Hellooooo…
Kali ini saya mau cerita tentang acara gathering bareng Levi’s dan perempuan-perempuan keren lainnya siang tadi, di The Goods Diner SCBD. Eits jangan protes. Memang yang tadi datang kece dan keren semua kok.
Semuanya kenal Levi’s dong ya? Para pecinta jeans pasti tahu banget merek satu ini, yang sudah melegenda terutama dengan salah satu produknya yang terkenal, Levi’s 501. Sebagai fashion icon, pecinta jeans pasti punya minimal satu celana Levi’s di dalam lemari mereka.
Nah, begitu saya dapat info kalau saya diundang ke acara gathering Levi’s sekaligus launching campaign baru mereka, senang ya pastinya. Saya tiba di lokasi jam sepuluh tepat, dan menunggu kurang lebih setengah jam bersama para undangan lainnya sampai gate untuk masuk ke dalam lokasi dibuka.
Jam sepuluh tiga puluh tepat, gate pun dibuka. Semua undangan baik influencer, media hingga para member VIP Levi’s, berbaris untuk melakukan registrasi, sambil dilakukan pengecekan suhu tubuh oleh panitia dari Levi’s. It’s a good thing lah. Since acara gathering ini berlangsung di tempat publik dan ramai peserta, maka tindakan preventif perlu dilakukan ke semua peserta untuk mencegah terjadinya penyebaran virus Covid 19.
Keseruan sudah terasa begitu kita mengantri untuk dapat berfoto di photo booth 360 nya Levi’s.
Setelah semua undangan duduk menempati kursi-kursi yang disediakan, masuklah MC yang super stylish dengan gaya rambut cepol bun ke atas dan outfit Levi’s. Mulai menyapa dan memperkenalkan campaign #IShapeMyWorld ke semua undangan.
Apa Sih Campaign “I Shape My World” Itu?
I Shape My World adalah campaign global dari Levi’s yang berjalan secara serentak di seluruh dunia. Kampanye yang sudah berjalan beberapa tahun ini punya tujuan mengangkat dan mendukung achievement dari setiap perempuan yang berada dari belahan dunia manapun. Kali ini, bertepatan dengan dengan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2020, kampanye I Shape My World 2020 mengangkat tema tentang kesuksesan perempuan tanpa label gender. Tentang bagaimana mimpi-mimpi dan kesuksesan yang diraih oleh perempuan seharusnya dipandang sebagai hasil dari ketekunan dan kerja kerasnya sebagai personal, sebagai manusia, tanpa ada label gender.
Because skill is skill. Talent is talent. Tidak perlu mengenakan label “perempuan” pada mereka perempuan-perempuan yang berprestasi. Ini lho, tolong di-bold dan digarisbawahi.
“I Shape My World ini adalah platform yang Levi’s ciptakan yang bertujuan untuk menginspirasi perempuan-perempuan lain agar terus berusaha mencapai cita-cita dan mimpinya. Sebab, perempuan adalah kontributor utama di dunia.” Demikian kata Adhita Idris, Country Marketing Head PT Levi Strauss Indonesia.
Lalu bagaimana cara agar para perempuan bisa berprestasi?
Ada satu quote yang saya highlight dari Ibu Adhita Idris tadi. Beliau bilang, para perempuan tidak perlu ragu (karena alasan gender) untuk menggapai mimpi-mimpi dan berprestasi. “Komitmen, be good in what you’re doing, dan saling support.” I cannot agree more. Memang itulah yang kita butuhkan agar selalu bisa punya pandangan maju ke depan.
Hadir dalam acara gathering I Shape My World tadi, tiga perempuan inspiratif Indonesia yang digandeng oleh Levi’s untuk menjadi bagian dari movement ini. Siapa saja sih mereka?
Zahra Muzdalifah, yang dikenal sebagai pemain sepakbola anggota timnas Indonesia yang saat ini berusia 17 tahun. Di usia 12 tahun ia terpilih menjadi satu-satunya perempuan yang mewakili tim Indonesia ke Norwegia dalam rangka Norway Cup. Zahra menceritakan pengalamannya bagaimana dulu dia sewaktu kecil dianggap aneh oleh sekelilingnya karena dia perempuan yang memilih sepakbola sebagai olahraga yang ditekuni dan bahkan berlatih dengan para pemain laki-laki. Tapi syukurlah dia tidak pernah baper. Baginya justru itu jadi cambukan untuk membuktikan bahwa dia bisa jadi pemain bola yang bisa bermain dengan baik layaknya para pemain bola laki-laki. So, that’s why, jangan sebut Zahra sebagai “Pemain Bola Perempuan”, tapi sebut dia “Pemain Bola”.
(Saat melihat Zahra di depan, saya jadi teringat pada Dek Vay yang dulu sempat saya ikutkan ekskul soccer di sekolah)
Kemudian ada dr. Debryna Dewi, seorang dokter lapangan yang juga merupakan bagian dari INASAR yang bertugas menyelamatkan korban bencana alam. Saat dokter muda ini berbicara, rasanya hati ini jadi sedikit dikilik-kilik. Seperti saat ia menceritakan pengalamannya bagaimana harus kehilangan pasiennya yang kejang demam karena kapal yang tak kunjung tiba menjemput. Tantangan dalam pekerjaannya bukan lagi mengenai pandangan orang tentang profesinya, tapi sudah masuk pada kondisi dimana dia harus bisa deal dengan situasi yang tidak mendukung: seperti peralatan medis yang tidak lengkap (bahkan untuk mendapatkan sepasang sarung tangan saja susah betul katanya), lokasi yang jauh dan prasarana yang tak memadai, sampai obat-obatan yang expired.
Perempuan keren lainnya adalah Windy Ariestanty, seorang penulis dan penggiat festival literasi ke seluruh pelosok Indonesia. Sejak memutuskan resign dari kantor 3 tahun lalu, dia mulai berkeliling Indonesia dengan satu tujuan mulia, yaitu menggiatkan literasi sampai ke seluruh pelosok Indonesia termasuk juga membuka pasar buku keliling. Menjawab pertanyaan salah satu peserta mengenai caranya menghadapi tantangan di lapangan — semisal masalah komunikasi di daerah terpencil atau penolakan dari penduduk setempat, perempuan berambut pendek ini menjawab, bahwa yang utama adalah kemampuan berkomunikasi sebagai manusia. Belajar untuk membaur dengan santuy pada kearifan lokal sangat dibutuhkan agar keberadaan kita bisa diterima dengan tangan terbuka.
So saya melihat ini sebagai kemampuan kita untuk meletakkan diri kita di sepatu orang lain.
Acaranya gak cuma sampai di situ. Setelah diskusi seru selesai, Levi’s juga mempersembahkan fashion show koleksi “Women Fashion Fit” yang merupakan perpaduan streetwear 90-an dan gaya 80-an yang feminin. Du du du pantas aku langsung suka lihatnya. Jadi dapat banyak ide buat outfit nih.
Keseruan gathering pun masih berlanjut. Di waktu-waktu break untuk ishoma, ada Delika Band yang menghibur kita dengan permainan apik mereka. Ternyata mereka adalah finalis dari lomba pencarian bakat muda yang diselenggarakan Levi’s beberapa tahun lalu. Cakep sih memang. Terutama saat mereka memainkan lagu jawara mereka.
Acara terakhir, yang masih tetap seru buat diikuti adalah workshop kustomisasi t-shirt bersama perempuan inspiratif lainnya, Ayu Dilamar. Di workshop ini, semua peserta diajarkan bagaimana sih cara membuat t-shirt biasa yang kita miliki jadi tampil beda dan keren, dengan sedikit sentuhan kreatifitas. Contohnya dengan menggunakan stiker alfabet untuk membuat quote-quote yang kita suka di t-shirt kita, atau membuat cutting-cutting simple di bagian yang kita suka yang kemudian dikreasikan dengan tali-tali sepatu warna-warni.
Di workshop kemarin, semua tools disediakan mulai dari t-shirt Levi’s dikasih, lalu gunting, tali sepatu aneka warna, sticker alfabet hingga mesin press, jadi kita bisa langsung lihat hasil jadinya. Asli, yang kemarin sempat ikutan bikin langsung di tempat, hasilnya keren-keren banget.
Pulang dari acara, selain dapat banyak oleh-oleh dari Levi’s, yang pasti acara ini memberikan banyak sekali insight positif buat saya. Salah satunya adalah, apapun mimpi yang kita miliki, jangan gampang menyerah oleh batasan-batasan yang ada. Tetaplah berusaha keras melakukan yang terbaik untuk menggapai impian kita, dan tentu saja menjadi berguna bagi orang lain.
Salam,
-ZD-
ini mah acaranya keren, sisi lain sebagai acara penguatan brand dari levi’s sendiri juga kalau mereka emang terdepan masalah jeans. mantap mba!
Makasih sudah mampir.
Acara keren banget yang di gagas oleh Levis ini Mbak. Sayang acara sebagus ini gak mampir di kota kecil semacam Sukabumi. Eh apa saya saja yang tak tahu ya…
Kalimat pada paragraf terakhir, keren dan menginspirasi Mbak… “apapun mimpi yang kita miliki, jangan gampang menyerah oleh batasan-batasan yang ada…”
Salam dari saya di Sukabumi,
Halo Om, makasih ya udah mampir.
Oh iya mungkin belum sampai ke Sukabumi ya. Semoga nanti sampai juga ke sana, karena acara bagus seperti ini memang sangat tepat untuk “ngecharge” semangat positif…