“Kasangnya, Dek…” Seorang ibu tua dengan wajah penuh keriput menghampiri saya. Di atas kepalanya ada baskom berisi kacang rebus. Saya tersenyum dan menggelengkan kepala. Sebenarnya pengen juga makan kacang rebus, tapi gigi sedang sakit, plus perut lagi gak beres pasca lebaran hari pertama. Jadi mending cari aman saja.
Itu pemandangan lumrah di kota Parapat. Ibu-ibu tua berkain sarung yang berkeliling jualan telur dan kacang rebus. Apalagi lagi musim liburan kayak begini, sudah pasti kesempatan meraih keuntungan tidak disia-siakan.
Danau Toba, atau kota Parapat, memang masih menjadi kota wisata terfavorit di Sumut. Kota ini jaraknya sekitar 176 km dari kota Medan, atau kalau ditempuh dengan mobil sekitar 3,5 jam dari Medan. Kalau dari Siantar cuma 45 menit. Hari lebaran ketiga, saya suami dan anak pun lanjut liburan ke Parapat. Yoilah, secara opung-opung si Vaya asli orang Siantar dan orang Danau Toba, masa gak berkunjung ke Danau Toba, ya gak?
Kemarin kota Parapat ramai bukan main. Polisi ada dimana-mana mengatur lalu lintas. Sementara itu jalan-jalan dialihkan biar kemacetan tidak semakin parah. Manusia seakan tumpah ruah di jalan dan di danau. Hotel-hotel penuh, dari yang berkelas sampai yang murah. Bahkan rumah penduduk juga diberdayakan untuk wisatawan kalau lagi ramai kayak gini. Kemarin itu ada pemuda yang mendatangi mobil-mobil yang lagi merayap, menawarkan kamar kosong.
Tapi buat yang tidak dapat kamar, tetap asyik tuh nongkrong di pinggir jalan. Cuek aja, asal tertib. Mobil-mobil dan motor banyak yang parkir di tepi jalan, enjoy piknik di tepi danau. Memang canggih dah Danau Toba, biarpun sudah puluhan kali kesini, tetap saja masih tersimpan rasa takjub melihatnya. Cuma bukan berarti ada panggilan jiwa untuk nyemplung lho hehee…
Senang rasanya melihat Parapat seramai ini. Kota ini langsung hidup 24 jam. Iyalah kapan lagi bisa begini. Kalau hari biasa, atau kalau hanya libur-libur biasa, Danau Toba sepiiiiii sekali. Kadang kasihan juga melihat pegawai hotel yang kamarnya kosong melompong, karena tak ada pengunjung yang datang. Tampangnya kuyuuu semua — hehee lebay.. tapi kalau musim liburan tiba, wajah mereka pun penuh senyum lebar. Pastilahhh secara harga kamar pas liburan kan beda :D.
Kami jalan-jalan juga ke kota, pengen lihat-lihat baju Lake Toba untuk Vay. Waktu mau nawar, suami saya bilang, “Jangan kelewatan ya kalau nawar, kasihan. Mereka ini kan jarang-jarang dapat pembeli. Kasihlah keuntungan sedikit.” Oh iyalah…. hihihi… padahal tadi saya mo nawar dari 35 ribu jadi 15 ribu. Jadilah ditawar 25 ribu saja…
Eniwei, di Danau Toba ini juga banyak cerita-cerita mistisnya. Boleh percaya boleh tidak, ada yang pernah melihat ular besar keluar dari danau. Tapi memang iya sih nih danau sering banged makan korban. Yang tenggelamlah, yang jatuh ke juranglah. Selain bencana alam — misalnya kapal kelebihan muatan — kadang juga bencana yang diluar nalar kita. Ada pasangan main becak air, trus keduanya terbalik ke dalam danau. Yg selamat hanya si cewek.
Beberapa tahun lalu, saat saya dan keluarga besar berlibur ke Parapat, ada kejadian lagi. Abang sepupu saya saksinya, karena pas kejadian itu saya lagi di kamar. Abang sepupu saya itu sedang main jetski, dan dia lihat sendiri seorang anak muda — yang berada di kapal feri beramai-ramai dengan teman-temannya — melompat ke danau. Ehhh begitu lompat, gak keluar-keluar. Ya sud, lewatlah itu. Kata temannya, waktu mereka di Tomok (Samosir), si cowok itu sudah menunjukkan gejala-gejala aneh kayak ngomong sembarangan di kuburan keramat. Terus waktu di kapal itu, si cowok itu bilang ingin berenang ke tepi, katanya udah dekat ini kok, tinggal 5 mtr lagi. Dia udah biasa berenang di laut, begitu katanya. Hmm, beda kali ya air laut dengan air danau. Dua hari kemudian, baru mayatnya keluar lagi ke atas, di tempat dia terjun itu juga, padahal sebelumnya tim SAR udah mencari-cari di situ tapi gak dapat.
Aduhh seramlah bo’. Makanya kemarin waktu ditawarkan keliling Danau Toba naik speedboat, saya keder. Soalnya gak ada yang menjaga Vay di darat, saya gak mau jalan ke tengah-tengah bawa anak kecil. Gimana kalau di tengah danau sana speedboat kami terbalik? Aihh….!! Beda kalo pake jetski, kan pake pelampung heheee :D.
Rinduuu banged pengen main jetski, namun apa daya anak tidak mau lepas. Hiks. Padahal abang saya sudah nurunin jetski biar saya bisa bawa. Ya beginilah nasib kalau bawa anak, lebih banyak lengket ke ibunya daripada bapaknya. Jadi saya hanya nonton dan fotoin abang saya saja main jetski, padahal kalau saya yang naik, mungkin bisa foto-foto danau dari sisi yang lain kali yaa… Yah tak apalah, masih bisa kapan-kapan kok :).
Kita hanya semalam saja di Danau Toba. Gak usah lama-lamalah, yang penting kan udah lihat.
Habis itu langsuuunggg cabut ke Medan, makan di Fountain, di Mie Ayam Mahmud, Pondok Sedap Wangi, RM Simpang Tiga… tapi gak sempat mereview makanan nih, bizi banged, bizi… halahhh…
Hmm kapan ya liburan lagi……? 😀
HADIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIRRRRRRRRRRRRRR..
Menyapa sahabatku chayank..
MAAF..
Baru jalan jalan dan keliling lagi..
salam sayang
wah seru banget tuh mbak liburannya. hehehe…
btw, bizi itu apa?
wah serem juga ya danau toba… baru tau kalo banyak cerita2 seremnya…
__SEMANGAT duluuu aah…SEMANGAAT CIIAT..ahahay__
___gimana kabar sahabat ku??sehat kah???___
__ka zee keren sangat toba..bri jadi mu men kesana__
__foto2nya keren iaa…apalagi si dedek kecil__
danau toba yang indah.. tapi mematikan buat cowok…
kenapa?
belum pernah ke Toba… jadi slamat daah..hahaa
eniwei… kapan susu coklat dihidangkan..?
minal aidin wal faidzin mbak zee…
wah asik dong ya kemarin liburan bisa ngumpum ma keluarga 🙂
wah enak banget ya zy liburannya…aku jg pengen tuh ke danau toba…tapikapan ya? hahahah serem jg denger ceritanya