Satu target selesai di bulan ini. Perpanjangan SIM. Terus jadi mengingat-ingat udah berapa kali ya urus SIM?
Dulu pertama kali waktu umur belum genap 15 tahun (bawa surat pengantar dan ngakunya udah 17 tahun), datang sendiri ke Satlantas Medan Timur langsung foto.
Eh gak lama trus kejadian dompet hilang pas di sekolah. Ya lenyap semualah. Ya sudah terpaksa urus SIM baru lagi, kali ini tanpa surat pengantar, disuruh opungnya Vay urus sendiri, jalur umum aja.
Jadilah antri sama bapak-bapak semua. Dasar bocah, saat pak pol tanya siapa yang “A umum”, aku angkat tangan dong. ?? (bakat supir AKAP sih memang). Waktu itu belum tahu kalau untuk supir angkutan umum itu namanya A umum.
Saya memang dari SMP sudah nyetir, karena harus mandiri, pagi-pagi ke sekolah lalu abang saya turun karena dia masuk lebih cepat, kemudian saya lanjut antar kakak sepupu kami yang kerja di kantor Garuda di Tiara, baru balik lagi ke sekolah, parkir di luar, dan masuk ke kelas. Tidak ada yang berani colek mobil Kijang kotak kami, karena itu bekas mobil dinas yang sudah lama, sudah dibeli papi buat kita.
Begitu masuk SMA, saya mulai rutin juga menjemput mami pulang kantor. Jadi ya memang fix-lah supir. 🙂
Penah sekali SIM mati, lupa perpanjang, ini pas sudah di Jakarta, wah urusnya repot, harus ke Daan Mogot, lalu ujian lagi. Jadi begitu ini kelar rasanya lega.
Yang mau perpanjangan SIM di Jakarta silakan aja save postingan ini. Berikut syarat dan cara perpanjangan SIM di satpas. Kenapa gak online? Pertama karena kalau online berarti saya harus keluar lagi untuk foto dengan latar biru (bisa sih pakai aplikasi, tapi saya terlalu ingin serba perfect kalau foto), kemudian setelah itu tetap harus datang juga ke Satpas, dan tentu saja tetap harus antri. Jadi sekalian saja offline.
cara urus perpanjangan sim di satpas
