Bagaimana Cara Membangun Kepercayaan dengan Remaja

Hubungan yang sehat dan suportif antara orang tua dan anak tentunya dibangun dengan sebuah kepercayaan. Kepercayaan adalah keyakinan pada kemampuan, kekuatan, kebenaran, atau keandalan seseorang atau sesuatu. 

Kepercayaan dalam suatu hubungan membutuhkan waktu untuk membangunnya dengan baik dan membutuhkan peran antara orang tua dan anak untuk bekerja sama mempertahankannya. Dalam hal ini berarti kita menaruh kepercayaan pada anak dan sebaliknya anak menaruh kepercayaan mereka pada kita. Begitu kita mendapatkan kepercayaan mereka, saat berusaha mempertahankannya tidak mudah, tapi harus dilakukan agar mereka terbuka kepada kita orangtuanya.

Saya percaya bahwa anak saya memiliki kepercayaan pada saya, sehingga dia tidak ragu untuk bercerita, meskipun tentu saja seperti halnya individu pada umumnya dia juga memiliki beberapa rahasia yang dia simpan, yang mungkin bersifat sangat privat. Memang gak gampang untuk berjaga di balik line, rasa-rasanya sebagai orang tua ingin bisa langsung maju ke depan bila kita melihat ada yang salah tapi kita tetap harus tarik ulur. Bila kita ternyata salah, dan kepercayaan itu rusak, kita sendiri yang akan susah untuk mendapatkannya kembali.

Saya hanya seorang ibu biasa, dan mungkin pengalaman saya belum sebanyak orang tua lain dalam hal membesarkan anak remajanya, masih belajar dan terus belajar. So, semoga beberapa cara berikut dapat membantu membuat anak remaja percaya dan berbicara pada kita.

kepercayaan remaja

Tips untuk Orang Tua: Cara Membangun Kepercayaan dengan Remaja 

Ajukan pertanyaan terbuka

Saat berbicara dengan anak atau remaja, ajukan pertanyaan terbuka yang mendorong mereka untuk menambahkan pemikiran dan perasaan mereka. Dengan melakukan ini, kita akan mulai membangun dialog terbuka dengan anak di mana mereka tahu kita tertarik dengan apa yang mereka katakan dan ada ruang bagi mereka untuk berbagi ketika mereka siap.

Berikan dorongan

Dorong percakapan terbuka ini dan perdalam kepercayaan anak dengan menunjukkan hal-hal tertentu dalam percakapan dan ceritakan bagaimana perasaan atau pengalaman kita terhadap hal ini juga. Ini untuk memvalidasi perasaan mereka dan bagaimana pentingnya bagi kita bila mereka mau berbagi. Misalnya, saat anak cerita ada teman baiknya pindah sekolah dan dia sebenarnya sedih, tapi dia tak tahu bagaimana mengungkapnnya, kita bisa bercerita juga tentang  pengalaman yang hampir mirip, seperti saat harus berpisah dengan sahabat di kantor lama karena harus pindah keluar kota. Ini akan membuat dia terdorong untuk mengungkapkan perasaannya.

Tunjukkan pada anak bahwa orangtuanya juga dapat dipercaya

Kepercayaan itu kan berjalan dua arah ya. Perilaku model adalah salah satu pengaruh terbesar yang dimiliki orang tua dalam kehidupan seorang anak. Jadilah mitra yang bertanggung jawab dalam hubungan saling percaya dengan melakukan apa yang kita katakan akan kita lakukan dan jujur tentang pikiran, perasaan, dan kesalahan kita sendiri. Bila kita melakukan kesalahan, jangan ragu untuk minta maaf. Misalnya ada rahasia yang dia ingin ibunya simpan, tapi ternyata ibunya kelepasan pas asyik ngobrol-ngobrol di pertemuan keluarga. Pasti marah dong dia. Ya minta maaf dan katakan kalau kita menyesal dan lain kali akan berhati-hati.

Berikan anak remaja kita kesempatan untuk mandiri

Orang tua sering khawatir tentang keputusan yang akan diambil anak mereka di dunia, tetapi hubungan saling percaya dan suportif tidak bisa menjadi hubungan yang kaku dan terkunci dengan maunya orang tua. Orang tua harus memberi anak remaja kesempatan untuk mandiri dan orang tua memandang dan memonitor dari jauh (meski tidak terlalu jauh juga). Bila ada hal tertentu yang dikhawatirkan, atasi kekhawatian itu dengan berbicara dengan mereka, mengenai skenario dan bagaimana mereka akan bertindak.

Di saat-saat baik dan buruk, orang tua harus berada di dalam tim mereka

Sebagai orang tua, kunci membangun kepercayaan dengan anak-anak atau remaja adalah selalu berada dalam tim mereka, apa pun yang terjadi. Bahkan jika itu masalah yang sulit, kita akan menyelesaikannya bersama. Ketika anak remaja tahu kalau orang tua berada di tim mereka, mereka lebih cenderung berbagi pilihan dan keputusan sebelum mengambilnya. Tetapi kalaupun tidak sempat di awal, setelahnya mereka akan datang ke orang tua untuk berbagi. Menjadi bagian dari tim mereka bukan berarti tidak ada konsekuensi untuk keputusan yang buruk yang diambil mereka, tetapi itu berarti orang tua berada dalam hubungan orang tua dan anak yang saling percaya yang tidak berubah ketika keadaan berubah.

Cara membangun kembali kepercayaan dengan anak remaja

Dalam kebanyakan hubungan, ada kalanya kepercayaan diuji. Aturan dilanggar, kesalahan dibuat, dan perasaan terluka. Selama masa remaja, orang tua dan remaja mungkin merasa sulit untuk mengarahkan kepercayaan karena remaja merasa siap untuk lebih mandiri sementara orang tua belum bisa sepenuhnya menerima kenyataan bahwa anaknya sudah mulai jadi orang dewasa kecil.

Jika orang tua atau remaja merusak kepercayaan dalam hubungan mereka, berikut adalah beberapa pertimbangan saat orang tua berupaya mendapatkan kembali kepercayaan:

Ajak ngobrol

Kembali ke dialog terbuka di awal, kemudian diskusikan apa yang terjadi, bagaimana perasaan kita sebagai orang tua, bagaimana perasaan anak kita, konsekuensinya, dll. Mendapatkan kembali kepercayaan membutuhkan waktu dan konsistensi. 

Kadang kita harus kembali ke titik awal untuk membangun kepercayaan. Dengan menunjukkan secara konsisten komitmen untuk kembali ke hubungan saling percaya dan suportif, baik orang tua dan anak akan perlahan-lahan bisa mencapainya, meskipun tetap butuh waktu.

Berikan kesempatan tetapi tegaskan kembali batasan dan konsekuensi

Situasi bisa bertambah buruk ketika kita beralih dari hubungan saling percaya yang tadinya asyik (tapi karena satu kesalahn berubah) ke hubungan tidak saling percaya dengan banyak aturan atau batasan, saling bermusuhan dst. Orang tua dan anak harus saling terbuka (lihat poin sebelumnya) untuk dapat memberikan kesempatan lagi pada masing-masing memperbaiki hubungan, tetapi ingatkan remaja kita tentang batasan yang memang kita sebagai orang tua merasa itu tidak boleh dilewati untuk anak seusianya misalnya dan apa konsekuensinya.

Habiskan waktu berkualitas bersama

Mendapatkan kembali kepercayaan antara orang tua dan remaja membutuhkan waktu, dan salah satu cara terbaik untuk menyembuhkan setelah kepercayaan rusak adalah menghabiskan waktu bersama melakukan sesuatu yang keduanya sukai, misalnya belanja baju bersama, ke toko bersama, hingga traveling bersama. Ambil jeda dari menavigasi situasi dan emosi, dan dedikasikan waktu untuk bersenang-senang bersama.

Membangun kepercayaan dengan anak adalah jalan dua arah yang akan membantu menciptakan hubungan saling mendukung yang saling menguntungkan. Semoga dengan begitu, kita tidak akan terlalu stres dengan kehadiran seorang dewasa baru di rumah kita. 🙂

Sharing is Caring
  • 1
    Share

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

3 thoughts on “Bagaimana Cara Membangun Kepercayaan dengan Remaja

  1. Pingback: Memperkenalkan Tugas Rumah Tangga Dasar untuk Remaja | Life and Travel Journal

  2. Pingback: Pengalaman Keratin Treatment by Pikaru Home Service | Life and Travel Journal

  3. Pingback: Cerita Weekend Ini: Si Picky Eater  | Life and Travel Journal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *