apa itu TikTok

Semua yang Harus Diketahui Orang tua Tentang TikTok

Seperti halnya jaman berkembang, dan dunia berubah menjadi serba digital, maka tak heran bila hampir setiap tahun bermunculan startup baru, bermunculan aplikasi baru, jejaring sosial baru. Untuk yang mempunyai anak usia remaja, kemunculan jejaring sosial baru yang kemudian menjadi tren karena memang diciptakan untuk menarik anak-anak seusia mereka, harus bisa mengikuti semua perkembangan dunia digital, agar tahu apakah jejaring sosial ini memang aman buat anak.

Kali ini kita akan membahas tentang TikTok, sebuah aplikasi yang populer sejak akhir tahun lalu dan kini sejak pandemi COVID-19 semakin populer. Tak heran bila anak-anak kita mulai kepengen berat untuk memiliki akun TikTok. So.

Jadi apa sebenarnya apa TikTok itu? TikTok adalah aplikasi media sosial GRATIS yang memungkinkan penggunanya untuk menonton, membuat sekaligus membagikan video langsung dari ponsel. Biasanya video yang dibuat menggunakan soundtrack dari musik yang populer. Aslinya fitur ini dikenal ada pada aplikasi musical.ly tapi kemudian musical.ly diakuisisi oleh TikTok pada 2018 dan kemudian berkembang luar biasa saat ini.

Total download aplikasi TikTok juga telah mencapai angka 2 milyar download per April 2020, dengan estimasi jumlah monthly active users di dunia adalah 800 juta pengguna per Juli 2020. Sementara data dari Influencer Marketing menunjukkan Indonesia ada di urutan keempat negara yang paling banyak men-download TikTok di tahun 2020 ini.

TikTok memang keterlaluan populernya, mungkin dulu sudah ada yang pernah membuat video-video kocak dengan Vine sebelum bubar, atau main lipsync dengan Dubsmash (saya jadi ingat pernah buat ini bareng temen-temen dan ya ini menghibur meski pada fals haha). Kurang lebih menariknya aplikasi ini adalah anak-anak bisa membuat video yang pendek yang lucu-lucu sampai serius. Dan memang, seperti juga YouTube, video di TikTok juga interaktif yang memungkinkan pengguna terhubung dengan teman dan follower melalui komentar, like, dan juga bisa duet.

Seperti halnya media sosial lain yang booming, TikTok juga punya selebritis sendiri, mulai dari selebritis yang pindah kerja di TikTok hingga memang para content creator yang super menghibur dan disenangi oleh anak-anak karena originalitasnya.

Dengan begitu banyak informasi yang bisa ditemukan di luar sana, ini memang bisa menjadi tantangan bagi orang tua untuk mengetahui apakah TikTok memang benar-benar aman untuk anak-anak. Bagi yang sudah melihat isi TikTok mungkin berpendapat sama dengan saya, bahwa sebagian besar isinya adalah video yang kreatif, menyenangkan dan tidak berbahaya, namun kekhawatiran yang sebenarnya adalah tentang anak-anak kita yang menggunakan aplikasi tersebut. Seperti halnya jejaring sosial lainnya, orang tua harus menggunakan pengaturan privasi untuk membatasi seberapa banyak informasi yang akan dibagikan, sebab anak-anak bisa memposting sesuatu tanpa mengeditnya terlebih dahulu. Kemudian yang perlu diwaspadai juga adalah, kemungkinan predator online yang menggunakan aplikasi untuk menargetkan pengguna yang lebih muda, sampai masalah kebocoran data pengguna.

Baca terus ulasan lengkap tentang TikTok, agar orang tua bisa membantu anak menggunakannya dengan aman.

apa itu TikTok

Apa itu TikTok?

TikTok adalah jejaring sosial untuk berbagi video yang dibuat oleh pengguna, yang kebanyakan merupakan video mensinkronisasi bibir mengikuti lagu-lagu yang hits. Ya, seperti lipsync. Dulunya bernama musical.ly. Pengguna dapat membuat dan mengupload video mereka sendiri saat mereka melakukan lipsync, sambil menari, atau bernyanyi, dan bisa juga sekadar berbicara. Anda juga bisa mencari (browsing), sampai berinteraksi dengan konten dari pengguna lainnya, mencakup beragam topik, lagu-lagu, dan ciri khas mereka. Biasanya video dikelompokkan berdasarkan hastag, dan sekaligus juga untuk informasi adanya challenge atau meme dari hashtag ini.

Seberapa amankah TikTok buat anak-anak?

Apapun jejaring sosial yang digunakan pasti ada resikonya, namun anak-anak bisa saja menggunakan aplikasi ini dengan aman selama berada dalam pengawasan orang tua. Ketika pertama kali Anda melakukan pendaftaran akun TikTok, akun akan bersifat publik secara otomatis, dan itu artinya siapapun bisa melihat video yang Anda buat, mengirim pesan secara langsung, dan menggunakan informasi lokasi. Orang tua harus memastikan agar akun yang digunakan oleh anak sudah diaktifkan “privacy setting” nya, jadi hanya orang yang Anda kenal yang dapat berinteraksi dengan akun anak. Itu bisa berarti melakukan perubahan menjadi “private account” atau melakukan perubahan pada fitur komentar, duet, reaksi, dan pesan jadi “Everyone” menjadi “Friends”. Atau bisa juga menonaktifkan semua fitur itu sekaligus.

Bagaimana sih cara kerja TikTok?

Untuk menjadi pengguna TikTok, Anda akan mendaftar dengan alamat email, nomor ponsel, atau menggunakan akun sosial media lainnya, seperti Facebook. Begitu sudah masuk, Anda bisa langsung melakukan pencarian konten yang sedang populer apa saja berdasarkan kategori, dan menggunakan hashtag untuk menemukan video-video yang sedang viral. Anda juga bisa menggunakan data yang ada di dalam phone contact untuk mencari siapa teman yang sudah ada di TikTok. Banyak orang, dan juga anak-anak yang membuat akun TikTok untuk juga membuat video, namun banyak juga pengguna yang tidak memposting video, hanya membuat akun untuk mencari dan menonton video yang disukai. Contohnya: saya.

Apakah TikTok cocok untuk anak-anak?

Karena pada dasarnya TikTok adalah aplikasi yang menggunakan musik-musik yang populer, dan biasanya liriknya mengandung kata-kata seksual dan juga banyak umpatan, bisa dikatakan tidak sesuai digunakan untuk usia anak-anak. Di sana juga gampang menemukan pengguna lain yang mengenakan pakaian terbuka dan menari dengan terlalu provokatif, meskipun kita sudah dipastikan tidak akan bisa menemukan konten yang terkait dengan kata “sex” dan pornografi. Jadi, pada dasarnya selama orang tua mendampingi anak saat membuat video, termasuk memilihkan lagu-lagunya, bermain TikTok memang bisa menyenangkan buat anak.

Usia berapa yang direkomendasikan untuk bermain TikTok?

TikTok mengharuskan pengguna berusia minimal 13 tahun untuk dapat menggunakan TikTok, meskipun kita tahu bahwa tak sedikit orang tua yang sudah membuatkan anak yang usianya di bawah 13 tahun akun TikTok, dengan melakukan manipulasi umur. Saran saya, bila Anda ingin membuatkan akun TikTok untuk anak, sebaiknya tunggu sampai dia berusia 13 tahun agar bisa mempunyai akun sendiri, dan tetap mendampinginya juga saat bermain TikTok.

Bagaimana cara setting akun TikTok menjadi “private account”?

Untuk melakukan pengaturan menjadi “private account”, buka halaman profil dan klik ikon tiga titik di sudut kanan atas, dan akan keluar “Setting and privacy”. Pilih “Privacy” dan geser tombol ke “Private account”. Selanjutnya Anda juga dapat memilih siapa yang dapat mengirim Anda direct message, siapa yang bisa berduet dengan Anda, sampai siapa yang bisa memberikan komentar untuk video yang diposting. Ada pilihan “Friends”, “Everyone” dan “No-one”. Ya boleh-boleh saja kalau Anda memang hanya ingin membuat video untuk dinikmati sendiri tanpa butuh komentar orang lain, kan?

Bagaimana cara menghapus video di TikTok?

Untuk menghapus video TikTok yang telah Anda posting ke akun Anda, masuk ke profil Anda dan pilih video yang mau dihapus dari feed. Ketika video terbuka, tap pada ikon tiga titik di kanan bawah, dan tekan “delete”.

Bagaimana cara menghapus akun TikTok?

Untuk menghapus akun TikTok, buka profil Anda, lalu pilih ikon tiga titik di pojok kanan atas. Masuk ke “Manage account”. Bila Anda belum menambahkan nomor telepon saat pertama mendaftar, maka Anda harus menambahkannya dahulu karena system TikTok akan mengirimkan kode verifikasi untuk penghapusan akun. Bila nomor sudah dimasukkan dan sudah dilakukan verifikasi, di bagian paling bawah ada pilihan “Delete account”. Masuk ke situ, dan nanti akan dibawa ke langkah-langkah berikutnya untuk mengikuti verifikasi selanjutnya.

Bagaimana sebaiknya saya bermain TikTok dengan anak saya?

Untuk kenyamanan Anda dan anak, maka cari dan tontonlah video bersama anak, demikian juga saat membuat video bersama-sama. Saat memposting, Anda bisa memilih untuk posting atau hanya disimpan “private” yang artinya hanya Anda yang bisa menontonnya. Aplikasi ini juga memungkinkan kita untuk membagikan video yang dibuat ke media sosial lainnya, selama kita tak lupa mengontrol siap saja yang sebaiknya melihat video anak kita.

Bagaimana cara berduet di TikTok?

Untuk dapat menggunakan fitur ini, kedua pengguna yang ingin melakukan duet harus sudah saling follow. Satu orang akan membuat dan memposting video, lalu follower di tempat lain akan men-tap ikon “tiga titik” di kanan bawah video dan memilih untuk berduet. Pengguna kedua (follower tadi) kemudian bisa melakukan lipsync bersama dengan pengguna pertama dalam split screen.

Apa itu TikTok Challenge?

Semua orang jadi demam TikTok karena adanya challenge ini. Pada dasarnya, challenge ini bermula dari sebuah lagu, tarian, atau gerakan yang unik, lucu atau aneh, yang kemudian ditiru oleh pengguna-pengguna lain dan kemudian menjadi trending dan viral. Awalnya challenge ini spontan dibuat oleh para creator, namun belakangan brand-brand juga sudah menginisiatif TikTok challenge dengan menggunakan bantuan para selebritis untuk membuatnya lebih viral. Rata-rata challenge yang menarik untuk diikuti terkait dengan dance yang rumit, tapi tak sedikit juga challenge yang berbahaya. Saya beberapa kali mendengar dari anak saya, info mengenai challenge-challenge yang ‘terlihat’ cukup berbahaya tapi banyak anak juga tertarik mencobanya. Syukurkah kami sering berdiskusi tentang challenge-challenge yang lagi viral, sehingga saya bisa memberikan masukan mengenai apakah itu pantas dan aman untuk diikuti oleh anak-anak.

Apakah TikTok memiliki fitur Parental Control?

Ya. Caranya: Buka akun TikTok anak, lalu klik tiga titik di sudut kanan atas. Lalu masuk ke menu “Digital Wellbeing” dan lakukan penyetelan untuk manajemen screen time dan restricted mode, dan masukkan password yang hanya diketahui oleh orang tua. Tapi semua orang tua tentu tahu bahwa anak bisa saja mendelete dan mendownload aplikasi kembali, jadi menurut saya cara ini tidak akan terlalu efektif untuk anak yang lebih besar.

Baca juga: Semua yang Perlu Diketahui Orang Tua tentang Google Classroom. Biar Gak Stres Saat Dampingi Anak Belajar

Untuk dapat menonaktifkan direct message, maka Anda harus melakukan pairing melalui fitur “Family Pairing” dan pastinya ini berarti Anda harus punya akun TikTok. Bila sudah punya akun, buka TikTok dan masuk ke menu Family Pairing, atur akun Anda menjadi “Parent”, dan atur akun di ponsel anak Anda menjadi “Teen” dan lakukan pairing dengan scan QR Code yang diberikan oleh TikTok.

Bagaimana ya cara memantau aktivitas anak saya di TikTok?

Orang tua hanya bisa melakukan monitor dan restricted mode dari fitur Digital Wellbeing, selain itu tidak ada. Maka bila anak kita belum berusia 13 tahun, kembali kepada masalah usia yang disyaratkan oleh TikTok, tapi dia sudah sangat ingin mengikuti kesenangan yang diberikan TikTok, maka anak bisa menggunakan akun yang sama dengan orang tuanya. Dengan demikian Anda bisa memonitor video yang dibuat oleh anak, melakukan pemantauan konten dan lagu-lagu yang akan dicari, dst.

Buat yang anaknya sudah lebih besar dan sudah punya akun sendiri, sering-seringlah mengajaknya bercerita, seperti siapa creator TikTok yang lagi naik daun saat ini, challenge apa yang lagi viral, dst, sehingga orang tua paralel bisa mencari informasi sendiri mengenai konten-konten yang sedang ditontonnya. Seperti kata saya tadi, anak bisa setiap saat mendelete aplikasi dan menginstall ulang, sehingga orang tua harus melakukan pendekatan khusus untuk anak-anak yang sudah lebih besar.

Bagaimana keamanan data pengguna TikTok?

Belakangan ini memang banyak isu yang beredar mengenai keamanan data pengguna TikTok, bahwa saat ini TikTok telah diblokir di India (sementara India adalah penyumbang tertinggi download dan active user!) karena dianggap mengancam kedaulatan dan integritas India, kemudian ada Trump yang menuduh TikTok memata-matai Amerika dan memberikan data pengguna ke China. Belum juga isu bahwa TikTok dianggap tidak memberi kesempatan pada creator yang secara looks kurang oke untuk tampil ketika di search. Terlepas dari semua isu di atas, yang bisa kita lakukan sebagai pengguna di Indonesia adalah, selalu ekstra hati-hati dalam menggunakan media sosial apapun. Lakukan penyetelan “private account” untuk akun anak sebagai langkah preventif awal, lalu langkah awal lainnya adalah selalu rutin melakukan update aplikasi dengan versi terbaru agar tidak ada bug yang bisa disisipi. Berhati-hati juga dalam membagikan konten, cek kembali apakah di dalamnya terselip hal-hal yang sangat pribadi yang mungkin nanti  bisa disalahgunakan oleh pihak lain.

Bila Anda masih ada keraguan mengenai penggunaan TikTok pada anak Anda, bacalah postingan ini: Apa Sudah Saatnya, Putri Saya Punya Akun Social Media?

Bijak bersosial media is a must!

Salam,

12 Comments

  1. Lengkap banget ini Mba, kalau saya masih belum berani kasih tiktok tanpa diawasi ke anak, selain saya jadi takut juga dia alay, duh mamak jadul memang saya ini 😀

    Bahkan ngasih koneksi internet loh saya belum berani tanpa didampingi 😀

    • Zizy Dmk

      Nah, mungkin di mata kita anak2 yg berlebihan mengonsumsi socmed jadinya alay, apalagi yang suka bikin quote aneh2 ya, meskipun kalau dilihat dari kacamata berbeda, pada dasarnya ada sisi kreatif di situ, dan mereka itu jadi sasaran brand.
      Syukurnya anak sy blm tertarik main TikTok, dalam pikirannya itu terlalu toxic (alay gitu sih), dan skrg krn udah remaja saya harus sering2 cek juga socmednya dia… jaga2 yaaa 🙂

  2. Zam

    yang menarik adalah Microsoft berencana membeli TikTok.. buat apa, cobaa..

    • Zizy Dmk

      Mencari perhatian Trump kali. Tapi kabar terakhir mereka memutuskan menutup layanan TikTok di AS. Wah, kasihan pengguna di sana dong.

  3. Ntar kalau punya anak tak bikinin akun academia.edu aja langsung, Mbak. TikTok jangan, deh. Hehehehe…

    • Zizy Dmk

      Nanti udah g ada TikTok lagi pasti Massss….

  4. gua sampe sekarang masih bersikeras untuk gak ngasih anak2 main tiktok. hahaha.

    • Zizy Dmk

      Haha… kalau Vaya sejak musical.ly merger ama TikTok, dia blm mau join lagi, krn merasa lagu2 dan dancenya malah jadi norce2. Kita pakai utk nonton2 aja. LOL.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *