Annyeonghaseyo!
Jam delapan pagi waktu setempat, pesawat Garuda Airlines yang kami tumpangi akhirnya mendarat dengan selamat di Incheon International Airport Korea Selatan. Bergegas ke toilet untuk refreshing – cuci muka dan sikat gigi – dan melemaskan badan sedikit setelah menempuh perjalanan tujuh jam.
Ceritanya, minggu lalu saya dan Vay serta seorang teman berlibur selama beberapa hari di Korea Selatan. Kami membeli paket perjalanan lengkap untuk kepergian pertama kali kami ke Korea Selatan ini, demi mendapatkan kenyamanan. Rombongan kami berjumlah 19 orang berangkat dari Jakarta, dan begitu tiba di Korea, kami mendapatkan 1 orang local guide yang bisa berbahasa Indonesia, serta 1 asistennya.
Tujuan pertama kami adalah Nami Island. Dari Incheon, bus melaju langsung menuju Gangwon-do, area tempat Nami Island ini berada. Jarak dari bandara ke Soeoul adalah 66KM, lumayan jauh. Kenapa jauh? Karena di Korea harga tanah mahal, sehingga pemerintah memilih untuk membangun bandara di Incheon.
Jam setengah dua belas, bus tiba di dermaga. Perut sudah keroncongan, karena di pesawat tadi saya dan Vay tidak selera dengan makanannya. Kami makan siang dulu di sebuah restoran, dengan menu barbeque chicken. Rasanya nikmat sekali. Ayam, lobak, plus sop. Entah karena sudah kelaparan, rasanya nasi di Korea kok enak banget ya? Tapi mungkin juga karena saya sudah lamaaaa sekali tidak makan nasi, dan kemarin itu akhirnya saya makan nasi setengah mangkok, jadi rasanya ya nikmat. Hahah. Tapi kemudian sadar diri. Mangkok nasi dipinggirkan, dan perbanyak ayamnya saja.
Saya suka dengan cara orang Korea menyajikan nasi. Mereka menggunakan mangkok stainless khusus dengan tutup, sehingga nasi bisa tahan panas cukup lama. Jadi kalau mau tambah nasi pun, tetap dikasih sudah dalam mangkok, bukan dalam tempat nasi kayak di sini. Menarik, dan ini jadi salah satu item yang saya beli untuk dibawa pulang kemarin. Heh heh.
Satu yang surprais adalah ketika si petugas resto (cowok Korea yang bisa sedikit bahasa Indonesia) datang membawa telor ceplok untuk Vay, padahal tidak diminta. Ternyata dia aware ya kalau anak-anak biasanya picky urusan makan, dan telur adalah makanan paling aman. Dan ternyata saya baru tahu dari Onni Lusi, local guide kami, kalau harga telur di Korea mahal, jadi baik hotel dan restoran jarang menyajikan telur. Makanya saya appreciate sekali sama si oppa.
(Oh iya mungkin ada yang belum tahu, oppa adalah panggilan untuk pria Korea, dan onni adalah panggilan untuk perempuan Korea)
Kamsahamnida, Oppa!
Setelah makan, kami bersiap untuk menyeberang ke Nami Island. Onni Lusi sudah mengambil VISA untuk kami semua untuk masuk ke Naminara Republic. Kok ada visa? Sebenarnya ini adalah tiket biasa, hanya memang Nami Island ini dianggap sebagai negara sendiri, negeri buatan Korea tentu saja. Jadi layaknya kalau mau masuk ke satu negara, tentu harus pakai visa. Untuk kami, kami membayar 8000 WON untuk tiket ke Nami Island.
Maka menyeberanglah kami dengan kapal feri, dengan waktu tempuh kurang lebih 10 menit saja. Kapal feri ini dihiasi berbagai bendera dari berbagai negara di seluruh dunia, sebagai pertanda bahwa Nami Island sangat welcome terhadap pelancong dari semua negara.
Eniwei, karena kemarin kami berangkat di akhir musim semi dan awal musim panas, maka sudah tidak banyak sakura yang terlihat. Hanya beberapa yang kami lihat dari bus dalam perjalanan, serta satu pohon sakura di dermaga. Meski sedikit berdebu, tapi tentu saja tetap indah, karena baru pertama kali melihat sakura.
NAMI ISLAND,
Pulau yang namanya diambil dari nama pahlawan Korea Selatan, Jenderal Nami, adalah sebuah pulau kecil dengan luas sekitar 460.000 meter persegi, terletak di area Bendungan Cheongpyeong, Chuncheon-si. Bagi para pecinta drama korea, mungkin sudah tidak asing dengan view lansekap pulau ini, karena Nami Island ini memang menjadi tempat shooting serial drama “Winter Sonata” dengan bintangnya Bae Yong-jun dan Choi Ji-woo. Sejak diproduksi pada 2002, drama korea yang satu ini meledak dan pulau Nami ini pun jadi terkenal sebagai pulau “Winter Sonata”.
Maka tak heran kalau di dalam pulau ini kita akan menemukan beberapa spotnya Winter Sonata. Salah satunya adalah sepeda (yang sudah berkarat tentu saja) yang dipakai di drama tersebut, juga dipajang di sana.
Nami Island ini juga adalah salah satu tempat favoritnya orang Korea. Kemarin pulau ini ramai oleh pengunjung, orang-orang Korea datang sekeluarga untuk piknik di pulau ini, dan sebagaimana layaknya pulau atau negara sendiri, di dalam Nami Island ada banyak fasilitas dan juga hiburan. Ada pertunjukan musik, atraksi barongsai Korea, berkeliling pulau dengan sepeda, dan banyak lagi.
Yang wajib adalah berfoto di deretan pohon yang menjadi ikonnya Winter Sonata. Kata mereka kalau gak foto di sini berarti belum sah main ke Nami Island! Yeah dengan banyaknya pelancong, susah juga sih dapat foto dengan background kosong. Jadi selalu ada orang di belakang kita. Surpraisnya, ada satu cowok orang Indonesia — yang mungkin melihat kami bertiga bingung mau minta tolong foto ke siapa – mendekati dan menawarkan diri memotret kami. Ternyata dia bekerja di Korea, dan saat itu sedang main juga ke Nami Island. Another good thing.
Sebuah papan besar bertuliskan “Welcome to Naminara Republic” dihiasi dengan banyak bendera negara menampang di sana. Di kiri kanan jalan juga banyak terdapat patung ucapan selamat datang, salah satunya Indonesia.
Tidak lama waktu yang kami habiskan di Nami Island ini karena kami masih harus melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya. Setelah berkeliling dan foto-foto kami menyempatkan membeli ice cream dulu. Antriannya panjang! Harganya 3000 WON, tapi worth sih, rasa manisnya tidak terlalu melekat di tenggorokan. Enak. Kalau Nona Vay setia dengan rasa coklat, saya dan teman saya Anm memilih rasa yoghurt blueberry.
Ada beberapa good little things di hari itu yang saya note. Seperti si pegawai resto yang memberi telor ceplok ke Vay tadi, kemudian ketemu orang Indonesia lokal, dan yang terakhir adalah saat mengantri ice cream itu. Si onni pegawai yang membantu menyiapkan ice cream bertanya, asal saya dari mana. Dan dia tersenyum ketika mendengar jawaban saya, Indonesia. Senang rasanya mengetahui dia notice dengan negara kita.
Saya bikin video amatirnya di sini, tidak sempat shoot semua karena sibuk lari sana sini dikejar waktu. Tapi terima kasih sekali lho bagi yang sudah menyempatkan menonton. 🙂
-ZD-
Makan nasi baru kenyang Ya Kak…..heee
Seru tripnya, Jadi Penasaran pengen ke Nami Island…
Hahah… ya makan nasi sedikit saja rasanya sudah luar biasa. LOL.
wah pulau Namiii, kangen, sudah berdaun hijau sekarang, cantiknya pulau itu ya mbak, eh saya juga makan takalbinya di restoran sebelum masuk ke gerbang pulau nami
Benar Mbak, sekarang mulai berdaun hijau… cantik semua di pulau itu…
waahh. asyik banget ya mbak. di videonya lebih kelihatan jelas suasana nami islandnya. jadi gak pohon aja gitu ?
Benar, pulau ini cukup luas untuk dikelilingi. Cukup asri juga karena dirawat.
Nami Island di Korea ini memang bagus ya Mbak. Foto2nya ciamik nih. suka lihatnya. Dan Zay itu mirip banget sama mbak ya.
seru bgt nih jalan2nya ..Vaya kliatan enjoy ya
Iya Mbak …. butuh piknik juga sama kek maknya.
Waaah pohon2nya udh mulai berdaun yaaa.. Aku kesana february kmrn dan msh gundul :p berharap waktu itu nami island msh putih salju mba, tp ternyata saljunya udh cair :D.
Suka ih ke seoul.. Trutama aku paling suka dgn kulinerannya dan brg2 di sana 😀
Nah kemarin ke Seoul, gak sempat keliling banyak jadi belum menemukan barang2 yang lucu nih…
Asik nya jalan jalan ke korea. Seneng ya kalo ketemu org org yg baik… 🙂
Iya Man. Ketemu orang baik itu sesuatu banget.