Jangan Malas, Ya…

Sudah seminggu ini saya bongkar-bongkar cPanel lagi. Awalnya gegara mau masukin script terus gagal dan web mendadak error, kemudian minta bantuan Okta untuk membenahi script theme bawaan ini, akhirnya mau tak mau saya jadi buka cPanel dengan tujuan membackup agar bisa mengupdate wordpress terbaru.

Dari pertama kali blog ini nyala, saya pakai sPanel, nah kira-kira setahun belakangan inilah baru migrasi ke cPanel. Sejak migrasi itu saya jarang banget buka cPanel, soalnya waktu itu ada Yna as my web admin. Tapi sekarang gak bisa lagiiii…..! Berhubung Yna belakangan ini busy, jadi saya mau tak mau harus mengoprek sendiri. Deg-degan saat membukanya lagi setelah setahun, dan mengingat-ingat lagi harus masuk ke mana hahahah…

Syukurlah ada Okta yang bersedia memberikan tutorial yang mudah diikuti untuk membuat backup dan menarik data backup ke lokal, baru setelah itu bisa upgrade wordpress. Bayangkan, saking lamanya otak ini tidak dilatih, saya lupa kalau user name dan password database itu tidak sama dengan user name cPanel. Pantas saja gak bisa login ke phpMyAdmin, lol. Bongkar wp-confiq dulu deh biar nemu.

Sempat terjadi error database juga ketika dilakukan migrasi server. Karena ada satu domain saya yang ketinggalan, saat pihak Masterwebnet melakukan sinkronisasi ulang, eh postingan tehsusu yang terakhir (ngobrol bareng) hilang. Saya sampai telepon ke Masterwebnet pagi-pagi untuk menanyakan kenapa hilang setelah dilakukan sinkronisasi, tapi sampai siang teknisi MWN bilang data tanggal 13 September tidak ketemu. Emosi dong pasti, masalahnya bukan gak mau bikin repost, tapi komentar mana bisa repost. Kan kasihan teman-teman yang sudah susah payah memberikan komentar, malah hilang. Singkat cerita, dua hari kemudian MWN mengirimkan tiket balasan, postingan sudah ketemu. Jadi postingan repost saya hilang, dan postingan tanggal 13 kembali. Beuh. Ribetnya. Tapi jadi pelajaran sih, akhirnya sekarang meniatkan diri untuk rutin melakukan backup manual. Jangan pernah 100% mengandalkan penyedia hosting.

karena ga ada foto saya di depan laptop, foto vay saja deh :)

Nah dua hari lalu, ceritanya ada seorang rekan kantor yang datang ke kubikel kami. Sebenarnya dia mau cari teman saya yang kebetulan tidak ada di tempat, tapi demi melihat ada saya, akhirnya dia memutuskan untuk bertanya pada saya. Rekan kerja saya ini bilang dia mau buka email yang sudah dia create di domain pribadinya tapi tidak tahu dari mana. Tanya punya tanya, ternyata domainnya itu belum dibayar, dia sekadar mengecek saja dari google, sudah booked tapi belum dia bayar. Dan dikiranya kalau domain sudah ada, berarti websitenya sudah jadi.

Akhirnya dibukalah kursus singkat di siang hari itu, mengenai apa itu domain, lalu tujuannya apa ingin bikin domain (apakah untuk web perusahaan pribadinya, toko online atau untuk blog), dan bahwa agar website-nya jadi maka dia harus mencari tempat hosting, kemudian juga menginstall CMS sesuai yang dia butuhkan. Saya sih menyarankannya untuk mencari seorang web developer agar dia (yang memang masih sangat awam) tidak perlu repot (dan merepotkan orang lain). Karena dia memaksa ingin selesai hari itu, saya akhirnya mengarahkan dia ke Masterwebnet (see, MWN harusnya bayar saya nih, saya sudah bawa berapa orang ke mereka coba). Singkat cerita, setelah beberapa kali bolak-balik ke tempat saya, sore itu dia sudah selesai melakukan pembayaran domain dan hosting. Saya bilang, sip kalau begitu, tinggal tunggu email berisi user & password untuk masuk ke cPanel. Dan jangan lupa mencari adminnya.

Besoknya, pagi-pagi sekali rekan saya itu datang lagi ke meja saya. Katanya sudah dikasih username dan password untuk masuk ke cPanel, minta diajari bagaimana membuka dan membacanya. Baiklah. Saya buka dan kasih tahu mana saja yang boleh dan tidak boleh dia kutak-katik. Lalu saya tanya lagi, sudah ada belum web adminnya? Katanya pegawainya ada 7 orang. Itu kan pegawaiiiii, bukan web admin. Yang mau handle website ini siapa nanti? Saya sudah mulai merepet karena tak sabar. Please, ini pagi hari dan saya sedang menyiapkan konten saat dia datang. Katanya dia yang akan handle sendiri, tapi kok handle sendiri gak mau belajar? Saya bilang, harus buat database dulu, lalu saya tunjukkan menu tutorial yang ada, agar dia bisa melihat langsung videonya. Sambil nonton itu, dia minta saya yang meng-create databasenya. Saya menolak, saya bilang, “Mas, kalau nanti memang kamu yang mau handle ini sendiri berarti kamu harus belajar, harus dikerjakan sendiri biar ngerti. Makanya harus punya admin kalau gak mau repot.” Maaf ya jadi agak judes, soalnya sebel sama orang yang mau tinggal terima beres tapi gak mau usaha dulu.

Saya kan bukan programmer, saya hanya tahu basicnya saja. Dan kebutuhan dia juga beda, dia mau bikin web perusahaan, bukan mau bikin blog. Dikasih tahu dia harus ngapain aja, tapi gak dicatat, mungkin dikiranya saya bisa diandalkan kali ya. Padahal seminggu sebelumnya saya kan panik saat web error.

Hellow, lima tahun lalu saya juga belajar sendiri, googling sendiri, pusing sendiri (karena hubby gak mau bantuin, katanya saya harus belajar sendiri, kalau sudah benar-benar mentok baru boleh tanya). Saya mulai malas ngerjain sendiri sejak themenya custom, makanya diserahkan pada Yna. *dan lihat akibatnya karena memelihara penyakit malas.

Dulu ada teman saya juga yang bingung saat pertama kali mau bikin blog dengan domain pribadi, dia juga pusing saat pertama kali membuka sPanel, tapi dia masih mau belajar. Sambil dikasih tutorial (via YM), dia mencoba langkah demi langkah dan dia senang sekali ketika akhirnya blog itu jadi. Cihuy!

Nah, gak susah kan? Intinya sih kalau mau belajar ya gak susah. Kalau sudah nyerah karena levelnya sudah advanced, baru kita serahkan pada ahlinya! Siapa ahlinya? Ya carilah!

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

38 thoughts on “Jangan Malas, Ya…

  1. Inilah alasan saya juga malas buat blog di WP, karena penyakit satu yaitu Malas, Padahal kalo dipelajari sedikit demi sedikit, ga bakalan susah kan??? mulai dari buat email ampe install plugin dan CMSnya,,,

  2. banyak sekali yang harus dipelajari, menapak jalan pintar blogging via trial and error (and error and error)… enjoy! hosting di luar? 2013. hehe…

  3. Wah, pengalamannya sama, tapi masih pinteran situ.
    Saya juga baru ngubek-ngubek cpannel, berharap ada space yang bisa dihapus. Tapi nggak terlalu berani mengotak-atik juga. BTW, apa bedanya spanel dg cpanel?

    • Oh iya. sPanel itu sebutan untuk “control panel” nya Masterwebnet. Jadi mrk buat sendiri, basisnya Linux, dan kelebihannya (katanya) lebih aman dari error yg sering terjadi apabila pakai cpanel. Sayangnya tak semua terbiasa dgn sPanel jadi ‘kesulitan’. Karena saya dr awal biasa sPanel malah bingung wkt pindah ke cPanel, tapi teman saya yg kmrn create theme memang lbh suka pakai cPanel, jadi saya pun pindahlah….. Dan krn skrg tak ada admin, belajar sendiri lagi :).

  4. Menarik cerita pengalamannya mbak,… Web saya juga baru saja selesai dari masalahnya. Nah ada satu yang mau saya tanyakan mbak,… dimana bikin design tehsusu.com ini?… bisa sharing?… saya juga rencana mau mengcostum tampilan web saya,.. maksih mbak

    • Maaf baru balas komen ini.
      Theme Tehsusu yang dulu itu namanya M-Women Best, free tapi kemudian dicustomized sedikit oleh teman. Kalau sekarang mas berkunjung lagi ke blog saya, themenya sudah ganti…. Saya cari yg reponsive, jadi bisa menyesuaikan sendiri saat diakses dari dekstop, tablet or small screen (smartphone). 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *