[soliloquy id=”7314″]
Setelah menghabiskan waktu sekitar dua jam di Batu Secret Zoo, rombongan kami langsung menuju ke Museum Angkut, tempat wisata lain di Batu yang tersohor.
Baruuuu saja meletakkan pantat dan men-charge handphone, bus sudah sampai. Tipe orang Jakarta dong, terbiasa macet di jalan, jadi bayangannya ini akan cukup lama dari zoo ke Museum Angkut. Ternyata dekat! Bus kami parkir di lahan yang cukup luas dan kami berjalan kaki sedikit menuju area Museum Angkut. Sekilas saya merasa seperti memasuki Gotemba Premium Outlet.
Yang membuat tempat ini menarik adalah Pasar Apung yang harus kami lewati sebelum tiba di depan pintu masuk museum. Yang dimaksud dengan Pasar Apung adalah para penjual makanan di atas perahu di atas sungai. Kanan kiri adalah penjual aneka cinderamata hingga jamu. Mereka menawarkan setiap pengunjung mencoba dulu jamu dalam cup kecil, bila tertarik bisa membeli kemasan botolnya. Kami tiba di sana sudah agak sore, jadi suasana sudah mulai adem. Untuk tiket masuk, perorang dikenakan Rp 80,000 dan karena saya membawa kamera maka harus membayar lagi Rp 30,000. Yeah, lumayan juga ya harganya. Padahal begitu sampai di dalam, saya susah juga mendapat foto yang proper karena lightingnya kurang. Udah berat pula kameranya. Ah sudahlah, mengeluh saja kerjamu. LOL.
Sesuai dengan namanya, Museum Angkut ini adalah museum dengan aneka moda transportasi dari berbagai zaman. Memasuki lantai satu, tempatnya seperti gudang yang luas. Mulai dari kereta kuda, helikopter, sepeda motor, mobil kuno hingga mobil balap, ada di sini. Keren-keren dan membuat mata tak puas memandang dan tangan tak henti ingin memotret. Di depan setiap kendaraan itu ada keterangan mengenai nama dan usia si objek.
Lepas dari situ, lanjut ke lantai dua untuk mendapati aneka transportasi lainnya, seperti kapal. Di lantai dua ini juga ada area untuk memandang keindahan alam kota Batu. Hari mulai gelap dan pemandangan pegunungan dengan langit yang membiru itu benar-benar menyejukkan mata. Saya awalnya tak menyangka kalau tempat ini begitu luas. Ternyata di Museum Angkut ini bukan hanya banyak macam transportasi, tapi di sini juga ada berbagai miniatur landscape negara-negara. Bisa tersesat di sini. Karena kita seperti tak tahu akan dibawa ke mana ini ujungnya. Mulai dari yang pertama kita temukan setelah keluar dari area transportasi adalah Jakarta Tempo Doeloe. Menarik, ada stasiun kota dan juga pelabuhan. Tidak terlalu luas, dan awalnya saya kira sudah selesai dan akan ketemu pintu keluar. Tapi ternyata belum! Setelah itu masuk lagi ke area di mana banyak mobil-mobil kuno dan mobil perang. Saya mengikuti jalan hingga kemudian akhirnya tiba di zona negara-negara.
Di sini, miniatur landmark dari setiap negara dibuat hampir menyerupai aslinya. Perancis, Italy, Hollywood style, Gangster & Broadway, kemudian London, dan banyak lagi. Sukses membuat saya terkagum-kagum. Wah, ini sih memang sepadan dengan HTM! Dan lagi-lagi, teringat Vay! Harusnya bawa Vay ke sini! Dia akan jadi model foto saya yang paling kece tentu saja.
Yang seru ketika tiba di akhir perjalanan. Ketika akan keluar, jalan keluar dibuat seperti gerbong kereta api. Jadi jalannya bergetar-getar dan diiringi suara kereta. Beberapa remaja pria bercanda dengan berlari melompat-lompat di dalam gerbong, membuat jalan semakin bergoyang. Jadi kutunggu sajalah sampai mereka lewat, baru masuk ke dalam. Kalau gak, tar ikutan joget dong.
Pemandangan kota Batu di malam itu terlihat memukau dengan gemerlapnya cahaya lampu. Aduh beneran deh, kota Batu itu indah sekali ternyata dilihat dari Museum Angkut ini.
Yang pasti, kalau ke sini lebih enak beramai-ramai dengan teman, karena bisa saling memotret. Bisa pose lucu-lucuan. Secara saya sendirian, ikut di sini sebagai observer yang mengawali rombongan BrikPiknik Indosat, jadilah tak bisa lucu-lucuan pose. Ini kode sih sebenarnya, berarti nanti harus ke sini lagi bareng teman. Biar seru!
Melangkah keluar dari museum, saya mengamati bahwa tempat ini memang cocok buat wisata keluarga. Banyak pengunjung dari berbagai usia, tua muda, kakek nenek sampai anak-anak. Syukurnya tidak terlalu ramai kemarin itu, mungkin karena sudah kesorean juga, jadi masih bisa foto-foto dengan cukup leluasa.
Keluar dari situ sekitar jam enam sore, kami berkumpul dan makan malam di restoran di sebelah Pasar Apung. Dinginnya kota Batu mulai terasa, dan saya mulai merasa lelah dan kedinginan. Lupa mengeluarkan jaket dari koper. Ini beneran dingin, lho. Tadinya saya pikir hanya sejuk-sejuk biasa, tapi ini beneran kedinginan! Sepertinya Berastagi juga gak sedingin ini, deh. Sampai mikir, saya ini di Indonesia apa di Eropa ya? Benarkah Indonesia punya tempat seperti ini? Agak lebay sih pertanyaan itu memang.
Begitu naik ke bus, sebagian besar peserta rombongan – termasuk saya – mengambil selimut di sandaran kursi untuk menyelimuti badan. Ooohhh jadi itu toh gunanya. Hahah! Soalnya baru kali ini saya naik bus tour yang menyediakan selimut untuk penumpang.
Tiba di hotel jam setengah sembilan malam, badan mulai terasa capek karena belum beristirahat seharian. Beberapa message dari teman-teman di Path mengingatkan, Ayoooo istirahat jangan jalan terus, siapkan stamina lho, kan mau ke Bromo!
Baiklah. Kita hanya punya beberapa jam saja untuk istirahat sebelum tengah malam langsung check out dan jalan menuju Bromo. Cepat tidur! Sehabis bersih-bersih, pakai long john, langsung deh buru-buru tidur.
Ah. Hari pertama yang melelahkan, tapi semua yang saya dapatkan hari itu sungguh menyenangkan. Saya suka dengan perjalanan ini.
Indonesiaku indah, Indonesiaku luar biasa.
berbagai jeni skendaraan ada ya mbak. DI tunggu cerota di Bromonya ya
benar, mba… lengkap di sini.
waah keren ini…
wiiiih ternyata malang juga punya museum yang sangat indah ya di kirain tempat jalan-jalan di cina gituuuu 🙂
Kirain di Cina yah padahal Indonesia ini..
ih…
saya kira di luar negeri, ga tahunya malang 🙂
iri banget liat foto2nya mbak…
kapan2 kalo dapat tugas ke timur jawa (surabaya, pasuruan) saya usahain mampir ke sana
penasaran pengen motret yang miniatur stasiun jakartakota
Kalau sudah di sini, bukan hanya stasiun yang menarik untuk difoto. Semuanya…. keren-keren!
Ya ampun keren banget tempatnya
kaya di luar negeri ya, ngga taunya di Malang euy
Ayo, Mbak. Harus main ke sini.
Wah, ternyata luas ya, Kak. Awak pikir mobil aja yang ada di sana. Beneran deh ini Malang especially Museum Angkut jadi destinasi wisata berikutnya. Makasih infonya, Kak Zizy. Foto-fotonya bikin mata happy pagi-pagi. ^^
Sama-samak Kak Haya.
Mari berkunjung ke Malang…. ^^)
seru ya zy museum angkut ini…
Iya, Man. Luas minta ampun.