Upacara Pelebon di Ubud
Bade tingkat 11 dengan ketinggian 25,5 meter

Upacara Pelebon di Ubud

Kemarin malam saya googling mau cari-cari tempat liburan yang asyik untuk traveling bersama keluarga. Tentu saja maunya di wilayah Indonesia saja, karena harus menyesuaikan dengan jatah cuti yang bisa diambil dan isi kantong. Selain itu, saya kan belum mengelilingi semua pulau-pulau di negara tercinta kita ini, jadi pengennya ya keliling Indonesia dulu, sekaligus menghidupkan pariwisata negara kita ini.

Ada dua pilihan sebenarnya, yaitu ke Yogyakarta atau ke Bali. Tapi karena Merapi belum sehat, nama Yogya pun dicoret. Kecewa sebenarnya karena saya ingin sekali ke Yogyakarta (baru sekali kesana waktu tamat SMA dulu).

Saat googling info-info pariwisata, saya ketemu dengan sebuah website, Indonesia.Travel. Jujur, pertama kali buka, karena saya lihat websitenya keren banget, saya pikir itu website milik swasta or milik perorangan. Eh ternyata website itu milik KemenBudPar. Hehee.. maaf lhoo.

Menarik sekali. Tinggal mengetik daerah tujuan wisata yang diinginkan, atau aktivitas seperti apa yang diinginkan, dan langsung keluar hasilnya. Seperti waktu saya ketikkan kata “Ubud” sebagai daerah tujuan wisata, langsung keluar hasilnya, apa saja yang ada di Ubud. Ah, Ubud memang surga dunia buat mereka yang ingin melarikan diri dari hiruk pikuk dan kebisingan kota besar.

Sayang sekali saya terlambat tahu tentang adanya Upacara Pelebon di Ubud, Bali. Baru saya baca di web Indonesia.Travel kalau tanggal 2 November 2010 kemarin ada hajatan luar biasa di Ubud, Bali. Hajatan apa itu? Adalah Upacara Pelebon. Upacara Pelebon adalah sebutan lain dari Upacara Ngaben, yaitu sebuah upacara kremasi jenazah untuk kaum bangsawan dan anggota kerajaan. Ini adalah salah satu tradisi Bali yang sangat terkenal hingga ke mancanegara karena kemegahan dan keunikannya.

Dan hajatan kemarin itu menjadi luar biasa menarik perhatian baik turis lokal maupun turis mancanegara, karena yang diupacarakan pada hari itu adalah Raja Peliatan IX, Ida Dwagung Peliatan yang telah berpulang 20 Agustus lalu. Maka tidak heran bila ini menjadi Upacara Pelebon termegah selama 30 tahun terakhir!

Sebelum perhelatan pengusungan dan pembakaran jenazah ini, seminggu sebelumnya telah digelar prosesi Pengusungan Naga Banda. Naga Banda adalah lambang upacara kremasi kerajaan dan khusus disiapkan bagi anggota kerajaan untuk membawa arwah mereka ke nirwana. Naga banda yang bersisik kulit emas itu dibuatkan khusus dari Puri Agung Ubud, sedangkan lembunya tadi dibuat di Puri Agung Peliatan, Ubud.

Bade tingkat 11 dengan ketinggian 25,5 meter

Untuk mengusung jenazah sang Raja, bade atau pengusung jenazah yang digunakan adalah bade bertingkat sebelas setinggi 25,5 meter dengan patung lembu yang dihiasi perhiasan emas di bagian kepala, leher, dada, dan kaki. Bade ini digotong oleh para warga desa Peliatan yang dengan ikhlas menggotong bade mulai dari rumah duka hingga ke Setra atau tempat pembakaran jenazah. Nantinya lembu itu akan dibakar bersama jasad orang yang meninggal. Usai pembakaran, abu akan dilarung ke laut yang dianggap suci.

Pada hakekatnya Pelebon adalah proses pelepasan hal-hal duniawi dari orang yang meninggal. Mengembalikan unsur-unsur pembentuk tubuh manusia kepada alam, dan melepaskannya dari ikatan duniawi.

Pembakaran saat Pelebon

Ah, saya sampai merinding dan terharu membaca berita Upacara Pelebon ini. Betapa masyarakat Bali masih begitu menjaga kebudayaan mereka, luar biasa. Menyesal sekali telat tahu. Kalau tidak tentu ingin pergi kesana menyaksikannya.

Yah simpel saja sebenarnya. Kalau kita sudah tahu dimana bisa mencari info-info pariwisata, tentunya tidak akan ketinggalan program-program pariwisata setempat. Memang bisa sih dengan blog walking ke blog-blog para traveler, tapi bila ada situs yang resmi tentu info yang didapat bisa lebih akurat. Salut buat KemenBudPar, sudah bikin website bagus, dan bikin saya terharu biru membaca berita Pelebon itu.

Ah… I love Indonesia lah pokoknya!

56 Comments

  1. Ya, Bali memang tempat paling unik yg pernah saya singgahi. Kmaren liburan lebaran saya juga sempet ke Ubud, ke danau apa namanya lupa..yang ada pura-nya di pinggir danau.

    Keren, itu yg saya rasakan. Dan betul, kayaknya saya berada di planet lain 😀

  2. I love Indonesia Juga .. forever

    mencintai budaya bukti bangsa yang besar

    salam hangat

  3. Berbicara soal website, memang sudah cukup bagus namun ada PR yang biasanya selalu jadi PR yg belum pernah selesai dan umumnya gov kita belum mampu menyelesaikan hal ini.. yakni “Keep update”.. setuju?

    • Zizy

      Nah itu betul sekali. Kalau sudah buat website bagus dan informatif, harus tetap updated :).

  4. @ Bli Cahya : Kita di Bali malah gak aware dengan hal seperti itu karena sudah menganggapnya sebagai hal yang biasa.

    Acara pelebon tidak harus 30 tahun juga karena accidently bisa diadakan sewaktu-waktu, namun kayaknya tidak etis kita menunggu-nunggu kapan ada plebon lagi karena secara tersirat kita mendoakan akan ada bangsawan atau tokoh yang dihormati meninggal dunia :p

    Rajin-rajin cek info wisata aja, biar gak ketinggalan info, semoga pas ada agenda wisata besar pas sesuai dengan jatah liburannya.

    Sampai ketemu di bali .. 🙂

    • Zizy

      Klo ke Ambon terlalu jauh. Saya sudah pernah sekali, pulkam… 🙂

  5. Ah…, saya juga tidak tahu, tapi yang seperti ini tidaklah sampai 30 tahun sekali. Soalnya di Bali kan ada setidaknya 8 kerajaan besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *