Bicara tentang Perempuan

Saya bertemu seorang teman lama di facebook. Teman kuliah, cowok, pernah se-geng jugalah sebelum akhirnya pertemanan itu mengalami eliminasi sendiri. Seperti biasa message dimulai dengan kalimat basa-basi seperti, “Apa kabar?” , “Di mana sekarang?”, lalu karena kami berdua sama-sama pasang “foto bersama anak” sebagai profile picture, tentu saja pertanyaan basi itu berlanjut lagi ke : “Udah berapa anakmu?”.

“Satu,” jawab teman saya. “Dirimu?”

“Sama. Satu juga.” Jawab saya.

“Wah, bisa juga ya…. gak sangka. Dulu kan dirimu cowok sekali….” Lho?!

Jangan Tuduh Aku

Kemarin siang di Hoka Hoka Bento Grandi. Dua orang perempuan mengantri di belakang saya. Menilik dari pakaiannya yang paduan blazer – celana panjang berwarna sama, mereka pastilah orang kantoran. Kantoran resmi, begitu istilah saya. Soalnya kalau dibandingkan dengan gaya saya yang pakai jeans coklat dan blus rajutan, saya memang lebih mirip orang  yang mau jalan ke mall daripada pergi ngantor.

Karena antrian masih lama, mau tak mau saya jadi mendengarkan repetan salah satu perempuan itu. Ya mau gimana lagi, saya sendirian, tidak punya kawan mengobrol dan mereka hanya selisih tigapuluh senti saja di belakang saya. Suara repetan berintonasi tinggi – kelihatan tidak peduli bisa terdengar oleh orang lain – mendominasi suara temannya yang pelan.

Katong Pu Ikang Kua Kuning

Akhirnya jadi juga ke dapur. Hahahaha…. ketahuan deh gak pernah ke dapur. But hari ini saya menyempatkan diri ke dapur untuk masak makanan tergampang (versi saya lho yaa…) berpartisipasi di acara Ladies Program-nya Pakde Cholik.

Syaratnya masakannya : ada unsur ikan dan sayurannya. Hmm yang mau disharing ini mungkin unsur sayurannya gak ada ya, soalnya di rumah masaknya yang standard-standard aja sih.

Baby Vay On Cam

Akhirnya jadi juga pasang kamera pengawas di rumah. My husband menepati janjinya, minggu kemarin kamera sudah terpasang. Beli kameranya di Mangga Dua, sekitar 2jt-an, lalu setting ip dll, udah jadi deh. Saya sudah bisa akses dari kantor, hanya tinggal memasukkan user dan passwordnya saja.

Pagi ini saya sedikit kemaruk, terus-terusan memantau Vay, sampai lupa bahwa bandwith speedy di rumah ntar bisa jebol :D. Karena kameranya bisa rolling 360 derajat, jadi bisa akses kemanapun Vay bergerak. 

Uangku Bukan Uangmu – part 2

Masih ingat postingan “Uangku Bukan Uangmu.”? Nah kali ini saya mau buat postingan lanjutannya. Kalau dulu membahas tentang “So what? I can do everything I want with my money..” sekarang bahasannya tentang,”Urusan masing-masing ya bayar masing-masing.” Hehehee…

Pernah gak saat diajak kencan sama seseorang, kita mikir, nanti siapa yang bayar ya? Dia yang bayar atau bayar sendiri-sendiri? Anda tidak perlu khawatir mikir siapa yang bayarin siapa kalau kencannya di sejenis warung kopi modern kayak Starbucks, karena siapapun yang datang duluan so pasti akan pesan minum duluan dan yang datang belakangan cukup tahu diri untuk mengerti bahwa dia harus mengantri dan membayar minumannya sendiri. Beberapa kali saya janji ketemu orang di Jco juga bayar masing-masing, tak peduli siapa yang mengajak.

Asisten & Babysitter baru lagi…

Ceritanya, dua hari lalu datang babysitter baru dari yayasan, umur 19thn, berseragam putih-putih. Saat saya pulang kantor, di teras depan rumah si babysitter baru sedang duduk bersama si transporter (ciee…

Oleh-oleh Mudik 1 : Lebaran di Siantar

Akhirnya online juga. Sebenarnya sih waktu mudik kemarin kita bawa laptop, tapi karena ternyata selama disana saya ngurusin Vay terus — yang ngintil aja kemana maminya pergi — alhasil tidak sempat mengupdate berita lebaran selama mudik. Hanya sempat update blog Vaya saja hehee.

Actually saya tuh selalu berlebaran di Medan (karena base keluarga saya ya di Medan), cuma memang sudah hampir 4 tahun belakangan ini saya mudiknya ke Siantar, karena papi saya stay for a while di Siantar, jadilah kami lebarannya di Siantar. Gitu lho…

Kalung Kenangannya Peterpan

Dua hari yang lalu saya ketemu dengan seorang teman lama saya, dulu kami sekantor di Medan sebelum akhirnya dia kena mutasi juga ke Jakarta. Kami memang janjian mau pergi belanja ke Sarinah. Yah, secara ini kan mau lebaran, barangkali aja ada diskon-diskon menarik disana. Teteeup ya perempuan, tetap aja gak bisa melewatkan yang namanya diskon.

Waktu di dalam mobil, teman saya itu nyeletuk begini : “Sy, aku lihat gelang emasmu dari dulu itu-itu aja. Gak ganti-ganti,” ledeknya sambil tertawa. “Gantilah. Udah expired itu.”

Dilema Menyekolahkan Anak Terlalu Dini

Sabtu kemarin adalah hari terakhir Vay sekolah sebelum libur lebaran. Sekolahnya mulai libur Jumat depan, pas sekali dengan rencana kami mudik ke Medan pada hari itu.

Mungkin ada yang akan bertanya, kenapa Vay masih kecil begitu (belum juga 18bulan) sudah sekolah? Memang banyak perdebatan seputar anak-anak yang terlalu dini dimasukkan playgroup. Karena ditakutkan nantinya anak akan bosan sekolah.