Pergi ke Barcelona memang tak pernah ada dalam impian saya. Jadi ketika diberitahu bahwa saya akan pergi mendampingi anak-anak pemenang kompetisi Meet Messi, tentu saja kaget, terharu, dan senang dengan apresiasi ini.
Dua minggu sebelum keberangkatan, mendadak Vay sakit, demam tinggi hampir seminggu dan saya deg-degan karena rasanya tidak tenang meninggalkan Vay yang sakit. Syukurlah lima hari sebelum tanggal keberangkatan, Vay sembuh. Alhamdulillah. Tapi kemudian gantian saya yang sakit. Dimulai dengan kantong mata yang membengkak sampai saya pakai obat mata karena mata juga agak merah sedikit tapi tidak belekan lalu keesokan harinya meriang. Dalam dua hari itu – Minggu, Senin – saya ke dua dokter. Pertama ke dokter umum dekat rumah, dikasih antibiotik, obat flu dan demam, tapi karena keesokan harinya tidak ada perubahan (soalnya saya harus berangkat hari Rabu!), Senin pagi saya ke RS Omni, ke dokter spesialis penyakit dalam. Oleh dokter, didiagnosa sinus. Dikasih AB baru, vitamin. Syukurlah malamnya saya sudah tidak meriang dan pusing. Selasa saya masih ke kantor dulu, ke kilinik untuk ambil obat semprot hidung karena takut sakit telinga selama penerbangan.
Jadi saat berangkat hari Rabu, kondisi badan memang belum fit, mata pun masih sayu.
Kami terbang naik Qatar Airways sekitar enam jam lebih, transit dua jam di Doha, Qatar, baru melanjutkan perjalanan menuju Barcelona. Saya kayak orang tidur mati, hahah, tidur terus selama perjalanan. Udah gitu pramugarinya ini hobi banget bangunin orang, dicolek-colek biar bangun, mungkin dia takut saya kelaparan nanti. Padahal saya gak doyan sih dengan makanan di Qatar Airways.
Tiba di Barcelona jam tujuh pagi, hari masih gelap, matahari bahkan belum keluar. Suhu di Barcelona kemarin berkisar antara 18-19 derajat, tapi tidak terlalu terasa dinginnya.
Untuk membantu mengurangi jet lag – time travel kami kurang lebih 19 jam – karena waktu di Barcelona mundur 6 jam dari waktu Jakarta, kami langsung jalan-jalan. Sebelumnya sempat melewati Ex Las Arenas Stadium, dulunya tempat arena adu banteng.
Park Guell
Tempat pertama yang kami tuju adalah Park Guell. Tempat yang terletak di pebukitan ini adalah tempat favorit wisatawan dan juga penduduk setempat untuk melihat pemandangan kota Barcelona dari atas.
Semua peserta turun untuk foto-foto juga minum teh atau kopi. Saya memesan air mineral saja, biar bisa minum obat. Arie salah satu delegasi, langsung beraksi, juggling di situ, sehingga mengundang decakan kagum para penjual souvenir yang baru buka.
Foto lengkap di album Flickr ini
L’Aquarium de Barcelona
Perjalanan dilanjutkan ke Aquarium. Kepikiran karena kita bawa anak-anak, ada suggestion agar bawa mereka city tour nya ke tempat yang anak-anak akan suka. Tapi kan ini anak-anak juga bukan seumuran Vay, ini sudah SD kelas 6 dan sudah SMP SMA. Masuk ke akuarium kok gak menarik yah, hahah.. Saya bingung, apa yang mau difoto ini? Ikannya kok dikit amat jenisnya. Ini sih kalah dari Sea World di Jakarta. Peserta sudah menunjukkan wajah-wajah bosan, dan akhirnya saya mengambil keputusan untuk berubah haluan saja. Tadinya kan dari Aquarium ini mau lanjut ke Zoo, tapi anak-anak gak akan doyan juga pasti. Ini anak-anak bola, pasti lebih milih main bola daripada ke kebun binatang, kan? Jadi kita change, pindah ke daerah La Rambla.
La Rambla
La Rambla adalah kawasan tempat turis ngumpul. Diumpamakan kayak Kuta di Bali, gitu. Di sini bertebaran banyak resto juga store. Di deretan depan adalah branded store, termasuk Hard Rock. Di sudut lainnya juga ada McD dan Burger King – dan anak-anak langsung melipir beli burger dulu karena sudah kelaparan sementara belum sampai waktunya makan.
Saya pisah dengan rombongan besar, karena tertarik dengan satu toko Disney. Masuk ke dalam, aduuuhhh serasa nonton film barat, di mana kalau masuk ke store Disney isinya lucu-lucu dan isinya orang bule semua. Udah gitu sudah mulai diskon karena mau Chrismast kan. Saya keliling cari yang lucu-lucu, dan berakhir beli topi Sofia, dan boneka Elsa The Frozen sama gantungan Princess Aurel untuk Vay.
“Hola,†kata kasir saat saya akan membayar. Saya salah membawa pecahan Euro sehingga saat harus membayar sebesar 60 Euro, mereka tidak ada kembalian, jadilah harus pakai credit card.
Rombongan yang lain tiba sejam kemudian. Mereka ternyata baru dari gang-gang kecil di dalam La Rambla, di situ ada toko-toko dengan barang-barang yang unik dan tradisional gitu. Halah…. nyesel deh tadi gak ikut mereka. Tapi gpplah, menemukan Disney store juga jarang-jarang lho.
Di La Rambla ini kalau sore banyak juga street perfomance, karena turis banyak di sini. Pengemis juga ada. Saat saya kembali dari sudut McD, seorang ibu pengemis sedang diciduk oleh polisi. Kios-kios kecil penjual merchandise juga ada.
Acara jalan-jalan siang kemudian ditutup dengan makan enak dan kenyang di Restoran Cina. Tetap ya bok, yang paling aman ya itu, hahah.
Paella
Bagaimana dengan cerita tentang makan malam? Nah, rencananya memang kita ingin mencoba makanan khas Spain. Kita keluar sekitar jam tujuh malam, saat itu sebenarnya kami semua sudah mengantuk, karena jam biologis masih jam Indonesia, dan menempuh lebih kurang 20 menit untuk tiba di Marina Village. Saya sudah teler setengah mati, kemudian si Gavin – peserta paling kecil – tertidur terus mulai dari bus sampai di restoran.
Makanan pembuka tiba, enak, mirip tom yam. Begitu makanan utama datang, paella, sumpah itu rasanya aneh. Dari kami semua hanya satu orang yang rela menghabiskan. Saya hanya mencicip setengah sendok makan saja. Hahah, beneran, gak cocok di lidah. Jadi paella itu kayak nasi lembek dicampur macam-macam, seperti udang, cumi.
Tour leader kami ketawa-ketawa. Ternyata dia juga gak doyan. Katanya kan kita memang mau nyobain makanan khas Spain, jadi biar tahu kan? LOL.
Untung saya sudah bawa beberapa cemilan di koper, dan sudah dibagian ke peserta sorenya. Minimal mereka bisa ganjal perut untuk malam itu.
Eniwei, kami menginap di Gran Princessa Sofia Hotel. Hotelnya bintang lima, tapi kamarnya sempit dan tidak disediakan air mineral. Jadilah kami yang sudah mengantuk ini, terseok-seok ke warung kecil di seberang hotel untuk belanja air botolan.
anting-antingnya warna warni ngegemesin, kayaknya musti siap-siap kekepin dompet nih kalo mampir ke daerah itu *duhhh aminn semoga suatu hari diijinkan main ke Barcelona*
Amin…. anting2nya memang kece lhoo..
Ngikutin jalan-jalannya Jeng Zee di Barcellona ah….
Terbukti tak semua makanan khas daerah cocok di lidah kita ya, minimal sudah mencoba di negara asalnya.
Salam
Benar banget. Lidah Nusantara soalnya hehee.e…
I loveee Barcelona maaak….so vibrant et alive…plus banyak copet hehehehehe…
Tapi Parck Guell memang juara..GAUDI tepatnya yang juaraaa…sempet ke karya Gaudi yang lain? Barcelona is packed with them 🙂
ini cerita kami waktu ke Parc Guell 🙂
http://indahnnuria.blogspot.com/2013/05/the-frakarsas-on-road-hola-espana-trip_14.html
Lebih tertarik keliling di La Rambla daripada nyobain makannya Kak. Hihihi… semoga kami bisa dikasih kesempatan ke sana. 😀
wow ke Barca juga akhirnya. ya kadang kita nggak ngimpi tapi datang juga. seperti takdir yang membawaku ke Raja Ampat 😀
Setuju Kang!