tips traveling tanpa plastik

Tips Mudah Mengurangi Plastik Saat Traveling, Liburan Tetap Nyaman

Traveling sering kali identik dengan kebebasan, eksplorasi, dan jeda dari rutinitas. Namun tanpa disadari, aktivitas liburan juga menjadi salah satu momen di mana kita paling banyak menghasilkan sampah, terutama plastik sekali pakai. Mulai dari botol air minum di bandara, kemasan makanan, sampai amenities hotel, semuanya terasa “wajar” saat liburan. Padahal, lewat kebiasaan kecil, kita bisa mulai menerapkan tips mengurangi plastik saat traveling tanpa harus mengorbankan kenyamanan.

Banyak traveler merasa bahwa liburan ramah lingkungan itu ribet dan hanya cocok untuk gaya hidup tertentu. Padahal, faktanya tidak selalu begitu. Mengurangi plastik saat traveling justru bisa membuat perjalanan terasa lebih tertata, praktis, dan mindful. Bahkan, beberapa kebiasaan minim plastik bisa membantu kita menghemat pengeluaran selama liburan.

Artikel ini akan membahas cara-cara sederhana dan realistis untuk menerapkan tips traveling ramah lingkungan, khususnya dalam mengurangi sampah plastik. Tidak harus langsung sempurna, tidak harus ekstrem. Yang penting, kita mulai sadar dan mau mengambil langkah kecil yang konsisten. Karena sejatinya, traveling seru tidak harus meninggalkan jejak sampah di setiap destinasi yang kita kunjungi.

Kenapa Penting Mengurangi Plastik Saat Traveling?

Sebelum masuk ke daftar tips yang bisa dipraktikkan, ada baiknya kita memahami dulu alasan di balik pentingnya kebiasaan ini. Dengan begitu, setiap pilihan kecil yang kita ambil saat traveling terasa lebih bermakna, bukan sekadar ikut tren.

Plastik sekali pakai dan polusi plastik sudah menjadi isu besar yang tidak hanya berdampak pada lanskap alam, tapi juga kesehatan dan keberlangsungan hidup masyarakat. Pemerintah Indonesia menegaskan komitmen ini melalui peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 dengan tema nasional “Hentikan Polusi Plastik”, yang menjadi panggilan moral untuk menanggulangi krisis polusi plastik melalui aksi nyata dan kolaborasi lintas sektor. Dalam pidatonya, Menteri Lingkungan Hidup menjelaskan bahwa masalah sampah plastik merupakan bagian dari ancaman krisis planet yang saling berkait dan membutuhkan tanggapan dari semua pihak.

Tidak cuma itu. Data nasional Indonesia menunjukkan bahwa sampah plastik masuk dalam jumlah besar dari total produksi sampah negara. Target yang digelorakan saat peringatan ini adalah mengubah pola produksi dan konsumsi, serta mendukung terwujudnya ruang publik yang mendukung pengelolaan limbah yang lebih baik.

Destinasi wisata pun bukan pengecualian. Tempat yang awalnya indah bisa berubah menjadi area penuh sampah plastik karena volume kunjungan tinggi dan pengelolaan limbah yang belum optimal. Tidak sekali kita membaca berita mengenai tempat wisata di Kuta Bali yang dikeluhkan kotor dan penuh sampah.

Inilah alasan mengapa banyak traveler kini mencari tips traveling zero waste atau tips traveling ramah lingkungan yang praktis dan realistis.

Dari sisi personal, menerapkan kebiasaan mengurangi plastik saat traveling membantu kita menjadi wisatawan yang lebih bertanggung jawab. Kita tidak hanya datang untuk menikmati, tapi juga ikut menjaga agar keindahan destinasi tetap lestari untuk generasi yang akan datang.

Mindset Penting untuk Traveling Minim Plastik

Setelah memahami dampaknya, langkah selanjutnya adalah membangun pola pikir yang tepat. Traveling minim plastik bukan soal menjadi sempurna, tapi soal membuat pilihan yang lebih sadar.

Banyak orang mengira bahwa traveling tanpa plastik berarti harus menjalani gaya hidup ekstrem dan serba terbatas. Padahal, konsep dasarnya justru fleksibel. Tidak ada kewajiban untuk langsung 100% zero waste. Prinsip yang lebih realistis adalah reduce, reuse, dan refuse—mengurangi penggunaan plastik, menggunakan ulang barang yang ada, serta menolak plastik sekali pakai jika memungkinkan.

Penting juga untuk menyesuaikan kebiasaan ini dengan gaya traveling masing-masing. Backpacker, family traveler, solo traveler, hingga content creator tentu punya kebutuhan berbeda. Karena itu, menerapkan tips traveling minim sampah sebaiknya dimulai dari hal yang paling mudah dan konsisten dilakukan, bukan dari yang paling ideal di atas kertas.

Dengan mindset seperti ini, kita tidak mudah merasa bersalah saat masih harus menggunakan plastik dalam kondisi tertentu. Fokusnya bukan pada kesempurnaan, melainkan progres. Dari sinilah perjalanan menuju liburan yang lebih ramah lingkungan bisa dimulai—pelan-pelan, tapi nyata.

7 Tips Mudah Mengurangi Plastik Saat Traveling

Sekarang saatnya masuk ke bagian yang paling praktis. Bagian ini akan membahas apa saja tips mengurangi plastik saat traveling yang realistis dan mudah diterapkan, bahkan untuk liburan singkat sekalipun.

1. Selalu Bawa Botol Minum Reusable

Tak jarang saya melihat traveler di bandara yang mengisi ulang air menggunakan botol plastik yang sudah dia beli sebelumnya. Botol minum reusable adalah langkah paling sederhana untuk mengurangi plastik sekali pakai. Banyak bandara, hotel, dan tempat umum kini menyediakan refill station. Brand seperti Hydro Flask, Tupperware Eco Bottle, atau Lock&Lock cukup praktis dan tahan lama untuk traveling.

2. Gunakan Tote Bag atau Foldable Bag

Tote bag lipat sangat berguna untuk belanja oleh-oleh, jajan mendadak, atau menyimpan barang tambahan. Dibanding kantong plastik, tas kain jauh lebih awet dan serbaguna. Ada banyak brand lokal yang memiliki produk yang stylis tapi juga ramah lingkungan.

traveling zero waste bawa tote bag sendiri

3. Bawa Alat Makan Sendiri

Sendok, garpu, dan sedotan portable bisa mengurangi penggunaan alat makan plastik saat jajan atau take away. Saya pribadi lebih suka membawa spork, karena lebih efisien tidak menuh-menuhin tas. Buat yang suka menggunakan stainless, bisa cari set dari brand Eiger yang katanya tak hanya ringan tapi juga mudah dibersihkan.

4. Pilih Perlengkapan Travel Size yang Lebih Ramah Lingkungan

Mengurangi plastik saat traveling tidak selalu berarti meniadakan produk kecil sama sekali. Kita bisa mengombinasikan skincare ukuran travel dengan produk reusable, seperti shampoo bar, sabun batang, atau kapas pembersih muka yang bisa dicuci ulang. Cara ini lebih praktis sekaligus minim sampah. Saya termasuk yang suka membawa sampo dan sabun batang ukuran 1-2 kali pakai, lebih hemat produk dan hemat sampah.

5. Biasakan Menolak Plastik Sekali Pakai dengan Sopan

Saat ditawari kantong plastik atau sedotan, biasakan mengatakan “tidak perlu” dengan senyum. Penolakan sederhana ini adalah bagian penting dari tips traveling ramah lingkungan, dan lama-lama akan terasa natural tanpa canggung.

6. Pilih Akomodasi yang Lebih Peduli Lingkungan

Beberapa hotel dan penginapan kini mulai mengurangi amenities sekali pakai. Eco-lodge atau hotel yang menyediakan dispenser air dan toiletries refill membantu mengurangi limbah plastik selama menginap, sekaligus mendukung praktik pariwisata berkelanjutan. 

7. Bawa Wadah Makan Sendiri untuk Take Away

Wadah makan reusable sangat membantu saat membeli makanan lokal atau menyimpan sisa makanan. Selain mengurangi sampah, cara ini juga lebih higienis. Banyak traveler menggunakan wadah silikon lipat yang ringan dan hemat tempat di tas. Kalau saya, hampir selalu membawa kotak makan biasa ukuran kecil. Yang cukup untuk tempat snack atau 1-2 potong pizza.

Sebenarnya, realistis gak sih Traveling Zero Waste itu?

Setelah melihat berbagai tips di atas, mungkin muncul pertanyaan: apakah traveling zero waste benar-benar bisa dilakukan? Jawabannya, tergantung bagaimana kita mendefinisikannya.

Dalam praktiknya, mencapai nol sampah saat traveling memang tidak selalu realistis. Kondisi destinasi, fasilitas yang tersedia, hingga kebutuhan mendesak sering kali membuat penggunaan plastik sulit dihindari. Karena itu, konsep zero waste sebaiknya dipahami sebagai arah, bukan target mutlak.

Fokus utama dari tips mengurangi sampah plastik adalah progres, bukan kesempurnaan. Setiap botol yang tidak dibeli, setiap kantong plastik yang ditolak, tetap memberi dampak positif. Traveling pun jadi terasa lebih sadar dan bertanggung jawab, tanpa kehilangan esensi liburan itu sendiri.

Baca juga: Pengelolaan Sampah Terintegrasi di Jawa Barat, Sinergi Pemerintah & Masyarakat

Merasakan Manfaat Secara Personal dari Traveling Tanpa Plastik

Seiring waktu, saya menyadari bahwa menerapkan traveling minim sampah bukan hanya soal kepedulian lingkungan, tapi juga memberi dampak personal yang cukup terasa. Barang bawaan jadi lebih ringkas dan tertata karena isinya benar-benar dipilih dengan sadar. Hampir tidak ada lagi botol plastik sekali pakai atau kemasan kecil yang akhirnya hanya menjadi sampah di akhir perjalanan. Saya bilang hampir, karena tetap saja saat traveling, ketika kita harus membeli minum, semuanya rata-rata ada kemasan plastik. But at least, kurangilah.

Ada kepuasan tersendiri ketika bisa menerapkan tips traveling ramah lingkungan dalam perjalanan, meski sederhana. Membawa botol minum sendiri, menolak plastik ketika berbelanja, sampai membawa perlengkapan sendiri,membuat perjalanan terasa lebih mindful. Saya merasa lebih hadir, lebih menikmati proses, dan tidak sekadar berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Liburan Santai, Sampah Plastik Bisa Dikurangi

But. Traveling tanpa plastik tidak harus ekstrem dan tidak perlu menunggu sempurna. Justru, pendekatan yang paling realistis adalah memilih langkah kecil yang bisa dilakukan secara konsisten. Saat kita menerapkan tips perjalanan zero waste versi kita, itu sudah menjadi sebuah kontribusi yang berarti. Dan yang terpenting, ada kesadaran untuk datang sebagai traveler yang menghargai tempat yang dikunjungi, bukan sekadar menikmati lalu pergi.

Setiap perjalanan punya ceritanya sendiri. Ada liburan yang memang fokus eksplorasi, ada juga yang lebih santai dan penuh observasi. Di blog ini, saya banyak menulis tentang perjalanan dengan ritme seperti itu—mulai dari jalan-jalan di Jogja yang dekat dan akrab, hingga perjalanan ke Vietnam yang membuka sudut pandang baru soal budaya dan cara menikmati perjalanan dengan lebih pelan.

Lewat cerita-cerita tersebut, saya percaya bahwa kesadaran saat traveling tidak selalu harus datang dalam bentuk aksi besar. Kadang, ia tumbuh dari kebiasaan memperhatikan detail, menghargai tempat yang kita datangi, dan perlahan mengubah cara kita bepergian. Semoga tulisan ini bisa menjadi awal untuk perjalanan yang bukan hanya menyenangkan, tapi juga lebih bertanggung jawab.

Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat bahwa liburan bukan hanya tentang destinasi, tapi juga tentang jejak yang kita tinggalkan—sekecil apa pun itu.


Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.