Minggu ini adalah minggu terakhir Vay sekolah. Kelas 7. Sebenarnya masih ada satu minggu lagi sampai benar-benar libur, namun satu dua minggu ini adalah minggu santai buat murid, sementara guru-guru menghitung skor untuk rapor.
Kemarin pagi, setelah urusan bersih-bersih rumah selesai (karena belum ada asisten rumah tangga yang baru), kami pergi ke sekolah dengan (mungkin) perasaan excited yang sama. Tentu saja.
Setelah hampir satu tahun belajar hanya di rumah, finally Vay memiliki kesempatan untuk mengenakan seragam lengkap ala siswi SMP. Dia datang ke sekolah untuk melakukan sesi foto untuk para siswa. Bukan foto kelas memang, hanya foto diri sendiri, tapi mengingat kondisi selama setahun terakhir, momen singkat datang ke sekolah ini sangat berarti buat dirinya. Saya bisa lihat dari romannya.
Pengalaman Berbeda di Tahun ke-7
Kelas 7, atau kalau secara umum kita sebut tingkat satu di sekolah menengah pertama, seharusnya jadi pengalaman berbeda buat setiap remaja, ya gak sih? Tapi anak saya (dan juga orang lain) tidak bisa mengalami apa yang dulu kita alami ketika jadi remaja yang baru masuk sekolah.
Kalau mau jujur, tahun ajaran 2020/2021 ini menurut saya adalah tahun paling jelek. Ya memang, Vay tetap belajar di rumah, sibuk dengan assignment yang banyak (dan seringkali dia abai mengerjakan), tapi dia terpisah dengan guru dan sekolah, melewatkan perjalanan pergi pulang sekolah dengan mobil, tidak merasakan pergaulan penuh ekspresif bersama teman-teman, tidak bisa tahu bagaimana rasanya naksir cowok di sekolah, kehilangan acara hang out akhir pekan dengan teman-teman, ya intinya dia kehilangan banyak pengalaman yang seharusnya didapatkan di kelas 7 (atau mungkin akan lanjut lagi sampai kelas 8 mengingat angka pandemi di Indonesia naik tajam!).
Setelah Kelas 7 Selesai, Liburan Mau Kemana?
Ini adalah pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab. Semua orang akan bilang, sudahlah di rumah saja, karena lagi musim pandemi. Ya memang ini benar. Tadinya saya berencana mengajaknya ke Bandung, staycation tapi juga ingin jajal kuliner. Tapi karena akhir-akhir ini Jakarta dan Bandung sudah jadi zona merah dengan angka positif covid yang tinggi, saya jadi ragu. Ini benar-benar ragu keluar, karena saya sendiri kaget dengan angka yang spike tinggi pasca lebaran.
Jadi, ini rencana saya untuk dia di musim liburannya nanti. Vay sudah setuju menggunakan waktunya untuk membaca buku remaja yang sudah dibeli kemarin di Medan dan belum selesai dibaca karena kemarin adalah minggu ujian. Kemudian dia juga sepakat untuk menulis artikel, melatih kemampuan meriset dan menulisnya.
Foto Resmi Vay di Kelas 7
Seperti yang dilihat di foto di bawah, inilah gaya resmi Vay menjadi siswa kelas 7 saat kemarin datang ke sekolah. Pagi-pagi sekali saya membantunya mencuci rambutnya, yeah tahu kan anak remaja memang belum bisa terlalu telaten mengurus diri, terutama rambut. Saya belum berani pergi ke salon, dan dia juga keberatan kalau saya yang memotong rambutnya, tapi dia sendiri sebenarnya belum bisa merawat rambut panjangnya. Setiap kali keramas selalu terburu-buru, padahal rambut tebalnya butuh kesabaran. Jadi dia harus terima emaknya yang galak ini mencuci rambutnya sambil mengomel.
Lalu, dasi. Terlihat di foto dasinya belum rapi, tapi no worries. Ternyata begitu sampai di dalam, sudah tersedia dasi yang sudah diset rapi dan tinggal dipasangkan di leher siswa oleh gurunya. Saya tidak ikut ke dalam, namun Vay meyakinkan ke saya bahwa guru yang bertugas semuanya menjalani prokes ketat, seperti tetap memakai masker saat memasangkan dasi. Begitu Vay kembali ke mobil, dia juga langsung “mencuci” tangannya dengan hand sanitizer cair.
Seperti saya pernah bilang, interaksi langsung adalah yang dibutuhkan setiap orang untuk merasa mood lebih baik. Saya melihat wajah Vay lebih cerah dan senang setelah kembali dari sekolah kemarin, itu karena dia sempat berpapasan dengan satu orang temannya (padahal hanya satu! LOL), bertemu dengan para homeroom teacher, menghirup udara segar di luar rumah. Ya intinya dia akhirnya ketemu orang lain selain ibu dan bapaknya!
Keluar dari sekolah, saya membawa mobil melaju santai menuju daerah Buaran. Kami hendak mampir sebentar ke Ace, untuk membeli bohlam. Boru hasian cantik di sebelah saya bilang, jangan pulang dulu kalau memang mallnya belum buka, dan dia merasa kelaparan, kepengen makan McD di mobil. Bayangkan, dia sudah makan pagi di rumah, tapi mendadak dia lapar lagi, mungkin karena hatinya begitu senang.
Jadi begitulah. Kami mampir membeli paket nasi drive thru, dan berkeliling dengan mobil sambil menunggu jam 10 pagi saat jam mall buka. Ini kami!
Eh iya, ternyata saya dikasih t-shirt dari sekolah Vay. Ini seharusnya merchandise dari acara ulang tahun Kinderfield Highfield tahun lalu, namun baru dikasih kemarin ketika kami ke sekolah.
Fotonya? Ini.
Salam saya,
-zd-