Bicara soal pengasuhan anak, ada banyak yang saya tidak ketahui secara pasti. Pastilah ya, karena menjadi orang tua itu adalah pekerjaan dan pembelajaran sepanjang hidup. Saya harus kasih vitamin apa ya biar anak saya badannya gemukan dan juga bisa tambah tinggi? Olahraga apa yang harus dia lakukan, tapi dia harus suka juga? Pendidikan yang baik itu seperti apa? Apa waktu yang saya berikan selama ini untuk anak saya sudah cukup? Pertanyaan seputar pengasuhan hanya bisa dijawab oleh waktu, saat kita mengalaminya sendiri.
Tapi, yang tidak pernah saya ragukan adalah, saya selalu bilang ke anak saya bahwa dia adalah anak yang cantik. Mungkin ada yang bilang kenapa harus fokus pada penampilan luar. Sebenarnya tidak begitu. Saya tahu saya harusnya mendorong anak untuk lebih kuat di karakter, dan itu saya lakukan kok, saya katakan padanya bahwa dia cerdas, dia talented, dia punya hati yang baik dan lapang, dan juga tangguh.
Namun,
Saya selalu katakan padanya tiap hari, bahwa dia cantik.
Alasannya? Bruh, dunia ini kejam bok. Kita yang sudah hidup puluhan tahun pasti tahu bagaimana persaingan di luar sana, yang sehat ataupun tidak sehat. Saya tahu suatu hari nanti putri saya akan tumbuh menjadi gadis remaja, jadi mahasiswa, dan menjadi ibu muda.
Dan saya katakan dia cantik, setiap saat saya bisa. Saya ingin dia bisa melihat betapa mata saya penuh kagum dan penuh cinta untuknya, cinta yang murni. Agar dia tahu bahwa dia secara fisik, di mata ibunya dia sangat cantik, dan saya harap suatu saat nanti, dia bisa mengenali tatapan kekaguman yang tulus dan murni di mata orang lain, bisa jadi anggota keluarga, teman atau calon pasangan hidupnya.
Saya ingin putri saya tahu bagaimana rasanya orang lain berpikir bahwa dia cantik. Saya ingin dia memiliki itu sepanjang hidupnya, karena penting lho buat kita mengetahui bahwa orang yang kita cintai bisa melihat kecantikan dan keindahan dalam diri kita.
Putri saya sekarang semakin sering membuka media sosial, dan setiap kali dia melakukannya saya berusaha mencari tahu dari matanya, apa sih yang dia dapatkan dari dunia ini tentang makna cantik. Apakah rambut, make up, pakaian. Apakah bentuk tubuh atau seberapa tingginya. Jadi ketika dia sedang bercermin di depan lemari di kamar saya, saya selalu mengatakan padanya bahwa dia sangat cantik. Saya mau putri saya tahu bahwa bukan orang lain atau dunia ini yang membuatnya cantik. Kecantikan bukanlah sesuatu yang bisa dibeli atau diciptakan, tetapi tentang siapa diri kita.
Saya bilang ke putri saya, bahwa dia cantik karena dia adalah mahakarya Tuhan. Tuhan hanya menciptakan satu Krasivaya, dengan keunikannya, dan tidak mungkin Tuhan menciptakan yang jelek.
Saya mengatakan kepadanya bahwa dia cantik karena dia. Saya suka terpesona sendiri dengan cantiknya dia, setiap kali saya dengar dia tertawa atau senyum-senyum saat sedang membaca sesuatu di depan laptop. Saya suka bilang, “Adek Mami ini memang anak perempuan paling cantik yang pernah Mami lihat. Mami gak bohong, Dek.” Penting lho ini. Setiap anak gadis pantas dianggap begitu, karena mereka harus merasakan menjadi gadis tercantik yang pernah dilihat seseorang.
Setiap hari saya bilang ke anak saya bahwa dia anak yang sangat cantik. Sebab dengan demikian dia akan terbiasa, dan tidak menjadikan kecantikan sebagai dasar atas segalanya.
Putri saya, tidak pernah menulis di jurnal atau di manapun bahwa dirinya cantik, imut, atau lainnya. Entah kenapa, tapi kalau harus menebak, saya pikir bahwa, baginya (putri saya), cantik bukanlah sesuatu yang penting buat karakternya, akan tetapi mengetahui bahwa dia cantik akan membuatnya lebih percaya diri dalam segala hal.
Sebut saja, karena dia percaya bahwa dia cantik, dia menjadi teman yang baik dan penuh perhatian. Karena dia percaya bahwa dia cantik, dia jadi anak yang mudah berteman dan mempunyai banyak teman dekat. Karena dia percaya dia cantik, dia bisa melihat kecantikan juga di diri orang lain. Karena dia cantik, dia akan memiliki mata yang bisa tulus juga melihat kecantikan pada orang lain. Sejauh ini, saya tidak pernah melihatnya memandang orang lain dengan kacamata “jelek”. Dia yakin tidak ada orang yang jelek, itu hanya bagaimana cara kita memandang orang lain saja.
Baru-baru ini putri saya berbagi cerita ke saya mengenai seorang temannya yang menuliskan status di WhatsApp berupa captured-an postingan dirinya di TikTok tentang kenapa dia begitu jelek. Dan ini balasan yang dikatakan putri saya pada temannya. Sebuah quote tentang cantik.
Dalam hati saya lega, berharap agar sampai dia dewasa nanti dia tetap menjadi seseorang dengan hati yang baik, yang bisa melihat beauty di dalam setiap orang.
-zd-
Aku juga suka banget bilang si K cantik karena emang aku anggap dia cantik seh. Menumbuhkan rasa pede di tengah dunia yang memperlihatkan semua dengan mudah emang harus banget ya mbak
Iya. Anak kita memang cantik, dan dia harus tahu kalau orang tuanya menganggapnya sangat cantik.
perkara “cantik” ini, memang sangat-sangat relatif.. apalagi saat remaja, fisiknya bisa sangat berubah.. yang saat SMP/SMA terlihat “biasa” atau “jelek”, pas dewasa bisa terlihat begitu cantik dan waw.. begitu juga sebaliknya, yang dulu jadi bintang idola sekolah, pas dewasa ya jadi terlihat biasa bahkan secara fisik berubah.. anak remaja memang kudu dibekali mental dan kepercayaan diri yang tinggi, karena memang kejam sekali pergaulan di sana! semoga Vay bisa pede dan paham bahwa setiap orang itu berbeda..
Itulah. Siapa yang bisa menentukan ini cantik ini bagus itu jelek itu gak bagus? Tidak ada. Semua dikembalikan kepada diri masing-masing saat dia percaya bahwa setiap orang memang dilahirkan bagus oleh Sang Pencipta.
Eniwei, saya agree tuh soal perubahan yang terjadi di masa remaja. Yang pas SMA idola eh pas kuliah atau pas udah kerja “kok gak oke lagi ya?” sebaliknya juga begitu. Persis kayak di filmnya Dwayne Johnson dan Kevin Heart, Central Intelligence…