hunting foto di kebun raya bogor

Hunting Foto di Kebun Raya Bogor

Ini adalah cerita dua minggu yang lalu. Dua hari sebelum hari H, teman saya Leo mengirim informasi acara hunting foto di grup Receh, grup kami yang sangat alakadarnya, hanya sebagai tempat kirim berita tapi acara jalan-jalan dan motret selalu jadi wacana haha.

Saya pun ikut mendaftar, karena biayanya cukup murah. Daftar Rp75,000 sudah dapat 3 model untuk difoto. Pembuat acaranya Insta Nusantara.

Hunting Foto di Kebun Raya Bogor

Awalnya kami berencana ketemu di Stasiun Bogor. Saya nanti rencana naik dari Manggarai, lalu dua teman saya, Om Leo dan Om Tito naik dari LA. Tapi kemudian Om Leo bilang dia ternyata jam 7 pagi sudah harus di lokasi karena dia panitia, jadi dia batal naik KA.

Eh ternyata Om Tito juga berubah pikiran. Dia tidak jadi naik KA karena katanya dia bakal capek berat kalau pulangnya nanti, apalagi dia rumahnya di BSD. Dan besoknya kan ngantor.

Saya mulai galau, apakah saya bawa mobil saja? Masalahnya adalah saya selalu nyasar setiap kali menggunakan GPS. Jadi keder gitu kalau harus pergi nyetir ke tempat yang saya awam.

Tapi Om Tit kemudian menawarkan saya barengan saja sama mobil dia. Dia paham kali ya kalau saya keder naik kereta karena memang belum pernah. Apalagi ternyata kalau naik kereta, dari St Bogor ke Kebun Raya Bogor itu masih cukup jauh. Jadi ujung-ujungnya durasi perjalanan pun sama lamanya.

Pas hari H, saya menunggu di Green Terrace TMII, dan kecepetan datang dong. Saya memang begitu, tidak bisa telat. Janjian jam 6.30, jam 6 pula sudah sampai. Yang baru buka cuma A&W.

Sekitar jam 6.32 teman saya tiba, dan kami lanjut ke Kebun Raya Bogor. Oh ternyata kalau pergi pagi aman banget trafficnya. Tak sampai satu jam kami sudah sampai.

Harga Tiket Masuk Kebun Raya Bogor

Untuk HTM, Rp25,000 per orang, biaya parkir mobil Rp50,000 untuk seharian, dan wajib membeli voucher Rp50,000 yang bisa ditukarkan dengan makanan minuman atau souvenir. Lumayan costly sih. Sepertinya tenant-tenant di dalam KRB kurang laku, sehingga pengunjung dipaksa membeli voucher di depan gerbang masuk.

Kami membayar Rp100,000 saja karena tiket masuk sudah di-cover oleh biaya pendaftaran Hunting Foto di Kebun Raya Bogor yang sudah kami bayar kemarin.

Foto Tema Kemerdekaan RI

Acara dimulai jam setengah 9 pagi dengan sharing session dari seorang narsum. Kalau menurut jadwal seharusnya jam 9 sudah mulai motret, karena target selesai jam 12 siang. Tapi bagaimana bisa on time, kalau modelnya saja datangnya barengan sama para fotografer, padahal mereka masih harus make up dulu. Alhasil kita motret juga mundur jamnya.

Eniwei, hari Minggu kemarin itu, Kebun Raya Bogor cukup ramai, tapi masih aman alias tidak membludak. Banyak keluarga dan rombongan datang untuk piknik atau jogging. Sampai hari siang pun udara Bogor yang panas tetap masih terasa sejuk.

Tema foto hunting hari itu adalah tema kemerdekaan jadi semua model berpakaian serba merah putih. Kami tidak berjalan terlalu jauh mengelilingi KRB, jadi hanya memotret di dekat area depan, di situ banyak pohon-pohon besar yang bisa dijadikan background foto.

Tentu saja untuk semua kegiatan ini tidak gratis. Komunitas tetap harus membayar sejumlah biaya untuk menyewa ruangan serta izin memotrer di KRB. Larangan yang diberlakukan oleh mereka hanyalah tidak boleh membawa drone dan lensa tele. Membuat saya bingung, lensa tele seperti apa maksudnya?

Berikut beberapa fotonya.

hunting-foto-di-kebun-raya-bogor-zizy-damanik

Selesai dari acara, saya bersama Om Tit dan Om Le yang barengan panitia makan siang dulu di Soto Kuning pak siapa gitu kok lupa haha. Pokoknya yang paling ujung kalau kita jalan dari KRB. Soalnya peserta tidak dikasih snack apa pun jadi wajar jadi kita lapar berat.

Sebenarnya tadi itu ada wacana ingin lanjut street photography, tapi hari sudah sangat siang dan kami semua sama lelahnya. Maklumlah ya sudah bapak-bapak ibu-ibu jadi rasanya kok lebih enak kasur di rumah ya hahah.

Pulang dari Bogor jam 3 sore ke arah Jakarta. Jalan tol mulai padat dengan kendaraan yang masuk ke Jakarta. Saya turun di UKI, lalu naik Grabcar pulang ke rumah. Alhamdulillah sampai di rumah jam 5 dan langsung lanjut makan lagi. Karena masih lapar!

4 Comments

  1. Lensa Tele maksudnya Lensa Zoom Mbak.. Karena di dekat Kolan Gunting itu belakang istana Presiden, pemakaian lensa zoom yang untuk jarak jauh memungkinkan seseorang dengan lensa itu merekam kegiatan di bagian Istana Bogor. Jadi dianggap berbahaya karena Istana Bogor termasuk fasilitas negara yang dilindungi dan keamanannya harus dijaga. Istilahnya Ring 1 mbak…

    Kalau soal resto di dalam Kebun Raya ga laku, ya emang ga laku.. wong kebanyakan rasanya kurang enak dan harganya doang yang mahal. Kalau saya sendiri pilih memarkirkan kendaraan di IPB saja dan kemudian jalan kaki sedikit ke Pintu 1 atau 3 daripada dipaksa harus beli voucher makanan di sana. Ga worth menurut saya mah.

    Ongkos parkir di IPB atau seberang Kebun Raya Bogor, seperti di Jalan Suryakencana, cuma 1/10 nya saja dan jajan biasanya saya lakukan setelah keluar KRB.

    Kalau ada rencana nyetrit di Bogor Mbak, bisa ajak saya.. hahaha saya bisa jadi guide kok, gratis lagi.. hahahaha.. Kebetulan, saya dan rekan rekan sesama fotografer penggemar street photography lumayan sering jalan ngider di Bogor tuk cari momen. Bukan cuma yang sesama Bogor yah, tapi juga ada lumayan banyak dari Jabodetabek kita kerap main berburu foto di Surken dan lain lain.

    Cuma, saya mah bukan foto modelan kayak di atas … hahaha lebih suka momen rutinitas hidup di ruang publik saja…

    • Zizy Damanik

      Ya kali masa saya gak tahu lensa tele itu lensa zoom. I mean, semuanya harus clear di panjang focal berapa yang gak boleh dibawa. Ya bolehlah nanti kalau teman2 saya pada hunting lagi ke Bogor mungkin bisa ketemu hunting bareng.

  2. uwaaaaah bagus2 hasilnya mba :D.. kesan mistik nya dapet yaaa, apalagi karena background gelap dengan batang pohonnya yg besar :D. cakeeep ^o^.

    iya sih, kalo ke bogor itu aku juga ga pernah naik kereta, dan krn ga ada pengalaman di naik itu, kalo ada acara di sana pasti minta anterin suami. atau naik keretanya ama suami, krn dia lebih paham jalur kereta. ntah kenapa kalo commuterline jakarta ini aku msh sereeeem, mungkin kebawa cerita anak2 buah ku yg selalu pake commuter line di saat jam sibuk :D.. ruamenya ngeriii hihihi.

    • Zizy Damanik

      Iya… makanya aku juga karena belum pernah itu keder ya haha.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *