pula kali ini. Kali ini saya datang ke supermarket dengan membawa Tupperware saya, khusus untuk diisi dengan makanan segar yang mau saya beli : daging untuk Vay dan udang untuk ayahnya.
Saat saya menyodorkan wadah milik saya, mas-masnya agak heran kenapa daging dan udang harus diletakkan di dalam wadah tersebut, kelebihannya apa, lalu harga wadahnya berapa. Ooomaakk…. terpaksalah kakak jadi SPG dadakan, menjelaskan kelebihan dan manfaat yang didapat bila kita menggunakan wadah yang aman untuk makanan segar. Ah tapi tidak mengapa kok, saya sih senang-senang saja :).
Yeah… actually, beberapa kali saya kecolongan juga kok. Kalau saya dadakan harus singgah ke supermarket sepulang dari kantor, belanjaan saya pasti dikemas dengan plastik sekali pakai.
Tapi sekarang saya tidak mau lagi. Memang kesannya agak ribet karena harus membawa wadah-wadah itu dalam tas besar, tapi kalau dipikirkan lagi efek yang ditimbulkan dari penggunaan plastik terhadap makanan segar, saya jadi takut. Bayangkan, pada kantong plastik kresek dan kantong plastik dari pvc terkandung logam berat yang berbahaya bagi tubuh. Nah, makanan segar yang dikemas dengan kantong plastik pada keadaan tertentu bisa menyebabkan makanan itu terkontaminasi zat-zat berbahaya tersebut. Dampaknya mengerikan, karena bisa menyerang ginjal, memicu timbulnya kanker, dan penyakit lainnya. Deuh… demi masa depan keluarga dan anak, saya tidak mau ambil resiko sepele terhadap hal-hal kecil.
Makanya sekarang saya selalu memaksa diri untuk pulang dulu ke rumah, mengambil beberapa wadah plastik food grade, baru cabut ke supermarket. Bedinde juga dibekali wadah-wadah ukuran sedang untuk pergi beli makanan segar ke pasar tradisional. Apalah susahnya repot sedikit, toh yang penting hati tenang karena kita sudah melakukan yang terbaik untuk keluarga. Benar gak? 🙂
Jadi kalau saya mengajak kalian untuk sama-sama membawa wadah food grade setiap belanja bahan-bahan makanan, mau kan?
sepertinya makin banyak yang mendukung kampanye plastik 😀
tp apa mungkin kita bisa bebas dari plastik? 😀
Benar2 bebas mungkin tidak. Tapi mengurangi saja sudah bagus. Tidak perlu pesimis, karena kita seharusnya memulai dari diri kita. Siapa tahu bisa memberi inspirasi bagi orang lain toh. 🙂
wah keren nih mbak, bawa wadah sendiri buat belanja..bisa ditiru nih. Btw tu tupperwarenya apakah harus brand tertentu, saya ga tau merk apa aj yg bagus, apa yang biasa2 aja jg udah cukup ya?
*tengok lemari, banyak kotak2 kyk gitu walau ga sebagus punya mamanya vay, hehe,cuma putih transparan aja tpi ga terpakai..
Biasanya saya pakai wadah yg ada code 5 nya di bawah wadah, itu kode yg aman untuk makanan dan minuman. ^_^
Pingback: Tweets that mention Belanja Tanpa Plastik « Secangkir Teh Susu -- Topsy.com
wah mba, sy juga pendukung go green, tapi blum pernah terpikir untuk bawa wadah tupperware sendiri untuk beli daging. Good idea!
Hai b4nch4, dicoba deh… enak lho, sampai rumah jg tinggal siram dagingnya di dalam wadah, tiriskan, lalu masukin kulkas deh. 😀
Bagus juga tuh…selama ini saya cuma mengurangi penggunaan tas plastik. Klo kira2 barang bisa muat di tas saya yg gede, saya menolak dikasih tas plastik. Good trick!
Saya jg gitu Yun, klo cuma belanja 1-2 macam saja ya masukin tas saja.. 😀
saya teringat di hongkong mereka sudah mulai begitu, kalo belanja kudu bawa tas sendiri, karena kalo minta plastik kudu bayar plastiknya.tapi sampai sekarang saya masih butuh plastik tersebut untuk tempat sampah di rumah supaya tukang sampah gampang ngangkutnya.
Iya, mas, kantong plastik paling cocok u/ jadi tempat2 sampah, jadi tentu saja tetap saya minta 1 atau 2 kalau belanja. Jd kalau belanja bulanan pakai kardus, selalu ada ekstra plastik, utk sampah :D.
hmmm, gimana ya. Saya salut untuk anda mbak, sementara ini saya sekeluarga belum mampu. Yang baru bisa saya lakukan adalah untuk selalu memanfaatkan kembali plastik belanjaan untuk hal lain yang berguna. Saya punya toples khusus untuk menyimpan tas plastik bekas belanja yang saya lipat. Jadi untuk keperluan dirumah tidak perlu beli plastik lagi.
Bli, mksdnya belum mampu gimana? Hehehe jadi bingung kita nih. Kalau saya sih, tetap masih perlu plastik bli, kadang2 pas pergi kemana gitu, pasti deh perlu kantongan apa gitu. Tp kl u/ makanan minuman, ya saya sih pilih bawa wadah, dgn code 5, food grade 🙂