Lagi pengen bahas ini, setelah saya membaca majalah ibu dan anak langganan, yang kali ini mengangkat tema fatherhood, fatherspecial, dan the most fabulous dads. Di dalam majalah, terpampang wajah-wajah pria istimewa tersebut. Katanya, pria-pria sukses, gaul, dan macho tersebut terpilih karena sangat inspiratif & berdedikasi total untuk keluarga mereka (ini kata majalahnya loh…).
Hmm… seperti apa sih fabulous dads itu?
Beberapa surat terbaik terpilih mewakili suara hati para istri, tentang bagaimana pasangan mereka menjadi suami dan ayah yang luar biasa, mulai ketika pertama kali tahu istri hamil hingga si bayi lahir ke dunia.
Saya coba buat ringkasannya, kira-kira beginilah :
1.“Suami saya selalu setia menemani saat kontrol ke dokter. Sekalipun tidak pernah ia melewatkan jadwal kontrol.â€
2.“Ketika saya dinyatakan hamil, perhatian dan kasih sayang suami pada saya jadi bertambah. Pagi hari kala saya hamil muda, ia selalu menggosok punggung saya yang pegal setengah mati. Ia sabar memijati leher saya ketika saya muntah-muntah.â€
3.“Suami yang tadinya cuek dan keras, jadi ekstra care dan over protektif pada saya. Bahkan, saya dilarang ke toilet kalo hanya untuk buang air kecil. Suami membuatkan kursi khusus yang tengahnya dilubangi untuk tempat pispot dan diletakkan di samping tempat tidur.â€
4.“Ketika usia kehamilan saya masuk 5bln, suami ngotot membuat sendiri keperluan bayi, spt tempat tidur bayi, tempat mandi bayi, bahkan untuk kelambu, seprai, selimut, dll juga beli bahan sendiri untuk dijahit di rumah.â€
5.“Bila kebetulan kami bertengkar, suami pun segera meminta maaf.â€
6.“Ia tidak perlu diminta untuk memijat, atau membuatkan saya susu. Ia bahkan menemani saya di ruang bersalin sampai proses persalinan selesai.â€
7.“Ketika aku terbangun tengah malam karena kakiku kram, suamiku yang selama ini tidak bisa terbangun oleh suara apapun, langsung terjaga dan langsung memijat kakiku.â€
8.“Selama aku hamil, suamiku banyak melakukan hal-hal manis padaku, seperti mengantar-jemputku ke kantor, sampai membelikan buku-buku tentang kehamilan.â€
9.“Ketika baru melahirkan pertama kali, saya gugup ketika akan mandi. Suami ternyata tanpa ragu membantu saya mandi. Ia tidak jijik melihat banyak darah nifas. Selesai mandi, ia membalur tubuh saya dengan minyak kayu putih, memakaikan gurita, pakaian, dan setia membuatkan air hangat, entah susu, teh manis, atau apa saja sebelum saya menyusui.
10.“Dan untuk mencegah saya terkena baby blues sehingga malas menyusui, setiap tengah malam, suami selalu sigap bangun dan membantu saya menggantikan popok, dan menemani saya menyusui.â€
11.“Suami saya bisa mengerjakan semua hal yang berhubungan dengan anak-anak. Dia jago memandikan, memakaikan baju, bercerita, mengajak jalan-jalan, dan bisa membuat anak-anak tertawa.â€
12.“Suami saya tak canggung memandikan, bahkan menceboki ketika anak kami pup. Ia mengerti bahwa istrinya juga butuh “me time†sesekali.â€
13.“Dengan sisa-sisa tenaganya dari pulang kantor, pada malam harinya suami selalu masih dapat menyempatkan diri untuk mengobrol denganku atau sekedar menggendong bayi kami ketika terbangun.â€
🙂 So sweet…
Kalo baca pengalaman mereka di atas, duh rasanya iri juga. Selama hamil, saya tidak pernah diantar jemput ke kantor (karena kata suami, saya ini supir metromini, udah jago, jadi gak butuh disopirin), ditemani suami kontrol ke dokter juga 80-20. Itu pun suami gak pernah masuk ke dalam ruang dokter, sampai-sampai dokternya akhirnya ngomong juga, “Wah, Ibu ini selalu sendiri ya.†Dan waktu saya pecah ketuban saja, suami saya masih di kantornya!
Bahkan waktu Vaya baru pulang ke rumah hari pertama, besok paginya suami sudah buru-buru ke kantor, lalu pulang juga lewat tengah malam. Saya yang masih bingung jadi ibu baru, harus sendirian mengganti popok Vaya. Mami, abang, ipar, semua tidur, gak ada yang bangun untuk membantu saya, padahal tangis Vaya kencangnya minta ampun. **Hiks.
Tapi saya maklum. Tiap orang beda, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Mungkin hubby bukan tipe orang yang perhatian, hubby juga belum pernah memandikan Vaya, juga belum pintar memasang popok atau memakaikan baju, but menurut saya he still a fabulous dad buat Vaya. 🙂
kalo suami-suami yang takut istri gimana mba?:D
———
zee : itu musti ditanyain sama bapak2… 😀
paling gak beberapa dr sekian poin itu dilakukan kan? duit juga penting kok…saya waktu pacaran dulu langsung nanya terus terang: are u financially secure? a good provider? sebaliknya dia juga nanya kayak gitu ke saya. itu penting krn orang hidup gak bisa modal cinta doang…hehehehe
———
zee : setuju. 🙂
nggak semua kriteria di atas harus dilakoni untuk bisa jadi fabulous dads kaleee.
salam kenal zee…
fabulous dad itu pokoknya bukan suami2 yg digambarkan dalam iklan ponds, mau meluk istri kalo wajahnya dah mulushhhhhh. fabulous dad itu yaa yg kayak saya ini, meluk istri setiap tidur malam walopun wajah istri saya sangat mulus minta ampun (whoa) n jadi ayah skaligus sahabat bagi anak2nya. ehm!
o ya mbak zee, care for a link exchange? (yours’ done!)
sedang dalam proses mencari fabulous Husband en Dad..huhuhuhu..
kok kebanyakan sesuai dengan kriteria aku yah 😀
ah..itu tergantung musyawarah antara suami dan istri…
lha wong bikin anak aja bareng2…mosok ngasuh cuman istrinya aja…
kejam sekali suaminya..
*ngasah gobang*