Pijat Refleksi

Setiap kali mencoba salon baru, yang sering saya coba selain creambath adalah refleksi kakinya. Kan sekarang rata-rata salon juga menyediakan refleksi kaki dan tangan, mau salon franchise, salon biasa, salon…

7 Eleven

Akhirnya berhasil juga saya cobain nongkrong di 7 Eleven. Sumpah norak banget kayaknya ya. Masa ke 7 Eleven aja belum pernah. Ya habis gimana dong, eike sibuk dari pagi sampai…

Si Cerewet

Anak perempuan itu cerewet karena turunan atau karena bawaan lahirnya ya? Anak saya, si Vay cerewet bukan main, kecuali dia tidur saja baru diam. Semua dikomentarin. Semua dikomplen. Semua ditanya.…

Memanjakan Diri di Sunsilk Hair Studio

Salah satu surga dunia buat saya adalah memanjakan diri di salon. Minimal sebulan sekali pasti saya pergi nyalon, menghadiahi diri sendiri dengan kenyamanan meski harus mengeluarkan sedikit rupiah untuk itu. Lantas apa perawatan favorit saya? Saya paling suka dengan creambath! Kalau creambathnya bener, selain kulit kepala jadi sehat, rambut wangi, juga badan rasanya jadi lebih segar.

Dua minggu lalu saya dapat komplimen berupa voucher perawatan rambut dari Sunsilk Hair Studio setelah sebelumnya pengen banget coba setelah dengar pengalaman teman yang sudah duluan ke salon Sunsilk. Senang dooong! Jangankan voucher perawatan rambut. Dikasih voucher makan sate di warung depan saja mau. Haha…

Aku Menonton Filmku

Minggu lalu papi dan mami saya datang ke Jakarta. Berlibur bersama dua orang cucu, anak pertama dan kedua abang saya, Sasha & Arve. Si adik yang lebih muda dari Vay  tidak…

Nikmatnya Makan Burger

Siapa di sini yang suka makan burger? Kalau saya, saya suka makan burger. Tapi tidak semua burger bisa pas di lidah dan hati. Halah, makan burger aja bawa-bawa hati ya.…

Dongeng Favorit Vay

Sudah jadi kebiasaan, kalau ada temannya Vay yang ulang tahun, saya pasti memilih kasih buku anak-anak sebagai hadiah. Kecuali kadang kalau load di kantor sedang tinggi dan saya tak sempat-sempat…

Tete Tua

“Ayo, makan, nanti tete tua datang tangkap.” Sayup-sayup saya dengar suara Tante Cie dari arah ruang tamu. Saat itu jam makannya Vay, dan seperti biasa anak kecil satu itu tak pernah bisa anteng makan. Kalau gak lari kesana kemari, ya masuk ke kamar ngintilin maminya. Acara makan pun jadi lama, bisa sampai dua jam.

“Huee… lihat itu, tete tua su datang… telan cepat..” dan kata-kata semi ‘ancaman’ “tete tua” itu masih terdengar juga beberapa kali. Sampai kemudian saya keluar dari kamar dan saya lihat nasi di piring Vay sudah habis. Tinggal menghabiskan sayur dan tempe gorengnya saja. Tante saya lagi senyum-senyum, katanya Vay langsung cepat mengunyah dan menelan makanan (biasanya diemut lama-lama) karena dibilang ada ‘tete tua’.