Halooo…
Apa kabar semuanya?
Apa kabar nih yang work from home?
Apa kabar yang harus jadi guru dadakan di rumah buat anak?
Apa kabar yang batal liburan padahal sudah beli tiket?
COVID-19 membuat semua negara kebat-kebit selama beberapa bulan ini. Dan ketika grafik penderita COVID-19 di Indonesia semakin menaik tajam, maka memang penting bagi kita semua untuk betul-betul memahami apa itu social distancing, apa itu physical distancing.
Saya tak punya pengalaman yang sama dengan teman-teman yang rutin bercerita di grup WhatsApp tentang bagaimana bosannya mereka di rumah setelah beberapa hari harus WFH. Kemudian juga curhat rindu melihat meja kerjanya di kantor, rindu masuk kantor agar terlepas dari tugas mengajar anak di rumah. Hahah…. Gaes, menjadi guru memang gak gampang. Jadi lain kali kalau ada kejadian anak kita sedikit bermasalah di sekolah dan ditegur guru cukup keras, ingat-ingatlah ya bagaimana keadaan sekarang.
Sejak setahun terakhir saya (hanyalah) seorang pekerja lepas, yang memang lebih banyak di rumah. Melakukan pekerjaan yang saya sukai dari rumah dan hanya keluar kalau harus meeting koordinasi, biasanya seminggu sekali. Dan karena saya sudah sering di rumah, ketika ada arahan WFH, buat saya biasa saja. Bahkan saya sudah lama tidak merindukan kubikel, dan membenci setiap perjalanan meeting yang satu kali seminggu itu kalau sudah terjebak macet di jalan.
So, from my opinion, sudahlah jangan mengeluhkan kebosananmu di rumah. Bisakah kalian bayangkan mereka yang tetap harus keluar demi mencari nafkah, seperti para ojek online yang sekarang harus lebih sering parkir motor daripada jalan. Yang bekerja kantoran masih bersyukur diganjar gaji bulanan, sementara yang bergantung pada pendapatan harian menjerit. Tentu tidak melupakan para petugas medis yang tetap harus berada di barisan depan, mengurus para pasien dengan resiko terpapar.
Dari sisi sekolah, sekolah Vay sudah libur sepuluh hari ketika Pemprov DKI memutuskan meliburkan sekolah dua minggu. Kami para emak menjerit. Menjerit karena kami tahu kalau anak-anak kami sekarang sudah masuk masa puber which is sudah mulai gampang sensi kalau dibilangin. Masa-masa dimana mereka merasa mereka sudah besar dan tidak ingin dianggap anak kecil. Dan kalau belajar di rumah, pasti susah untuk disiplin. Mamak bisa hipertensi!
So, ketika akhirnya sekolah mengirimkan kabar, bahwa anak-anak akan mulai belajar online pakai Google Class Room yang diselingi dengan jadwal Google Meet sekali sehari dengan guru, itulah saat yang cukup melegakan buat para mamak.
Ok. Sekarang saatnya masuk ke kabar yang sesungguhnya.
Today, Vay, anak dari mommy blogger ini, berulang tahun yang ke-12. Gila ya, buat saya tetap saja rasanya baru kemarin menggendong dia saat bayi, dengan mata sipit yang belum bisa terbuka sendiri sama dia karena belum cukup umur, serta alis pedangnya yang selalu terlihat seperti marah.
Dan sekarang, dia sudah 12 tahun. Jerawat pertamanya tumbuh seminggu yang lalu, di bawah dagu. Terus udah serius sekarang dia mau tidur sendiri di kamarnya, dan mulai kunci kamar dong. Sampai ayahnya heran, kok sekarang mulai kunci-kunci kamar sih?? Ya udahlah biarin aja, udah abege, kata saya gitu.
(Saya tahu dia ngapain di kamar)
(Same with me berpuluh-puluh tahun yang lalu)
(Bongkar pasang baju untuk ootd dan dance!)
28 Maret 2020. Ulang tahun kali ini karena badai corona, maka literally kita semua hanya merayakannya #DiRumahAja. Kalau biasanya sebulan sebelumnya sudah mulai mencari kue, tahun ini benar-benar semua perhatian tersita sama pandemi ini, sehingga tak bisa gitu leluasa mikir. Jadi akhirnya kemarin siang saya putuskan untuk membeli kue ulang tahun di Tous Les Jour pakai jasa ojek online. Awalnya bapak ojeknya ragu, takut kuenya miring-miring dan peyot. Tapi saya sih berhasil meyakinkan dia, bahwa selama kotak posisinya tegak dan gak miring sampai 45 derajat, kue agak akan meluncur. Actually sih bisa saja saya datang ke sana untuk beli langsung, tapi setelah saya pikir-pikir lagi, kalau ada yang bisa bantuin kita, kenapa kita tidak membantu dia juga?
Dan syukurlah, kue ulang tahun pun mendarat dengan selamat tanpa lecet apapun. 🙂
Meskipun kami sendiri belum beli kado apa-apa buat Vay! Hahah.
Tiap anak memang berbeda. Vay adalah anak yang sensitif juga juga keras. Sifat yang kurang lebih sama dengan saya, terutama keras kepalanya. Tapi salutnya saya sama anak saya adalah critical thinkingnya yang berkembang pesat. Berdebat atau menjelaskan sesuatu padanya adalah yang harus bisa diterima oleh logic, dan harus fakta.
Meski kami sama-sama keras, kami berdua juga sama-sama tak tahan untuk saling memaafkan dan mencintai kembali kalau sudah selesai marahnya. Vay sangat emosional, pemarah (ya kelihatan sih turunan siapa), tapi juga santuy. Dua sifat bertolak belakang yang dia adopted dari kedua orang tuanya.
Alhamdulillah, Allah masih kasih saya kesempatan untuk menjaga anak cantik ini sampai sekarang berusia 12 tahun. Bersama dia, saya belajar banyak hal tentang bagaimana menjadi orang tua. Banyaklah pokoknya.
Vaya Sayang, Cintanya Mami dan Ayah, selamat ulang tahun ya Nak. We wish you a birthday that is as beautiful, incredible, and unique as you are. Happy birthday borukku!
Tak pernah putus doa Mami buatmu, dan tak pernah putus sayangnya Mami buatmu. Semoga langkah-langkah kakimu selalu berada dalam lindungan Allah SWT.
-ZD-
Pingback: Perkenalkan Teman Baru Vay: NEKO | | Mom Travel & Photography Blog - Zizy Damanik
Pingback: Perkenalkan Teman Baru Vay: NEKO | | Mom Travel & Photography Blog - Zizy Damanik
happy birthday Vay,, semoga selalu bahagia ya Vay.. Semoga corona juga segera menghilang aamiin.
-Traveler Paruh Waktu
Aminnnn….
Setuju, Mbak. Mengeluh melulu malah bikin capek. Termasuk pada saat ketika mendadak harus menjadi guru hehehe.
Kalau saya malah jadi semakin salut dengan para guru. Membayangkan setiap hari, harus mengajar puluhan murid dengan berbagai karakter. Belum lagi kalau dapat komplen dari orang tua. Puyeng kan, tuh 😀
Jadi saya sih tetap menikmati aja. Malah ambil sisi serunya aja. Misalnya ada guru yang pas lagi ngajar online, anaknya malah mondar-mandir di depan kamera. Saya ngakak aja lihatnya hahaha.
Btw, selamat ulang tahun, Vaya. Sehat dan bahagia selalu, ya. Suka baca blog ini sejak Vaya kecil. Sekarang udah jadi anak abege juga kayak anak-anak saya ^_^
Amin. Makasih Mbak.
Benar, begitu kita jadi guru dadakan di rumah baru tahu bagaimana pusingnya guru di sekolah menghadapi anak-anak yang begitu banyaknya dengan karakter beda-beda. LOL.
Aih Mbak sudah besar saja ya Vay. Sudah 12 tahun. Mbak merasa ya kalau waktu demikian cepat berlalu. Tiba-tiba saja, Vay sudah 12 tahun…
Saya merasakan hal demikian Mbak. Tiba-tiba saja anak saya yang paling besar. Tiba-tiba saja saya segera menjadi kakek, karena istrinya anak saya itu sudah 4 bulan mengandung.
Tiba-tiba saja saya sudah tua…
Terakhir, selamat ulang tahun untuk Vay. Semoga ia menjadi anak yang membanggakan, sehat selalu dan berkah di sepanjang perjalanan hidupnya.
Salam dari saya di Sukabumi.
Happiest birthday Vayyy!! Tumbuh jadi anak yang baik dan bangga’in ayah dan mami ya! 😀
Aminnnnn…. Terima kasih ya.
Happy happy birthday yaaa Vay…aaah cantik, cerdas, dan tegas pula. Mantaaap niiih :)..anakku di rumah juga udah mulai pada AGB mba, terutama si Abang yang udah mau lulus SMP. Musti banyak trik biar bisa ngobrol enak kayak jaman dia masih kecil yang manjanya minta ampun hehehe. Stay safe et healthy yaaa.. and kisses for the birthday girl
Aminnnn YRA. Terima kasih doanya Mbah Indah.
Benar nih, mestiiiii gitu diajak ngomong yang enak biar gak berjarak.
Stay safe and healthy juga buat Mbak Indah dan keluarga….