cerita tahun baru

Cerita Tahun Baru

Hai! Selamat Tahun Baru semuanya!

Sejak beberapa tahun terakhir ini saya semakin jarang membuat resolusi, karena seringkali merasa terbebani ketika di bulan kedua sudah tidak ada kemajuan. Tapi tentu saya saya punya tekad dan semangat untuk membangun diri di 2025 ini.

Pertama, ingin lebih fokus berolahraga. Untuk seorang solo, kadang cukup berat untuk menjaga motivasi dikarenakan seperti harus kejar-kejaran dengan semua urusan yang ada di pundak. Tapi sekarang ini kesehatan adalah yang utama, kalau tidak sehat berarti sama saja dengan tidak bisa produktif.

Kedua, semangat cari duit. Sebagai singleparent, memang pasti cukup ngos-ngosan mengatur supaya urusan billing terpenuhi. Kadang ada juga rasa kecil hati kalau belum bisa memberikan anak yang terbaik seperti yang dia inginkan, tapi saya yakin bahwa selama masih bisa berusaha, jangan pernah menyerah. Di mata anak saya, maminya sangat perhitungan. Tapi saya biarkan dia dengan anggapan itu, agar dia paham bahwa dalam dunia orang dewasa, ada yang namanya mengatur keuangan.

Cerita tahun baru kemarin

Kalau tahun lalu kami ke Jogja, akhir tahun kemarin saya mengajak Vay staycation dua malam di hotel. Agak pe-er cari hotel yang sesuai. Yang pertama, tidak mau terlalu jauh dari rumah biar pulangnya lebih cepat. Kedua, bukan di lokasi padat supaya tak repot juga keluar masuk. Ketiga, kamarnya cukup luas dan looksnya bagus.

Akhirnya Vay yang menentukan, antara Manhattan Hotel atau Swiss Bell Hotel Residence Epicentrum, dan pilihan Vay yang kedua. Karena kamarnya Swiss Bell lebih ceria dibandingkan Manhattan yang terlalu maskulin. Kami ambil Paket Tahun Baru, jadi harganya untuk kamar, dinner dan acara.

Ahhh seru juga  ternyata lho! Eh iya sebelum sampai ke acara tahun barunya kita cerita dulu ya siangnya ngapain.

31 Dec 2024 SIANG

Jam 10 pagi kami keluar dari rumah. Mampir dulu ke pet shop dekat rumah untuk drop Neko. Si Ganteng langsung berubah mukanya begitu masuk kandang. Memang selalu begitu, dia gak nyaman kalau bukan di rumahnya.

The Barcode Gokart

Tujuan pertama adalah ke Mall of Indonesia. Mau nge-driff dulu di The Barcode Gokart. Tapi sebelumnya kita mampir menikmati pancake fave Vay.

cerita tahun baru

Vay sudah 16 tahun kan, anggaplah ini test drive dulu sebelum tahun depan dia ikut kursus menyetir mobil saat sudah 17 tahun.

Saya suka tempat ini. Selain tracknya bersih dan cukup luas, safety toolsnya juga lengkap. Saya lihat untuk tamu perempuan yang tidak mengenakan lengan panjang akan diminta mengenakan jaket (seperti Vay), tapi kalau tamu lelaki tidak ada yang pakai jaket.

Kami main di level Beginner (tentu saja) yang hanya bisa max 45KM, karena baru pertama kali. Kami menerima brief dulu tentang cara mengoperasikan gokart dst dst. Vay terlihat nervous, tapi petugas meyakinkan bahwa permainan ini sangat safe meski belum bisa menyetir.

main gokart di the barcode

Eh entah kenapa Vay malah dapat posisi 1, di depan. Padahal tadinya saya yang mau di depan supaya dia tidak deg-degan gitu haha.

Ketika sudah diberi aba-aba, Vay mulai menekan gas pelan-pelan. Dan saya mengikuti di belakangnya, berjaga. Dua peserta di belakang saya langsung memotong dan ngebut. Ih udah mulai gak terima lah ya kan Mami Vay hahah!. Gak lama setelah Vay sedikit lancar, saya langsung motong dan wuzzzzzzz!!!!

Ternyata seru sekali! Sayangnya waktunya hanya sebentar, 7 menit sudah selesai. Biayanya Rp150.000 per orang, dan harus membeli balaklava lagi seharga Rp25.000.

View this post on Instagram

A post shared by | Zizy Damanik | (@tehsusucom)

Lanjut ke Museum MACAN

Kelar dari MOI, kami lanjut ke Museum MACAN. Museum ini sudah dari dulu masuk wishlist tapi baru sekarang ini berkesempatan untuk mampir.

Lokasinya di Jakarta Barat, jadi kami langsung masuk tol. Kira-kira 1 jam baru sampai di lokasi. Kami tiba di sana sekitar jam 3 kurang. Karena itu akhir tahun maka museum akan tutup cepat, jam 4 sore. Jadi kami hanya punya waktu satu jam untuk berkeliling dan menikmati karya para artist.

Eniwei, meskipun Museum MACAN termasuk museum ramah anak, tapi ada beberapa bagian studio yang mengandung konten dewasa (nudity) jadi pengunjung yang datang bersama anak harus bijak. Saya sudah membuat reelsnya di Instagram ya.

Museum MACAN 2024

View this post on Instagram

A post shared by | Zizy Damanik | (@tehsusucom)

Malam tahun baru

Kami tiba di hotel sekitar jam 5 sore. Setelah check in langsung ke kamar. Dinginnya AC menyambut kami, dan Vay langsung hepi.

Setelah isya, kami turun ke lantai 1 untuk acara yang diadakan hotel. Aahhh ternyata seru juga! Selain makanan berlimpah, juga ada musik, pertunjukan sulap, dan face painting. Dan saya senang karena ada manager hotel yang membantu memotret setiap keluarga yang hadir. Karena kalau tidak ada yang bantuin kan susah juga kalau harus selfie.

cerita tahun baruan di Swiss Bell Hotel Residence Epiecentrum

Setelah menghabiskan waktu dua jam lebih di restoran, kami kembali ke kamar. Acara sebenarnya masih lanjut sampai malam, masih ada DJ. Tapi saya sudah mengantuk, jadi mending ke kamar. Kalau ada kawan untuk nongkrong sampai malam gpp juga, kalau sendirian kok malas ya. Jadi kayaknya sebelum jam 12 saya sudah ketiduran deh. Capek juga karena seharian habis keliling Jakarta.

1 Jan 2025

Kami bangun agak siang, khususnya Vay. Tapi saya memaksanya cepat bangun karena kami mau lanjut jalan ke PIK. Ini liburan, meskipun tetap di Jakarta, tapi liburan, berarti harus jalan.

Pagi itu restoran full dan cukup heboh. Banyak yang antri untuk minta telor ini telor itu, mie rebus ini mie rebus itu, tapi dengan petugas yang hanya dua orang dan trainee pula, menunggunya lumayan bikin mood hilang. Mereka kurang ready dengan begitu banyaknya tamu.

Saya menunggu telor dadar saja sampai 30 menit, itu juga salah. Mintanya pakai cabe potong tapi dibuat polos. Telor dadar itu untuk Vay yang picky eater, akhirnya telor itu tidak dimakan karena tidak ada rasa.

Pengalaman saya selama berlibur dengan Vay, mau nginap di hotel bagus sekalipun, tetap dia tidak akan maksimal menikmati brekafast. Makanya saya agak jengkel kalau sudah minta pesanan khusus yang sebenarnya gampang tapi tidak bisa dipenuhi.

Tapi sudahlah, namanya juga LAGI PEAK TAHUN BARU. Jadi dimaklumi saja. Toh kami masih menginap 1 malam lagi, jadi di hari kedua pasti sudah berkurang separohnya.

Setelah Vay menghabiskan semangkok mie rebus yang kematangan, akhirnya kami bisa kembali ke kamar. Beres-beres untuk bersiap ke PIK 2.

Pagi pertama di 2025, jalan Jakarta cukup lengang. Kami sampai di PIK tidak lewat dari jam 11 pagi.

Beberapa tempat di PIK yang cukup ikonik seperti Land’s End dan Orange Groves kami singgahi. Land’s End ini tempat nongkrong berada di tepi pantai. Sementara Orange Groves selain tempat nongkrong, juga memiliki toko-toko dan supermarket.

Kami di PIK sampai jam 3 sore setelah sebelumnya mengelilingi apartemen dan hotel yang ada di PIK.

Tiba di hotel jam 4 sore dan istirahat. Kali ini sengaja pulang cukup cepat ke hotel agar bisa menikmati hotelnya juga.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *