Day 3, 17 May 2014
Ini adalah hari ketiga liburan, dan kami akan kembali ke Jakarta. Vay bilang gak pengen pulang, dia masih pengen liburan. Huhu..! Seandainya semudah itu, ya, Nak.
Karena sehari sebelumnya tidak sempat naik sepeda, maka hari ini kita pastikan untuk menyempatkan waktu naik sepeda di Gili Air. Pagi-pagi Vay sudah bangun dan gak sabar bangunin ayahnya, sementara saya sudah siap-siap packing.
Kita keluar, cari penyewaan sepeda. Ternyata ya, sepi sekali pagi itu, mungkin kita kepagian? Masih jam delapan lewat, dan penyewaan sepeda belum banyak yang buka. Resto-resto apalagi. Jalan kaki dari ujung ke ujung, sampai Vay digoda-godain terus sama penduduk lokal yang sedang buka kafe. Adek cantiikkk, adek maniiiss. Dan Vay tetap cool dong, meskipun saya tahu, dalam hati dia ge-er, dia hanya senyum datar saja sambil jalan terus. Bu, anaknya cantik sekaliii. Dan saya melambai pada kakak-kakak yang memuji Vay tadi.
Tapi akhirnya ada juga satu abang sepeda yang buka, dan Vay senang sekali bisa naik sepeda dibonceng ayahnya. Saya mengejar dari belakang, dan dia jerit-jerit suruh ayahnya semakin kencang. Gak lama-lama juga sih, karena kita mau ngejar makan ayam taliwang dulu di Lombok.
Setelah main sepeda, kembali ke hotel untuk bersih-bersih, dan sarapan. Setelah itu cabut. Kali ini kita akan naik kapal biasa yang besar itu, karena ternyata kapal carteran dilarang mengambil penumpang ke Gili Air. So, kita tetap carter sih, tapi carter kapal besar, bukan speedboat. Jalan dari belakang Omah Gili, menuju pelabuhan. Oh, ternyata temannya ayah Vay sedang ada di belakang, sedang kerja di sana, jadi sekalian melewati untuk pamit, say thank you dong untuk hospitality-nya selama kami menginap di Omah Gili. Vay ditanya, masih pengen balik lagi gak ke Gili Air. Mauuuu, jawab Vay.
Perjalanan naik kapal besar juga tidak lama kok, dua puluh menit. Vay agak takut ketika kapal sudah mau tiba ke tepian, dan ombak menggoyang kapal ke kanan ke kiri.
Tiba di pelabuhan Bangsal, kami dijemput lagi oleh pak driver yang kemarin. Kami akan menuju RM Taliwang Raya, mau makan siang dulu sebelum mengejar pesawat jam 2. Sepanjang perjalanan, saya dan Vay berlomba menghitung cidomo yang ditemukan.
Ayam taliwang pelecingan, cah kangkung, ayam goreng biasa, tempe goreng, es cincau dan es kepala muda adalah menu utama. Karena ayam gorengnya digoreng kering, agak susah dimakan dan dikunyah oleh Vay. Dia menolak makan ayam itu, akhirnya lagi-lagi makan nasi saja sama tempe goreng, hahah.
Makan siang yang singkat dan nikmat. Harus buru-buru ke airport. Kita bertiga gayanya udah berantakan, dah. Pakai sandal jepit, hehe. Cueklah ya, namanya juga habis dari pantai, tadi turun dari kapal kaki masih berpasir sudah naik mobil, jadi belum sempat cuci kaki sama sekali, gak ketemu keran untuk mencuci kaki.
Di pesawat, semua pingsan dengan sukses. Tiba di Jakarta jam setengah empat sore. Alhamdulillah. Liburan yang singkat tapi sangat berkesan. Semoga bisa kembali lagi ke sini.
Thanks to si ayah sudah bikin acara libur singkat yang asyik begini.
Vaay…. liburan nggak ngajak-ngajak nih.. 😀
Btw, pemandangan lautnya bagus banget. 🙂
Bagusnya bikin kangen… 🙂
Amin.. smoga secepatnya bs ksana lg yah kakakkkk 😀
aminnn..
Kasih senyum mahal buat yg godain ya, Vay. 😀
Hehe iyaa..
woh mantep banget liburannya… semoga menyenangkan…
Thanks yaa..
Vaya gak mabuk laut ya hebat. betah ya di sana sampai gak mau pulang 🙂
Ga mabuk mbak krn memang ga ada ombak sih..
CUma pas mo dekat dermaga aja agak2 goyang karena ada kapal lewat jadi ada ombak hhe..
liburannya asyik banget, Mbak 🙂
liburan yang seru ya zy… 🙂
ngebacanya ikutan happy 🙂