Sekarang setiap beberapa hari selalu ada pe-er untuk Vay dari sekolah. Pe-ernya hanya selembar, dan sekarang ini kebanyakan masih berupa rhyme, beginning and ending consonants. Contohnya, circle the picture that begins with the same sound as the first one: turkey: turtle, pear (turtle), dog: doll, car (doll), atau circle the pictures with the same ending sound of pan: hen, man, can, fan, hat (maka hat tidak termasuk). Di akhir bulan, baru biasanya pe-ernya agak banyak.
Vay itu mood-mood-an bikin pe-er. Kalau gak capek, pulang sekolah sorenya dia langsung menyelesaikan pe-ernya, tapi kalau lagi malas, mesti diingatin bahwa besok pe-er harus dikumpulkan. Waktu baru selesai liburan lebaran kemarin, kita lupa lho kalau dia ada pe-er (yang lumayan banyak pula), dan saat sudah masuk sekolah baru ngeh bahwa ada pe-er yang harus dikerjakan. Terpaksa kita excuse, dan pe-er itu baru diantar besok.
Saya pernah tanya ke nanny-nya Vay, apa teman-teman Vay semua bikin pe-er selalu lengkap? Eh, ternyata ada juga yang gak mau bikin pe-er, kadang cuma mengerjakan satu gambar saja, sisanya enggak. Dan itu tidak masalah (sepertinya) karena inti dari homework itu sendiri kan untuk melatih si anak di rumah mengulang pelajaran. Yang penting pe-er itu harus ditandatangani parents, kalau tidak Miss-nya tidak mau terima. Nanny Vay termasuk sangat cekatan, setiap saya pulang kerja sore hari, di atas meja sudah ada communication book dan homework sheet untuk ditandatangani. Kalau pe-er baru kelar malam hari sebelum tidur dan saya lupa teken, besok pagi-pagi sekali sudah disodorkan minta tekenan.
Oh ya sudah, dengan kenyataan itu saya pun tidak memaksa Vay untuk menyelesaikan pe-ernya bila dia lagi capek. Kalau saya, tidak pernah mau memaksa dia bikin pe-er, jadi tergantung dia mau apa enggak. Awalnya harus dibujuk dulu, tapi kalau dia malas ya sudah gpp, besok saja dikerjakan. Dibujuk dengan bilang kalau itu untuk practise, jadi biar dia gak lupa.
Nah, dari sekian banyak lembaran pe-er itu, yang ada tulisan “Good job, Vaya†itu tidak banyak. Saya baru ngeh juga ini setelah nanny-nya bilang kalau Vay jarang sekali dapat “good jobâ€. Saya memang tak pernah periksa lembaran pe-ernya, apakah ada reward or gak, soalnya di kelas KG ini kan (ceritanya) sudah benar-benar belajar kan, jadi reward mungkin tak terlalu jadi perhatian utama Miss-nya. Saya pun penasaran dan kemudian memeriksa map berisi lembaran pe-er. Dicek satu-satu. Ouuuww…. ternyata memang Miss-nya meminta kesempurnaan dari si murid. Lembaran yang tidak ada pujian itu pasti ada kekurangannya, seperti: tidak tulis tanggal, atau ada tanggalnya tapi yang tulis bukan Vay sendiri, kolom nama yang kosong, dan yang terakhir adalah tidak menyelesaikan tugas dengan lengkap (circle the short objects and color the tall objects), Vay sudah melingkari tapi tidak mewarnai the tall objects.
Saat saya tanya sama Vay, sudah bisa menulis tanggal belum? Katanya belum bisa. Loh tapi itu ada selembar yang lengkap dengan tanggal dia tulis sendiri, dibimbing mbaknya atau gimana ya? Tapi sekarang, saya selalu menyempatkan diri menemani dia bikin pe-er agar dia tidak kehilangan detil dari instruksi. Kan nanny-nya gak paham bahasa Inggris, jadi biasanya kalau dapat pe-er dari sekolah, dia tanya dulu ke Miss-nya ini pe-ernya disuruh ngapain. Kalau pe-ernya mudah, mewarnai atau tracing, dia bisa paham. Kalau sudah masuk ke rhyme, baru gak ngerti.
Saya sih sebenarnya tak masalah mau ada nama dan tanggal atau tidak. Yang penting instruksi dari pe-ernya itu yang bisa dipahami oleh anak. Cuma ya kalau dari sekolah mengharuskan begitu, gak bisa juga cuek sih. Ini bagus juga untuk membiasakan anak teratur dalam segala hal termasuk menulis nama dan tanggal di lembaran pe-ernya. Who knows kan dia sama temannya di kelas saling membandingkan siapa yang paling banyak dapat “good jobâ€.
Semoga kelak Vaya menjadi anak yang pintar ya. ga boleh malas. nanti kalau malas, kadar kelucuannya berkurang 90%.
sepupu ku yang SD kelas 1 juga PR nya segambreng. kasihan kadang ngelihat sepupu ku itu.
jangankan anak kecil, orang dewasa aja klo dipaksa ngerjain sesuatu, banyak yang ga suka 😀
tulisan Vaya sudah bagus ya….,senang ya Vaya sekolahnya?
alhamdulillah senang sekolahnya 🙂
two thumbs up!
🙂
waduh saya belum sampai ke fase ini… semoga kalau sudah sampai saya juga bisa melaluinya dengan baik… dan tidak perlu di paksa… biarkan dia bahagia untuk tetap bermain..
iya, kalau lihat anak main dan dia happy, jadi ikut senang ;)..
Memang susah ya, mendidik anak kecil supaya “rajin”. 😀
Semoga Vaya makin pinter dan makin banyak good job, ya.
Benar. Karena anak2 masih mikirnya yang fun itu main ya dia maunya main terus, belajarnya malas…
Barangkali karena begitu maka konsep bermain sambil belajar atau belajar menyenangkan perlu dikembangkan, yak.
Ya, setuju. Belajar kalau bikin capek dan serius2 banget, anak2 pasti gak akan betah…
emang sih sebaiknya jgn di paksa.. kalo dipaksa anak2 mala jd ilfil.. Selamat ya Vaya, semoga semakin byk “good job”nya 🙂
makasih ya tante…. semoga semakin semangat nih vaya…