[Bali Trip] Kepompong Emas di Bali Butterfly Park

Bali Butterfly Park__0430

Enaknya liburan sendiri adalah tak harus selalu mengikuti itinerary yang dibuat oleh travel agent. Seperti liburan saya terakhir ke Bali dengan Vay, saat itu sudah bikin itinerary sendiri untuk pergi ke sini ke sana, namun begitu sudah di lokasi, kita akhirnya melakukan penyesuaian sesuai kondisi.

Tujuan ke Butterfly Park ini sebenarnya ada hari berikutnya. Tapi saya pindahkan ke hari ketiga karena lokasi tempat penangkaran kupu-kupu ini bisa dikatakan tidak terlalu jauh setelah dari Pura Ulun Danu Bratan. Jadi, hari ketiga di Bali akan saya buat benar-benar full day, tapi di hari keempat nanti bisa sedikit rileks.

Lokasi Bali Butterfly Park sendiri terletak di Dusun Sandan Lebah, Desa Wanasari, Tabanan. Kami sampai di Butterfly Park jam 8 pagi. Seharusnya kalau lihat di GPS, hanya setengah jam dari Pura Ulun Danu, tapi ternyata lebih dari tiga puluh menit. Hujan sudah berhenti sehingga tanah dan rumput-rumput masih basah. Saya lihat beberapa pegawai tempat wisata sedang menyapu, sepertinya mereka juga belum benar-benar buka. Ya sudahlah ya, santai dulu sebentar. Vay masih lelap sejak dari Pura Ulun Danu, dan maminya pun ternyata malah ikutan tidur. Hahah…. Maklumlah ya, tidur kurang dari lima jam demi mengejar sunrise, itu lelah lho.

Terbangun jam 9 pagi, badan sudah terasa lumayan segar. Vay juga sudah bangun. Ada satu mobil yang datang dan parkir di sebelah mobil kami, sepasang turis asing dengan anaknya. Berarti pagi itu hanya ada 2 pengunjung di Butterfly Park Bali ini, dan saya senang karena artinya bisa menikmati dengan lebih leluasa.

Baca cerita Pura Ulun Danu di sini

Bali Butterfly Park ini adalah fasilitas konservasi kupu-kupu dan serangga yang punya koleksi berbagai spesies kupu-kupu daerah tropis Indonesia di dalam lahan seluas satu hektar. Katanya, Bali Butterfly Park ini adalah taman kupu-kupu terbesar se-Asia.

Bali Butterfly Park dibangun tahun 1993 setelah Konferensi Kupu-kupu Internasional yang diadakan di Makasar di tahun yang sama. Setelah konferensi selesai, muncul inisiatif untuk lebih mengembangkan kesadaran lingkungan di masyarakat dengan membangun taman konservasi ini. Indonesia kaya akan serangga, karena itu harus dilestarikan dan dipromosikan. Namun wisata edukatif ini sendiri ternyata baru benar-benar dibuka untuk umum pada September 2015.

Mungkin karena baru dibuka, kondisi Bali Butterfly Park ini belum sekinclong tempat wisata lainnya. Patung kupu-kupu di depan sebagai penanda lokasi tempat wisata ini, terlihat kurang terawat. Seperti bukan tempat wisata gitu kalau dilihat sekilas. Padahal kalau sudah masuk ke dalam, kita bisa lihat kalau taman ini sebenarnya dibuat serius. Untuk harga tiket masuk kemarin sekitar Rp35Rb-an, maaf saya lupa tepatnya.

Tempat pertama yang bisa dilihat adalah tempat penangkaran kumbang, belalang, dan kalajengking. Baru kali ini saya lihat belalang daun, yang memang persis kayak daun. Sama si bapak yang jaga, belalang diangkat dan diletakkan di punggung tangan saya. Terasa sangat geli ketika dia merayap pelan-pelan. Sayangnya si bapak kurang lancar berbahasa Indonesia, jadi agak susah menjawab pertanyaan saya.

Bali Butterfly Park_0796

Berikutnya adalah lokasi penangkaran kupu-kupu. Di sini ada guide perempuan yang akan menerangkan jenis kupu-kupu yang ada serta proses metamorfosanya. Seru nih di sini, Vay jadi bisa lihat langsung tahapan-tahapan mulai dari telur, larva dan pupae, kepompong, dan kemudian menjadi kupu-kupu. Bentuk kepompongnya juga beda-beda tergantung spesiesnya, ada yang mengkilat dengan warna perak dan keemasan, ada juga yang berbentuk daun. Kupu-kupu tidak memiliki gigi, jadi tak perlu takut dia akan menggigit tangan kita. Cuma ya terasa geli aja di kulit ketika dia bergerak-gerak.

Umur hidup kupu-kupu rata-rata dua hingga tiga minggu, kecuali untuk barong butterfly yang ada di foto ini, hanya punya masa hidup lima hari. Sedih amat ya, sudah metamorfosanya lama, hidupnya cuma sebentar.

Kupu-kupu ini boleh dipegang, asal hati-hati. Kepompong daun juga boleh disentuh asalkan jangan ditekan apalagi dipencet. Cukup dirasakan saja dengan ujung jari. Dan kupu-kupu yang ditempel di badan kita ini adalah kupu-kupu yang baru lahir. Jadi masih belajar merayap, makaya ditempelin diam aja. Nanti setelah sudah kuat, baru kupu-kupu akan dilepas di taman luas di luar ruangan.

Bali Butterfly Park_0804

Bali Butterfly Park_0805

Keluar dari ruang penangkaran, adalah saatnya menikmati rimbunnya taman dan melihat banyaknya kupu-kupu beterbangan. Kami juga masuk ke sebuah terowongan buatan seperti goa, berisi display kaca dari serangga-serangga. Ada kumbang dan tarantula berukuran besar di dalam display-display tersebut. Searah pintu keluar, ada museum serangga tempat pengunjung bisa melihat dan mendapat pengetahuan lebih lengkap mengenai spesies kupu-kupu yang ada. Di sini juga bisa sekalian membeli souvenir yang dibuat dari koleksi kupu-kupu yang telah dikeringkan. Vay beli satu kalung kupu-kupu, untuk kenang-kenangan kalau sudah datang ke Bali Butterfly Park.

Bali Butterfly Park_0807

Yang agak kurang dari tempat ini menurut saya sih tempat makan. Ada restoran, tapi terlihat kurang meyakinkan. Keluar dari situ juga susah menemukan tempat makan di sekitarnya. Jadi kalau ke sini, sebaiknya membawa bekal cemilan yang cukup sampai menemukan tempat makan berikutnya.

-ZD-

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

11 thoughts on “[Bali Trip] Kepompong Emas di Bali Butterfly Park

  1. Pingback: Tips Liburan ke Bali dengan Keluarga | Life & Travel Journal Blogger Indonesia

  2. Pingback: Tempat Wisata Keren di Bali Selain Pantai | Mom Travel & Photography Blog - Zizy Damanik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *