Outbound ke Lembang Asri

Kamis Jumat kemarin, divisi kami di kantor outbond ke Lembang. Awalnya sempat gak pasti, karena rencana outbond ini sudah jadi wacana dan terus jadi wacana, entah kapan terwujud, dengan alasan “Save More.” Sempat juga terdengar isu-isu bahwa outbondnya ke Dunia Fantasi – Ancol, karena terbatasnya biaya, tapi hari Selasa tahu-tahu beredar kabar bahwa outbond jadinya di Lembang.

Off course rata-rata menyambut gembira. Ya iyalah, siapa juga yang mau outbond ke Dunia Fantasi, hehehee…. Eh saya sih tidak bisa dibilang menyambut gembira, soalnya harus ninggalin anak. Kemarin-kemarin masih bisa ngeles gak ikut karena belum tega meninggalkan anak di rumah, tapi kok gak enak hati juga sama kantor. Masa iya terus-terusan gak ikut. Dengan pertimbangan ini cuma semalam, saya pun ikutan. Tak apalah Vaya ditinggal semalam, toh ada ayahnya.

Maka berangkatlah kami kami pagi dari kantor dengan naik bus. Saya duduk di kursi depan (kursi di belakang supir tapi, bukan jadi supirnya). Saya tidak tahan duduk di belakang karena pasti mabuk darat. Norak memang, tapi begitulah.

Sampai di lokasi yang berbukit-bukit, saya sedikit kerepotan dengan koper kecil berwarna merah. Yoi, jelas-jelas ini acaranya kemping dan berkemah pulak kan, tapi kok ya  bawanya koper sih, Zee.. bukan ransel? Saya cuma bilang eh udah deh, ini isinya lengkap, ntar lu cari apa-apa semua ada disini. Hahahaha.. *untung ada panitia cowok yang bantuin ngangkat koper 😀

Awalnya memang kami semua reservenya kemah. Cuma kemah-kemah itu tidak cukup, karena kami satu divisi ada sekitar 100-an orang, belum termasuk beberapa dealer yang diundang untuk tanding futsal. Karena itulah panitia juga booking kamar, yang juga berfungsi untuk tempat mandi bagi yang kurang nyaman mandi di kamar mandi luar. Kalau melihat tendanya sih nyaman, hangat. Tapi jangan tanya begitu jam 3 pagi, teman-teman yang di dalam tenda mengaku kedinginan.

p1010350

Singkatnya, karena kemah tidak cukup, sebagian besar dapatnya kamar, termasuk saya. Satu kamar terisi 4 sampai 6 orang. Sebenarnya lebih enak di tenda ya, namanya juga liburan santai dan konsepnya berkemah, masa tidurnya di kamar? Satu tenda juga hanya muat 4 orang, dan sebagian besar jelas dipakai untuk cowok-cowok. Jadi yang menempati kamar adalah cewek-cewek yang tidak dapat jatah tenda.

Hari Kamis itu diisi dengan training singkat yang membuat ngantuk (hhmm… actually saya selalu ngantuk kalo training :D), baru sorenya cowok-cowok tanding futsal dengan dealer. Malamnya acara bebas, menyanyi, performance buat yang mau tampil, bakar api unggun, dan makan-makan tentunya. Makan malam, cemilan gorengan dan jagung bakar sampai bajigur, dan kambing guling sebagai penutup, semua ada. Syukur masih bisa tahan, saya cuma makan bakwan jagung saja 2 potong. **takut gendut bo’ hehehehee..

Jumat pagi, setelah acara makan pagi dan foto bersama dulu, tibalah di acara game yang ditunggu-tunggu. Paintball. Buat yang belum pernah main painball, permainan ini sejenis simulasi, permainan perang-perangan dengan menggunakan peluru cat. Sebelum permainan dimulai, instruktur memberi pengarahan pada kami bagaimana cara menggunakan senjata dan juga cara bermain. Saya dan teman-teman memilih untuk main kelompok pertama. Tahu kenapa? Karena baju dan maskernya kan dipakai ramai-ramai, kalau kita yang pertama main, kitalah user pertama, jadi gak harus pakai bekas-bekas orang lain hihihih……..

Arena permainan adalah lapangan rumput yang sudah dipasangi beberapa terpal untuk berlindung. Terpal dilobangi untuk tempat senapan. Melelahkan main di arena rumput begini, karena kami harus merangkak dan berguling (serasa tentara beneran aja…). Bayangin aja, jarang-jarang olahraga disuruh berguling dan merayap. Tapi begitu wasit mengatakan permainan dimulai, para peserta hanya melompat sekali saja ke balik terpal terdekat dan tidak mau maju-maju, hahahaa… Soalnya takut tertembak. Beberapa teman berlindung di gawang sambil ngerumpi.

Ada beberapa teman satu tim Merah yang nekat berdiri untuk maju, dan tertembak dengan sukses. Artinya dia harus keluar. Ini permainan yang seru, dan biarpun sudah pakai pakaian lengkap dan pelindung muka, tetap saja tertembak itu sakit. Kok tahu? Iya, karena di permainan sesi kedua saya terkena tembakan di kepala, ketika saya merangkak maju ke terpal terdepan. Ini karena di sesi pertama saya berhasil menembak beberapa lawan, jadi di sesi kedua saya gak sabaran untuk maju ke depan. Ya habis kalau cuma di belakang doang, bukan main namanya hehehe…

p1010451

p1010456

Tapi kedua sesi dimenangkan oleh tim kami, tim Merah dengan sukses. Biarpun banyak yang jadi korban juga, termasuk saya hehehee…. Untung tidak sampai bocor kepala, hanya benjol dan memar. Sudah biasalah secara dulu waktu masih kecil di Biak juga bolak-balik  benjol, heheee..

Siangnya, bus kami dibagi menjadi dua trip. Yang mau belanja-belanja dulu di Bandung beda busnya dengan yang mau pulang duluan ke Jakarta. Saya termasuk di rombongan yang langsung balik ke Jakarta. Singgah sebentar di Cihampelas untuk sholat Jumat dan makan, baru jam satu kami bergerak lagi ke Jakarta. Sama saja ternyata, pengennya pulang cepat tapi bus baru bisa tiba di kantor jam 16.30. Lalu sampai rumah jam 18.00. 🙂 Dan kembali memeluk Vaya yang langsung minta digendong begitu lihat maminya pulang. 🙂

44 Comments

  1. Ria

    serunya!!! apalagi kalau tidur di dalam kemah…
    mbak…mbak bukankah semakin banyak isinya semakin enak biar anget 😀 kan lembang itu dingin bener!
    heheheh tapi sama yg cewek2 ya 😛

  2. Huaaah.. manatabh nih mbak!! Di LEMBANG..? Bandung kan..? Emang sih ini acara yg dibiayain kantor.. tapi kalo liat2 di sana.. kira2 estimasi biayanya berapa ya mbak per orang kalo aku mau main2 ke sana..? Thx before..
    *kepengen ngemah*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *